MAKALAH GENETIKA
TRANSKRIPSI,TRANSLASI,EKSPRESI GEN
Disusun Oleh :
1.
Denis
Kartika (2016 411
018)
2.
Nadela
Agitaria (2016
411 017)
3.
Syahirul Alim
(2016 411 022.p)
Dosen
Pengampu:
Dewi
Novianti.S.Si,
M.Kes
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses metabolisme di dalam sel merupakan reaksi
biokimia yang dikatalis oleh enzim tertentu, sehingga keragaman proses dan
hasil metabolism ditentukan oleh enzim yangterlibat dalam reaksi tersebut.
Keragaman enzim (baik struktur maupun susunan asam aminonya) itu sendiri sangat
ditentukan oleh susunan cetakannya yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) . Ruas
DNA yang menjadi cetakan untuk mensintesis enzim (protein) yang disebut dengan
gen, sehingga gen merupakan pengendali proses metabolisme atau pengendali kehidupan.
Keragaman morfologi suatu organisme merupakan penampakan gengennya.
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang
dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis
protein. Ekspresi Gen juga dapat diartikan bagaimana sel mengatur untuk
memperlihatkan ciri-ciri mahluk hidup tersebut berdasarkan gen-gen yang
di miliki. Ekspresi gen ini berkaitan dengan sintesis protein, yaitu
proses transkripsi dan translasi. DNA akan mengkode informasi genetik sesuai
kebutuhannya
1.2
Rumusan Masalah
- Apa yang di maksud dengan Transkripsi ?
- Apa yang di maksud dengan Transkripsi ?
- Apa yang di maksud dengan Ekspresi Gen?
1.3
Tujuan
- Agar dapat mengatahui yang di
maksud dengan Transkripsi
- Agar dapat mengatahui yang di
maksud dengan Transkripsi
- Agar dapat mengatahui yang di
maksud dengan Ekspresi Gen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekspresi Gen
Ekspresi
gen
merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik (dalam bentuk urutan basa pada DNA atau RNA) menjadi protein, dan fenotipe. Informasi yang dibawa oleh bahan genetik tidak
bermakna apa pun bagi suatu organisme jika tidak diekspresikan menjadi fenotipe. Ekspresi gen adalah proses
penentuan sifat suatu organisme oleh gen. Suatu sifat yang dimiliki oleh organisme merupakan hasil metabolisme yang terjadi di dalam sel.
Gen tersusun dari molekul DNA, sehingga gen menentukan sifat suatu organisme. Langkah pertama dalam
ekspresi gen adalah transkripsi DNA menjadi RNA.
Gambar 1. Diagram dogma sentral genetika molekuler
2.2 Tahapan Ekspresi Gen
Tahapan pada ekspresi gen terdiri dari 2 tahap yaitu:
a.
Transkripsi
Gambar 2. Transkripsi DNA
Transkirpsi merupakan proses penyalinan / pencetakan kode-kode genetik yang
ada pada urutan DNA menjadi molekul RNA. Pada proses transkripsi hanya 1 untai
DNA yang disalin DNA ® RNA. Sintesis RNA : 5’ ® 3’. Proses tersebut berlangsung di dalam inti sel dan dimulai dengan
adanya pembukaan rantai DNA yang dilakukan oleh enzim bernama helikase.
Setelahnya, terjadi penempelan enzim polymerase di wilayah promoter sekuen gen.
Barulah kemudian enzim polimerasi ini aktif menyalin kode-kode genetis yang ada
di rantai sense DNA sampai bagian triplet basa nitrogen terakhir yang
mengandung informasi yang kemudian akan menghentikan proses penyalinan data.
Proses transkripsi menghasilkan tiga jenis RNA yaitu: RNA duta (mRNA=
messenger RNA), RNA transfer (tRNA = transfer RNA) dan RNA ribosomal (rRNA
=ribosomal RNA). Ketiga jenis RNA ini berperan dalam proses translasi. Hanya
mRNA yang akan diterjemahakan ke dalam protein. tRNA berperan sebagai molekul
pembawa asam amino yang akan dirangkaikan menjadi polipeptida yang sesuai dengan
sandi yang terdapat pada mRNA. rRNA
berfungsi sebagai salah satu penyusun ribosom.
