LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
DENYUT NADI

Disusun Oleh :
Nama :
Syahirul Alim
Nim :
2017411019.P
Dosen : Yunita
Panca Putri, S.Si., M.Si
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan darah adalah
tekanan yang mendesak dinding arteri ketika ventrikel kiri melakukan sistol
kemudian diastole. Pengukurannya menggunakan sfignomanometer. Tekanan darah
sistol adalah tekanan darah yang direkam selama kontraksi ventrikuler. Tekanan
darah diastole adalah tekanan darah yang direkam selama relaksasi ventricular.
Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan denyutan adalah perbedaan
antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan denyutan normal kira-kira 40
mmHg yang memberikan informasi tentang kondisi arteri (Soewolo, 2005)
Jantung adalah pompa
otot beruang empat yang mendorong darah mengelilingi sirkulasi. Jantung
terutama tersusun dari jaringan otot jantung. Kedua atria mempunyai dinding
yang relatif tipis dan berfungsi sebagai ruangan penampungan bagi darah yang
kembali ke jantung, dan hanya memompa darah dalam jarak yang sangat dekat
menuju ventrikel. Ventrikel mempunyai dinding yang lebih tebal dan jauh lebih
kuat dibandingkan dengan atrium -khususnya ventrikel kiri, yang harus memompa
darah keluar ke seluruh organ tubuh melalui sirkuit sistemik. Empat katub dalam
jantung berfungsi untuk mencegah aliran balik
darah (Campbell, 2000).
Pengukuran tekanan
darah merupakan pengujian klinik yang umum. Pengukuran ini selalu diwujudkan
sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80. Angka dari pembilang tersebut merupakan
tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran adalah torr, pada contoh ini
tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom air raksa dengan tinggi
120 mm. Angka sebutan merupakan tekanan selama diastole. Meskipun tekanan darah
dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada orang tertentu, tekanan yang
terus menerus tinggi, mungkin suatu gejala atau sebab dari macam-macam penyakit (Kimball, 1983).
Tekanan darah sistolik
dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel masuk ke dalam arteri
yang telah teregang. Selama diastole arteri masih tetap menggembung karena
tahanan periferi dari arteriole-arteriole menghalangi semua darah mengalir ke
dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung kepada
kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung dan sebagian lagi kepada
kontraksi otot dalam dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf
vasokonstriktor dan dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medula
oblongata.pusat vasomotorik mengatur tahanan periferi untuk mempertahankan agar
tekanan darah relatif konstan. Tekanan darah mengalami sedikit perubahan
bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan yang fisiologik, seperti sewaktu latihan
jasmani, waktu adanya perubahan mental karena kecemasab dan emosi, sewaktu
tidur dan sewaktu makan. Karena itu sebaiknya tekanan darah diukur selalau
sewaktu orangnya tenang, istirahat dan sebaiknya dalam sikap rebahan (Pearce, 1995).
Denyut nadi (pulse
rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut
nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara
pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan
ujung-ujung jari. Sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila
pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi
dalam tubuh. Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan
titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri
femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri
apical, arteri tibialis posterior
(Saladin, 2003).
1.2 Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh denyut nadi terhadapt beberapa
aktivitas (duduk, berjalan dan lari)
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Denyut Nadi
a. Definisi Denyut Nadi
Denyut nadi adalah
suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah di pompa keluar jantung.
Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri melintas (Sandi,
2016). Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam
pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan
sepanjang arteri (Kasenda, Marunduh & Wungouw, 2014).
Gelombang yang
bertekanan meregang di dinding arteri sepanjang perjalanannya dan regangan itu
dapat diraba sebagai denyut nadi. Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut
berasal dari nodus SA (irama sinus normal). Semakin besar metabolisme dalam
suatu organ, maka makin besar aliran darahnya. Hal ini menyebabkan kompensasi
jantung dengan mempercepat denyutnya dan memperbesar banyaknya aliran darah
yang dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh (Herru & Priatna, 2015).
Sedangkan menurut Hermawan, Subiyono & Rahayu (2012) kerja jantung dapat
dilihat dari denyut nadi yang merupakan rambatan dari denyut jantung, denyut
tersebut dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi (kali/menit) atau
dengan denyut nadi maksimal dikurangi umur. Menurut Nurse (2012).
letak perabaan
denyut nadi yang sering dilakukan yaitu :
1) Arteri
Radialis Terletak sepanjang tulang
radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari.
Relative mudah dan sering dipakai secara rutin.
2) Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipat. siku (fossa
antekubital) biasanya digunakan untuk mengukur tekanan darah.
3) Arteri
Karotid Terletak dileher dibawah lobus
telinga, dimana terdapat arteri carotid berjalan diantara trakea dan otot
strenokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak.
b. Macam Macam Denyut Nadi
Menurut (Aaronson
& Ward, 2007) denyut nadi ada 3 macam yaitu:
1) Denyut Nadi Basal
Denyut nadi basal adalah denyut nadi pada saat bangun tidur sebelum melakukan
aktifitas.
2) Denyut Nadi
Istirahat Denyut nadi istirahat adalah denyut nadi pada istirahat atau sedang
santai tanpa melakukan pekerjaan dan dalam kondisi rileks tanpa emosi.
