Friday, 5 April 2019

LAPOARAN PRAKTIKUM ZOOLOGI Mencit ( Mus musculus )


LAPOARAN PRAKTIKUM ZOOLOGI
Mencit ( Mus musculus )

 








Oleh
Nama : Ratri Ramatika
NIM : 2018 411 013

Dosen Pembimbing :
Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si




PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMABANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Sifat dasar organisme adalah memiliki kemampuan untuk membentuk  individu baru atau membentuk generasi baru untuk mempertahankan kelestarian jenis atau speciesnya. Kemampuan ini dinamakan sebagai kemampuan bereproduksi.
Mus musculus atau biasa disebut mencit rumah merupakan jenis hewan komensal yang telah lama berkohabitasi dengan manusia (Wahlsten, 2011). Mencit rumah mengalami evolusi yang panjang seiring dengan besarnya pengaruh tekanan manusia di sekitarnya. Dalam beberapa kasus, tingkah laku mencit rumah bahkan dapat dikatakan merupakan hasil dari pengaruh lingkungan aktivitas manusia yang kompleks dan tidak stabil (Kotenkova and Maltzev, 2012).
Tahap yang mengawali proses perkembangan hewan setelah gametogenesis adalah fertilisasi. Proses ini mempertemukan kedua macam gamet dan sekaligus memepertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid seperti induknya. Pada mamalia fertilisasi terjadi secara internal. Pertemuan kedua macam gamet terjadi di dalam saluran reproduksi betina. Dalam hubungan ini gamet jantan (spermatozoa) dipindahkan ke dalam saluran reproduksi betina melalui proses kawin (coitus) untuk dapat bertemu dengan gamet betina (sel telur).
Mus muculus merupakan salah satu mamlia yang fertilisasinya internal. Fertilisasi secara internal adalah fertilisasi yang berlangsung di dalam tubuh induknya. Biasanya hewan yang fertilisasinya berlangsung secara internal menghasilkan telur yang matang dalam jumlah yang terbatas dalam satu kali siklus reproduksi, dan biasanya hanya berkisar 1- 15 buah. Pada hewan yangng fertilisasinya berlangsung secara eksternal, jumlah telur matang yang dihasilkan dalam satu kali pemijahan berkisar antara ratusan hingga ratusan ribu buah. Kenyataan ini sangat berkaitan dengan berbagai resiko lingkungan yang dialami oleh ganet setelah dilepaskan dari tubuh induknya antara lain perubahan lingkungan fisik, kimia, dan berbagai faktor biologis lain, seperti kemungkinan untuk dimangsa oleh predator.
Mus musculus di laboratorium terkadang tidak mendapatkan penanganan lama pencahayaan yang tepat, padahal M. musculus juga memiliki ritme sirkadian yang dalam keadaan setimbang akan mempertahankan homeostasis. Perubahan fotoperiodik dapat berdampak pada penyesuaian fisiologi seperti pengaturan massa tubuh (Lu, Zhong, and Wang, 2007), perubahan hormon dan sistem reproduksi (Nelson, 1990).
1.2  Tujuan Praktikum
  1. Untuk mengetahui morfologi tikus putih
  2. Untuk  mengetahui anatomi dari tikus putih


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mencit ( Mus musculus )
Mencit digunakan sebagai hewan model hidup dalam berbagai kegiatan penelitian terutama yang akan diterapkan pada manusia. Hewan ini mudah didapat, mudah dikembangbiakkan dan harganya relatif murah, ukurannya kecil sehingga mudah ditangani, dan jumlah anak sepelahirannya banyak (Yuwono et al., 1994). Hewan ini termasuk dalam philum Chordata, kelas mammalia, ordo Rodentia, familia Muridae, genus Mus dan spesies Mus musculus (Arrington, 1972).
Mencit digunakan dalam berbagai penelitian dan diagnosis dalam bidang obat-obatan dan kosmetik seperti penelitian tentang ketuaan, virologi, anemia, kegemukan, kekerdilan, diabetes melitus, penyakit ginjal dan tingkah laku (behavior). Mencit hidup dalam daerah yang cukup luas penyebarannya mulai dari iklim dingin, sedang maupun panas dan dapat hidup terus menerus didalam kandang (Malole dan Pramono, 1989). Temperatur ruangan untuk pemeliharaan mencit berkisar antara 20-250C dengan kelembaban 45-55% (Yuwono, 1994).
Menurut Storer dan Usinger (1957), klasifikasi mencit adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Mamalia Order : Rodentia Family : Muridae Genus : Mus Species : Mus musculus Mencit (Mus musculus) tergolong hewan menyusui yang dapat dikawinkan pada umur 8 minggu dengan lama kebuntingan 18 – 20 hari, masa estrus 4 – 5 hari, dan masa reproduktif 2 – 14 bulan. Selama masa reproduktif mencit dapat menghasilkan lebih dari 10 kelahiran dan 100 keturunan (Rugh, 1968). Mencit digunakan sebagai objek penelitian karena murah harganya, mudah dipelihara, dan mampu memberikan keturunannya dalam waktu yang pendek (Pradjonggo, 1983).