Proses transkripsi dikatalis oleh enzim transcriptase atau RNA polymerase.
Pada organism prokariot seperti E. Coli, hanya terdapat satu jenis RNA polymerase untuk mengkatalisis sintesis
semua jenis RNA. Pada organism eukariot, terdapat tiga jenis RNA polymerase,
yaitu: (1) RNA polymerase I yang berfungsi untuk mengkatalisis pembentukan RNA.
(2) RNA polymerase II yang berperan dalam sintesis tRNA dan beberapa molekul
rRNA, dan (3) RNA polymerase III yang bertugas mengkatalisis proses sintesis
mRNA.
Secara
keseluruhan proses transkripsi dapat
terbagi menjadi empat tahap, yaitu pengenalan promotor, inisiasi sintesis RNA, pemanjangan (elongasi) RNA dan penyelesaian
(terminasi ) sintesis RNA. Masing-masing tahap akan
dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
- Pengenalan promotor
Agar molekul
DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam sintesis RNA, kedua untainya harus
dipisahkan satu sama lain di tempat-tempat terjadinya penambahan basa pada RNA.
Selanjutnya, begitu penambahan basa selesai dilakukan, kedua untai DNA menyatu
kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama kali terjadi pada tempat tertentu,
yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA polimerase di sisi 5’ (upstream)
dari urutan basa pengkode (gen) yang akan ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promotor.
- Inisiasi
Setelah
mengalami pengikatan oleh promotor, RNA polimerase akan terikat pada suatu
tempat di dekat promotor, yang dinamakan tempat awal polimerisasi atau tapak inisiasi (initiation site). Tempat ini sering
dinyatakan sebagai posisi +1 untuk gen yang akan ditranskripsi. Nukleosida
trifosfat pertama akan diletakkan di tahap inisiasi dan sintesis RNA pun segera
dimulai.
- Elongasi
Pengikatan
enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya pada untai DNA cetakan
membentuk kompleks transkripsi.
Selama sintesis RNA berlangsung kompleks transkripsi akan bergeser di sepanjang
molekul DNA cetakan sehingga nukleotida demi nukleotida akan ditambahkan kepada
untai RNA yang sedang diperpanjang pada ujung 3’ nya. Jadi, elongasi atau
polimerisasi RNA berlangsung dari arah 5’ ke 3’, sementara RNA polimerase
sendiri bergerak dari arah 3’ ke 5’ di sepanjang untai DNA cetakan.
- Terminasi
Berakhirnya
polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi atau terlepasnya
enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai DNA cetakan.
Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika
RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut dengan terminator.
2.3 Transkripsi pada Prokariot
Seperti pada penjelasan di atas bahwa transkripsi
merupakan proses sintesis RNA yang dikatalisis oleh enzim RNA polimerase. Enzim
RNA polimerase pada prokariot, khususnya pada bakteri E.coli, promotor s70,
sekurang-kurangnya terdiri atas lima subunit, yaitu alfa (a), beta (b), beta
prima (b’), omega (w), dan sigma (s). Pada bentuk lengkapnya, atau disebut
sebagai holoenzim, terdapat dua
subunit a dan satu subunit untuk masing-masing subunit. Holoenzim RNA
polimerase diperlukan untuk inisiasi transkripsi.
Laju sintesis RNA oleh RNA polimerase E. coli
dapat mencapai sekitar 40 nukleotida per detik pada suhu 37°C. Untuk
aktivitasnya enzim ini memerlukan kofaktor Mg2+. Setiap berikatan
dengan molekul DNA enzim RNA polimerase E. coli dapat mencakup daerah
sepanjang lebih kurang 60pb.
Seperti proses transkripsi pada umumnya,
transkripsi pada prokariot berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengikatan
promotor, inisiasi, elongasi, dan teminasi.
2.4 Transkripsi pada Eukariot
Mekanisme transkripsi pada eukariot pada dasarnya
menyerupai mekanisme pada prokariot. Namun, begitu banyaknya polipeptida yang
berkaitan dengan mesin transkripsi pada eukariot menjadikan mekanisme tersebut
jauh lebih kompleks daripada mekanisme pada prokariot.
Ada tiga macam kompleks RNA polimerase, yang
masing-masing diperlukan untuk transkripsi tipe-tipe gen eukariot yang berbeda.
Perbedaan ketiga macam RNA polimerase tersebut dapat diketahui melalui
pemurnian menggunakan teknik kromatografi dan elusi pada konsentrasi garam yang
berbeda. Masing-masing RNA polimerase mempunyai sensitivitas yang berbeda
terhadap toksin jamur α-amanitin,
dan hal ini dapat digunakan untuk membedakan aktivitasnya satu sama lain.
a. RNA polimerase I (RNA Pol I) mentranskripsi sebagian besar
gen rRNA. Enzim ini terdapat di dalam nukleoli dan tidak sensitif terhadap
α-amanitin.
b. RNA polimerase II (RNA Pol II) mentranskripsi semua gen
penyandi protein dan beberapa gen RNA nuklear kecil (snRNA). Enzim ini terdapat
di dalam nukleoplasma dan sangat sensitif terhadap α-amanitin.
c. RNA polimerase III (RNA Pol III) mentranskripsi gen-gen tRNA,
5S rRNA, U6 snRNA dan beberapa RNA kecil lainnya. Enzim ini terdapat di dalam
nukleoplasma dan agak sensitif terhadap α-amanitin.
Di samping enzim-enzim nuklear tersebut, sel eukariot juga mempunyai RNA
polimerase lainnya di dalam mitokondria dan kloroplas.
2.5 Aktivitas RNA polimerase
eukariot
Seperti halnya RNA polimerase bakteri,
masing-masing RNA polimerase eukariot mengatalisis transkripsi dengan arah 5’
ke 3’ dan menyintesis RNA yang komplementer dengan urutan DNA cetakan. Reaksi
tersebut memerlukan prekursor berupa ATP, GTP, CTP, UTP, dan tidak memerlukan primer untuk inisiasi transkripsi. Namun tidak
seperti pada bakteri, RNA polimerase eukariot yang dimurnikan memerlukan adanya
protein inisiasi tambahan sebelum enzim ini dapat berikatan dengan promotor dan
melakukan inisiasi transkripsi.
2.6 Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam urutan asam
amino. Translasi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA,
dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida
juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin
triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
Proses translasi dalam sintesis
protein ini sendiri mencakup serangkaian penerjemahan mRNA atau kondon
menjadi senyawa asam amino. Termasuk pula penyambungan setiap asam amino yang
cocok dengan mRNA dengan gugus peptide yang kemudian menjadi protein. Organ sel
atau organel yang bertugas secara aktif melakukan proses penerjemahan tersebut
adalah ribosom. Apabila ribosom telah melekat pada triplet mRNA atau kondon
maka t-RNA yang ada di bagian sitoplasma selanjutnya membawa asam amino yang
cocok atau sesuai dengan mRNA atau kondon.
Gambar 3 Langkah-langkahTranslasi
a. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah tRNA
yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. mRNA
yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma selanjutnya didatangi oleh ribosom,
kemudian mRNA masuk ke dalam “celah” ribosom. Ketika mRNA masuk ke ribosom,
ribosom “membaca” kodon yang masuk. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan
basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang untuk
mebaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal
sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk satu, di mana tusuknya adalah
“mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan demikian, proses pembacaan kodon
dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal
kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang.
tRNA masuk ke celah ribosom. Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara
antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom
dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.
b.
Elongasi
Tahap elongasi merupakan tahap pemanjangan rantai asam amino. Pada tahap
ini asam amino - asam amino ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama
(metionin). Ribosom terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon
II. Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon
AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama
kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera
diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino glisin. tRNA
tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida yang
telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses
pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke
dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul
tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang
telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali
pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi
sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang
menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.
c.