2.2 Marfologi mencit
Bentuk tubuh mencit memiliki ciri-ciri rambut mencit (Mus musculus) liar memiliki warna coklat pada bagian dorsal dan warna abu-abu terang pada bagian dorsal. Warna mata hitam dan integumen (kulit) kulit berpigmen dan ekor berwarna gelap. Adapun morfometri Mus musculus yakni (Yatim, Wildam. 1994.):
1.      Panjang tubuh total = 153 mm.
2.      Panjang ekor 80-130% dari panjang badan dan kepala = 79 mm.
3.      Ukuran kaki belakang = 16 mm.
4.      Ukuran telinga  = 12 mm.
5.      Ukuran tengkorak = 19 mm.
6.      Rumus puting susu = 3 + 2
7.      Berat tubuh dewasa = 30 - 40 gr.
Mencit (Mus musculus) merupakan hewan yang termasuk dalam famili Murideae (Anonim, 2005). Mus musculus liar atau Mus musculus rumah adalah hewan satu spesies dengan Mus musculus laboratorium. Semua galur Mus musculus laboratorium sekarang ini merupakan keturunan dari Mus musculus liar sesudah melalui peternakan selektif (Smith & Mangkoewidjojo, 1988).

2.3 Organ reproduksi mencit jantan 
Organ reproduksi mencit jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan. Alat kelamin mencit jantan tersusun atas alat kelamin dalam dan luar. Alat kelamin luar berupa penis dan skrotum, sementara alat kelamin dalam berupa testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin.
Sistem reproduksi mencit betina terdiri atas beberapa organ, yaitu ovarium, saluran telur (oviduct atau tuba falopi), uterus (endometrium), vagina, dan klitroris. Ovarium berbentuk bulat, kecil, melekat pada dinding rongga tubuh oleh selaput mesovarium.  Ovarium terdapat sepasang yang jenuh dengan bakal sel telur atau oogonium. Ovarium tersebut akan selalu mematangkan oogonium menjadi telur (ovum) secara bergantian antara ovarium kanan dan kiri dengan cara ovulasi yang selanjutnya akan masuk ke dalam saluran telur atau oviduct. Saluran telur merupakan saluran kecil yang berliku-liku. Ujung anteriornya terdapat tuba falopi yang merupakan tempat masuknya telur yang telah matang dari ovarium.  Selaput penggantung oviduct disebut mesosalphink. Uterus (endometrium) berdinding tebal, tersusun dari oviduct yang melebar pada bagian posterior, dan mempunyai tipe bicornus (tanduk). Selaput penggantung uterus disebut mesometrium. Jika uterus tampak menonjol maka mencit dalam keadaan bunting (Adnan. 2008)
Vagina merupakan persatuan dari kedua uterus, yang lubang keluarnya disebut vulva. Klitoris merupakan penonjolan kecil, anterior dari vulva dan tempat bermuaranya uretra. Klitoris merupakan organ yang ekuivalen dengan penis pada jantan, fundus, antrum. Makanan yang masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan serta melewati otot sfingter. Usus dua belas jari (duodenum) mencit adalah bagian pertama dari usus halus. Makanan yang masuk ke dalam duodenum bisa dicerna oleh usus halus. Jika duodenum sudah penuh, maka duodenum akan memberikan sinyal kepada lambung untuk berhenti menyuplai sari makanan. Usus besar mencit terdiri atas dari kolon asendens (naik), kolon transversum (mendatar), kolon desendens (menurun), dan kolon sigmoid (yang berhubungan dengan rektum). Usus besar menghasilkan sekret yang berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Pada saat mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, namun pada saat mencapai rektum bentuknya menjadi padat.