Terminasi
Tahap akhir dari translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga
kodon stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA.
Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sinyal untuk
menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian “diproses” menjadi
protein.
2.7 Regulasi Ekspresi Gen
Ekspresi gen
atau sintesis protein dapat diatur, dihidupkan, atau dimatikan. Keberadaan
enzim sebagai katalisator akan menentukan berjalannya proses metabolisme.
Ketika suatu produk metabolisme di dalam sel sudah mencukupi maka raksi
metabolisme tersebut harus dihentikan. Proses pengaturan ini dilakukan dengan
cara menghentikan produksi enzim, melalui penghentian ekspresi gen pengkodenya.
Mekanisme pengaturan ekspresi gen disebut sebagai regulasi ekspresi gen. Pengaturan
ekspresi gen dapat terjadi pada berbagai tahap, misalnya transkripsi, prosesing
mRNA, atau translasi. Akan tetapi, sejumlah data hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan ekspresi gen,
khususnya pada prokariot, paling banyak terjadi pada tahap transkripsi.
Mekanisme
pengaturan transkripsi, baik pada prokariot maupun pada eukariot, secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu (1) mekanisme yang
melibatkan penyalapadaman (turn on and turn off) ekspresi gen sebagai respon terhadap perubahan kondisi
lingkungan dan (2) Rangkaian ekspresi gen yang telah terprogram (preprogramed
circuits). Mekanisme penyalapadaman ini sangat penting bagi mikroorganisme untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan yang seringkali terjadi secara tiba-tiba. Sebaliknya, bagi
eukariot mekanisme ini tidak terlalu penting karena pada organisme ini sel
justru cenderung merespon sinyal-sinyal yang datang dari dalam tubuh, dan di
sisi lain, sistem sirkulasi akan menjadi penyangga bagi sel terhadap perubahan
kondisi lingkungan yang mendadak tersebut. Pada mekanisme sirkuit/rangkaian, produk suatu gen akan menekan
transkripsi gen itu sendiri dan sekaligus memacu transkripsi gen kedua, produk
gen kedua akan menekan transkripsi gen kedua dan memacu transkripsi gen ketiga,
demikian seterusnya. Ekspresi gen yang berurutan ini telah terprogram secara
genetik sehingga gen-gen tersebut tidak akan dapat diekspresikan di luar
urutan. Oleh karena urutan ekspresinya berupa sirkuit, maka mekanisme tersebut
dinamakan sirkuit ekspresi gen.
Induksi dan
represi pada prokariot Escherichia coli merupakan bakteri yang sering dijadikan model untuk mempelajari berbagai
mekanisme genetika molekuler. Bakteri ini secara alami hidup di dalam usus
besar manusia dengan memanfaatkan sumber karbon yang umumnya berupa glukosa.
Apabila suatu ketika E. coli ditumbuhkan
pada medium yang sumber karbonnya bukan glukosa melainkan laktosa, maka enzim
pemecah laktosa akan disintesis, sesuatu yang tidak biasa dilakukannya. Untuk itu, gen-gen pengkode berbagai enzim yang terlibat
dalam pemanfaatan laktosa akan diekspresikan (turned on). Sebaliknya,
dalam keadaan normal, yaitu ketika tersedia glukosa sebagai sumber karbon, maka
gen-gen tersebut tidak diekspresikan (turned
off). Proses yang terjadi ketika ekspresi gen merupakan respon terhadap
keberadaan suatu zat di lingkungannya dikenal sebagai induksi, sedangkan zat
atau molekul yang menyebabkan terjadinya induksi disebut sebagai induser. Jadi,
dalam contoh ini laktosa merupakan induser.
Induksi secara
molekuler terjadi pada tingkat transkripsi. Peristiwa ini berkenaan dengan laju
sintesis enzim, bukan dengan aktivitas enzim. Pada pengaktifan enzim suatu
molekul kecil akan terikat pada enzim sehingga akan terjadi peningkatan
aktivitas enzim tersebut, bukan peningkatan laju sintesisnya. Selain mempunyai kemampuan untuk memecah suatu
molekul (katabolisme), bakteri juga dapat menyintesis (anabolisme) berbagai
molekul organik yang diperlukan bagi pertumbuhannya. Contohnya, Salmonella typhimurium mempunyai
sejumlah gen yang menyandi enzim-enzim untuk biosintesis triptofan. Dalam
medium pertumbuhan yang tidak mengandung triptofan, S. typhimurium akan mengekspresikan (turned on) gen-gen tersebut. Akan tetapi, jika suatu saat ke dalam
medium pertumbuhannya ditambahkan triptofan, maka gen-gen tersebut tidak perlu
diekspresikan (turned off). Proses
pemadaman (turn off) ekspresi gen
sebagai respon terhadap keberadaan suatu zat di lingkungannya dinamakan
represi, sedangkan zat yang menyebabkan terjadinya represi disebut sebagai
korepresor. Jadi, dalam contoh ini triptofan merupakan korepresor.
Seperti halnya
induksi, represi juga terjadi pada tahap transkripsi. Represi sering dikacaukan
dengan inhibisi umpan balik (feedback
inhibition), yaitu penghambatan aktivitas enzim akibat pengikatan produk
akhir reaksi yang dikatalisis oleh enzim itu sendiri. Represi tidak menghambat
aktivitas enzim, tetapi menekan laju sintesisnya.
2. 8 Model operon
Mekanisme molekuler induksi dan represi dijelaskan
menurut model yang diajukan oleh F. Jacob dan J. Monod pada tahun 1961. Menurut
model yang dikenal sebagai operon ini ada dua unsur yang mengatur transkripsi
gen struktural penyandi enzim, yaitu gen regulator (gen represor) dan operator
yang letaknya berdekatan dengan gen-gen struktural yang diaturnya. Gen regulator menyandi pembentukan suatu protein yang dinamakan represor.
Pada kondisi tertentu represor akan berikatan dengan operator, menyebabkan
terhalangnya transkripsi gen-gen struktural. Hal ini terjadi karena enzim RNA
polimerase tidak dapat memasuki promotor yang letaknya berdekatan, atau bahkan
tumpang tindih, dengan operator.
Secara keseluruhan setiap operon
terdiri atas promotor operon atau promotor bagi gen-gen struktural (PO),
operator (O), dan gen-gen struktural (GS). Di luar operon terdapat gen
regulator (R) beserta promotornya (PR), molekul protein represor yang
dihasilkan oleh gen regulator, dan molekul efektor. Molekul efektor pada
induksi adalah induser, sedangkan pada represi adalah korepresor.
Gambar 4. Model operon untuk pengaturan
ekspresi gen
a) komponen operon
b) induksi c) represi
Pada Gambar 4 terlihat
bahwa terikatnya represor pada operator terjadi dalam keadaan yang berkebalikan
antara induksi dan represi. Pada induksi represor secara normal akan berikatan
dengan operator sehingga RNA polimerase tidak dapat memasuki promotor operon. Akibatnya, transkripsi gen-gen struktural tidak dapat berlangsung. Namun,
dengan terikatnya represor oleh induser, promotor operon menjadi terbuka bagi
RNA polimerase sehingga gen-gen struktural dapat ditranskripsi dan selanjutnya
ditranslasi. Dengan demikian, gen-gen struktural akan diekspresikan apabila
terdapat molekul induser yang mengikat represor.
Operon yang terdiri atas gen-gen
yang ekspresinya terinduksi dinamakan operon induksi. Salah satu contohnya
adalah operon lac, yang terdiri atas
gen-gen penyandi enzim pemecah laktosa seperti telah disebutkan di atas.
Sebaliknya, pada represi secara
normal represor tidak berikatan dengan operator sehingga RNA polimerase dapat
memasuki promotor operon dan transkripsi gen-gen struktural dapat terjadi. Akan
tetapi, dengan adanya korepresor, akan terbentuk kompleks represor-korepresor
yang kemudian berikatan dengan operator. Dengan pengikatan ini, RNA polimerase
tidak dapat memasuki promotor operon sehingga transkripsi gen-gen struktural
menjadi terhalang. Jadi, ekspresi gen-gen struktural akan terepresi apabila
terdapat molekul korepresor yang berikatan dengan represor.