Ginjal mencit terdiri dari sepasang organ dengan bentuk seperti kacang dan letaknya berada di retroperitoneal di bagian kedua sisi tulang punggung. Ginjal mencit tidak melekat langsung pada bagian dinding tubuh namun dilapisi oleh jaringan lemak. Pada bagian ginjal kanan memiliki ukuran lebih besar, lebih berat dan letaknya lebih anterior. Ginjal mencit jantan memiliki massa lebih berat dan lebih besar.  Organ reproduksi mencit jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan. Alat kelamin mencit jantan tersusun atas alat kelamin dalam dan luar. Alat kelamin luar berupa penis dan skrotum, sementara alat kelamin dalam berupa testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin. Sistem reproduksi mencit betina terdiri atas beberapa organ, yaitu ovarium, saluran telur (oviduct atau tuba falopi), uterus (endometrium), vagina, dan klitroris. Ovarium berbentuk bulat, kecil, melekat pada dinding rongga tubuh oleh selaput mesovarium.  Ovarium terdapat sepasang yang jenuh dengan bakal sel telur atau oogonium. Ovarium tersebut akan selalu mematangkan oogonium menjadi telur (ovum) secara bergantian antara ovarium kanan dan kiri dengan cara ovulasi yang selanjutnya akan masuk ke dalam saluran telur atau oviduct. Saluran telur merupakan saluran kecil yang berliku-liku. Ujung anteriornya terdapat tuba falopi yang merupakan tempat masuknya telur yang telah matang dari ovarium.  Selaput penggantung oviduct disebut mesosalphink. Uterus (endometrium) berdinding tebal, tersusun dari oviduct yang melebar pada bagian posterior, dan mempunyai tipe bicornus (tanduk). Selaput penggantung uterus disebut mesometrium. Jika uterus tampak menonjol maka mencit dalam keadaan bunting. Vagina merupakan persatuan dari kedua uterus, yang lubang keluarnya disebut vulva. Klitoris merupakan penonjolan kecil, anterior dari vulva dan tempat bermuaranya uretra. Klitoris merupakan organ yang ekuivalen dengan penis pada jantan (Adnan. 2008).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 15 Maret 2019, pada pukul 09.30-12.00 WIB di Laboratorium Terpadu Universitas PGRI Palembang.
                         
3.2  Alat Dan Bahan
.a.  Alat
1.    Bak parapin
2.    Alat bedah
                
  1. Bahan
1.      Tikus putih (Mus musculus)
2.       Formalin

3.3.    Cara  Kerja
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Amati morfologi tikus putih
c. Bedah tikus putih untuk diamati anatominya
d. Setelah diamati gambar morfologi pada kertas hasil