Gen-gen yang ekspresinya dapat
terepresi merupakan komponen operon yang dinamakan operon represi. Operon trp, yang terdiri atas gen-gen penyandi
enzim untuk biosintesis triptofan merupakan contoh operon represi.
2.9 Pengaturan ekspresi gen pada eukariot
Telah diketahui
bahwa pada eukariot tingkat tinggi gen-gen yang berbeda akan ditranskripsi
pada jenis sel yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme pengaturan
pada tahap transkripsi, dan juga prosesing mRNA, memegang peran yang sangat
penting dalam proses diferensiasi sel.
Operon, kalau
pun ada, nampaknya tidak begitu penting pada eukariot. Hanya pada
eukariot tingkat rendah seperti jamur dapat ditemukan satuan-satuan operon atau
mirip operon. Semua mRNA pada eukariot tingkat tinggi adalah monosistronik,
yaitu hanya membawa urutan sebuah gen struktural. Transkrip primer yang adakalanya menyerupai polisistronik pun akan diproses
menjadi mRNA yang monosistronik.
Selain itu,
diferensiasi sel sedikit banyak melibatkan ekspresi seperangkat gen yang telah
terprogram (preprogramed). Berbagai
macam sinyal seperti molekul-molekul sitoplasmik, hormon, dan rangsangan dari
lingkungan memicu dimulainya pembacaan program-program dengan urutan tertentu
pada waktu dan tempat yang tepat selama perkembangan individu. Bukti paling nyata
mengenai adanya keharusan urutan pembacaan program pada waktu dan tempat
tertentu dapat dilihat pada kasus mutasi yang terjadi pada lalat Drosophila,
misalnya munculnya sayap di kepala di tempat yang seharusnya untuk mata. Dengan
mempelajari mutasi-mutasi semacam ini diharapkan akan diperoleh pengetahuan
tentang mekanisme pengaturan ekspresi gen selama perkembangan normal individu.
Pada eukariot
tingkat tinggi kurang dari 10 persen gen yang terdapat di dalam seluruh genom
akan terepresentasikan urutan basanya di antara populasi mRNA yang telah
mengalami prosesing. Sebagai contoh, hanya ada dua hingga lima persen urutan
DNA mencit yang akan terepresentasikan pada mRNA di dalam sel-sel hatinya.
Demikian pula, mRNA di dalam sel-sel otak katak Xenopus hanya merepresentasikan
delapan persen urutan DNAnya. Jadi, sebagian besar urutan basa DNA di dalam
genom eukariot tingkat tinggi tidak terepresentasikan di antara populasi mRNA
yang ada di dalam sel atau jaringan tertentu. Dengan perkataan lain, molekul
mRNA yang dihasilkan dari perangkat gen yang berbeda akan dijumpai di dalam sel
atau jaringan yang berbeda pula.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Ekspresi
gen
merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik (dalam bentuk urutan basa pada DNA atau RNA) menjadi protein, dan fenotipe. Informasi yang dibawa oleh bahan genetik tidak
bermakna apa pun bagi suatu organisme jika tidak diekspresikan menjadi fenotipe. Ekspresi gen adalah proses
penentuan sifat suatu organisme oleh gen.
Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam urutan asam
amino. Translasi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA,
dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida
juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin
triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tanpa tahun. Ekspresi Gen (online).
(diakses melalui: https://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_gen, pada tanggal 28 November 2015).
Jusuf, Muhammad. Tanpa tahun. Regulasi Ekspresi Gen
(online). (diakses melalui: http://ocw.ipb.ac.id/file.php/10/Biologi/regulasitextpdf.pdf, pada 29 November 2015).
Niedlich. Tanpa tahun.
Ekspresi Gen dan Regulasinya (online). (diakses melalui: https://id.scribd.com/doc/97237329/Makalah-Ekspresi-Gen-Dan-Regulasinya, pada tanggal 28 November 2015).
No comments:
Post a Comment