4.1 Pembahasan
Mulut mencit terdiri atas 2 bagian yakni (1) bagian eksternal (luar) yang sempit berupa vestibula yang terdiri dari ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi; (2) bagian dalam (internal) atau rongga mulut yang dibatasi dengan tulang maksilaris, palatum serta mandibularis di bagian belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi oleh jaringan epitel berlapis yang dibawahnya terdapat kelenjar halus penghasil lendir. Selaput tersebut penuh dengan pembuluh darah dan ujung akhir dari saraf sensoris. Bibir mencit terletak di sebelah luar mulut dan ditutupi dengan kulit serta dan di bagian dalam ditutupi dengan mukosa
Faring mencit di bagian dalamnya terdapat lengkung faring yang terdapat tonsil  atau amandel yang tersusun atas kumpulan kelenjar limfe. Kelenjar tersebut banyak mengandung limfosit yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi. Letak faring bersimpangan antara saluran respirasi dengan saluran makanan.
Laring mencit secara fisiologi adalah saluran udara yang berfungsi sebagai pembentuk suara yang lokasinya berada di depan bagian faring sampai di ketinggian vertebra servikalis serta masuk ke dalam trakea. Pangkal trakea tersebut ditutup dengan epiglotis yang tersusun atas dari tulang-tulang rawan. 
Jantung mencit berada di atas rongga dada sebelah kiri, diatas diafragma. Jantung terdiri dari 4 ruang dan terbungkus oleh selaput pericardia. Perikardia tersusun atas 2 lapisan, yaitu lamina parietalis dan lamina viseralis . Diantara kedua lapis tersebut terdapat cavum pericardia yang berisi cairan pericardia. Jantung mencit tersusun atas empat ruang, yakni dua atrium (serambi) dan dua ventrikel (bilik). 
Paru-paru mencit lokasinya di dalam rongga dada sebelahnya kanan dan kiri jantung. Paru-paru bagian kanan terdiri atas tiga kelompok alveolus yang merupakan dua lobus paru- paru. Di bagian dalam paru-paru, bronkus bagian kanan memiliki tiga cabang, sementara bronkus bagian kiri memiliki 2 cabang. Cabang dari bronkus dinamakan bronkiolus. Fungsi paru-paru mencit yakni sebagai sistem pernafasan.
Hati mencit berfungsi sebagai homeostasis yang berperan dalam proses metabolisme. Warna hati coklat kemerahan yang terletak di bagian bawah diafragma. Fungsi hati mencit yakni mengubah zat makanan yang diserap dari usus dan kemudian disimpan di organ tubuh lain; mengubah hasil metabolisme untuk diekskresikan kedalam empedu dan urin.
Kantung empedu mencit memiliki bentuk seperti buah pir yang mana organ tersebut sebagai penghubung antara hati dengan usus dua belas jari. Kandung empedu berfungsi untuk menghasilkan getah empedu, sehingga membuat getah empedu menjadi kental. 
Lambung mencit adalah organ yang berbentuk seperti kacang keledai. Lambung tersusun atas 3 bagian, yakni kardia, fundus, antrum. Makanan yang masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan serta melewati otot sfingter.
Usus dua belas jari (duodenum) mencit adalah bagian pertama dari usus halus. Makanan yang masuk ke dalam duodenum bisa dicerna oleh usus halus. Jika duodenum sudah penuh, maka duodenum akan memberikan sinyal kepada lambung untuk berhenti menyuplai sari makanan.
Usus besar mencit terdiri atas dari kolon asendens (naik), kolon transversum (mendatar), kolon desendens (menurun), dan kolon sigmoid (yang berhubungan dengan rektum). Usus besar menghasilkan sekret yang berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Pada saat mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, namun pada saat mencapai rektum bentuknya menjadi padat
Ginjal mencit terdiri dari sepasang organ dengan bentuk seperti kacang dan letaknya berada di retroperitoneal di bagian kedua sisi tulang punggung. Ginjal mencit tidak melekat langsung pada bagian dinding tubuh namun dilapisi oleh jaringan lemak. Pada bagian ginjal kanan memiliki ukuran lebih besar, lebih berat dan letaknya lebih anterior. Ginjal mencit jantan memiliki massa lebih berat dan lebih besar. 


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi berdasarkan data hasil pengamatan pada spesies Mus muculus  yang kami  dapatkan, dapat kami simpulkan bahwa Mulut mencit terdiri atas 2 bagian yakni (1) bagian eksternal (luar) yang sempit berupa vestibula yang terdiri dari ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi; (2) bagian dalam (internal) atau rongga mulut yang dibatasi dengan tulang maksilaris, palatum serta mandibularis di bagian belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi oleh jaringan epitel berlapis yang dibawahnya terdapat kelenjar halus penghasil lendir. Selaput tersebut penuh dengan pembuluh darah dan ujung akhir dari saraf sensoris.


5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum hendaklah mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu agar pada saat praktikum tidak memakan waktu yang lama







DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2008.  Perkembangan Hewan.  Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM
Campbell, N. A,  J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Fitriah Eka, S.Si. M.Pd. 2011. Panduan Praktikum Zoologi vertebrata. Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN Syekh Nurdjati.
Syahrum, M.H, Kamaluddin dan Arjatmo Tjokronegoro. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi Organisme. Jakarta: FKUI.
Yatim, Wildam. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.



No comments:

Post a Comment

LAPORAN PRAKTIKUM II PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG DAN APERTURA PADA BIJI

LAPORAN PRAKTIKUM II PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG DAN   APERTURA PADA BIJI Oleh : Dimas Lukito Agung   (1522220029) ...