3) Denyut Nadi
Latihan Denyut nadi latihan adalah denyut nadi ketika sedang melakukan
aktifitas kerja atau latihan.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Denyut
Nadi
Ada beberapa factor
yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi seseorang seperti halnya :
1) Usia Frekuensi
nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigen selama
pertumbuhan. Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap denyut nadi, denyut
nadi maksimum pada orang lanjut usia sangat menurun (penurunan 50% dari usia
remaja pada usia 80 tahun). Hal ini disebabkan berkurangnya massa otot, dan
daya maksimum otot yang dicapai sangat berkurang 2. Pada anak umur 5 tahun
denyut nadi istirahat antara 96-100 denyut permenit, pada usia 10 tahun
mencapai 80-90 denyut permenit, dan pada orang dewasa mencapai 60-100 denyut
permenit (Sandi, 2013).
2) Jenis Kelamin Denyut
nadi pada wanita lebih tinggi apabila dibandingkan dengan laki-laki. Pada
laki-laki dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut
per menit, pada wanita 138 denyut per menit (Potter & Perry, 2010).
3) Indeks Massa
Tubuh (IMT) Denyut nadi juga dipengaruhi oleh berat badan dengan perbandingan
berbanding lurus, sedangakan berat badan berkaitan dengan IMT. Makin tinggi
berat badan semakin tinggi IMT, begitu sebaliknya makin rendah berat badan IMT
semakin rendah. Sehingga makin tinggi IMT denyut nadi istirahat semakin tinggi
(Sandi, 2013).
4) Aktifitas Fisik Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko kelebihan
berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras
pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa, dan makin
tinggi tekanan yang dibebankan pada arteri (Naesilla, Argarini & Mukono,
2016).
5) Rokok dan
Kafein Rokok dan kafein juga dapat
meningkatkan denyut nadi. Pada suatu studi yang merokok sebelum bekerja denyut
nadinya meningkat 10 sampai 20 denyut per menit dibanding dengan seorang yang
dalam bekerja tidak didahului merokok. Hal tersebut dikarenakan, rokok dapat
mengakibatkan vasokonstriksi pada pembuluh darah (Suwitno, 2015).
2.2 Kebugaran Jasmani
a. Definisi Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani
adalah kemampuan melakukan kegiatan seharihari dengan penuh vitalitas dan
kesiagaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih cukup energi untuk
beraktivitas pada waktu senggang dan menghadapi hal-hal yang bersifat emergency
(Sugianto & Nurhayati, 2014). Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh
Geriwijoyo (2012) kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang
untuk menjadi kemampuan fisik dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan atau
gambaran kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas secara umum (Mubarak, Rahayu
& Hidayah, 2015). Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani akan mampu
melakukan tugas sehari hari dengan semangat, tanpa mengalami kelelahan yang
berlebihan, dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan waktu
luang (Nurcahyo & Nasution, 2014).
b. Klasifikasi Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani diklasifikasikan menjadi 2
yaitu :
1) Kebugaran jasmani
yang berhubungan dengan kesehatan antara lain : daya tahan kardiovaskular, daya
tahan otot, kelenturan, dan komposisi tubuh (Prakoso & Hartoto, 2015)
2) Kebugaran jasmani
yang berhubungan dengan ketrampilan gerak yaitu: kecepatan, kelincahan,
kecepatan reaksi, daya tolak, keseimbangan, ketepatan, koordinasi (Penggalih,
Hardiyanti & Santi, 2015).
c. Komponen Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani meliputi beberapa komponen, dari komponenkomponen tersebut
antara lain :
1) Kelincahan yaitu
kemampuan tubuh seseorang untuk berpindah posisi dan arah secepat mungkin
sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Kelincahan dapat diukur dengan cara
bolak-balik secepat mungkin sebanyak 6 – 8 kali (jaraknya 4 – 5 meter)
(Hapsari, 2014).
2) Daya ledak
(power) merupakan gabungan dari kekuatan dan kecepatan dimana kemampuan yang
dilakukan dapat semaksimal mungkin. Bentuk latihannya yaitu melompat dengan dua
kaki, melompat dengan satu kaki bergantian, melompat jongkok, melompat dua kaki
dengan box (Hapsari, 2014).
3) Daya tahan
(endurance) yaitu kemampuan tubuh seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul
saat melakukan aktivitas dalam waktu yang cukup lama (Febrianta, 2015)
4) Kecepatan adalah
dimana seseorang mampu melakukan suatu gerakan yang berkesinambungan dalam
waktu yang singkat (Penggalih, Hardiyanti & Santi, 2015).
5) Kekuatan otot
merupakan kemampuan yang dimiliki sekelompok otot tersebut untuk melakukan
aktivitas dengan beban yang diterima (Palar, Wongkar, & Ticoalu,
2015).
6) Daya tahan
kardiorespirasi merupakan keadaan dimana kardiovaskuler dapat melakukan
aktivitasnya dengan cara mengatasi beban yang beratselama waktu tertentu
(Febrianta, 2015).
7) Kelenturan adalah
efektifitas seseorang dalam menyesuaikan dirinya untuk melakukan semua
aktivitasnya dengan penguluran seluasluasnya terutama otot dan ligamen
disekitar persendian (Palar, Wongkar, & Ticoalu, 2015).
d. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani Ada beberapa factor yang mempengaruhi
tingkat kebugaran jasmani seseorang
seperti halnya :
1) Jenis Kelamin Terdapat
perbedaan kebugaran jasmani pada laki laki dan perempuan setelah masa pubertas.
Pada laki laki memiliki tingkat kebugaran yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan perempuan. Perbedaan tersebut disebabkan adanya perbedaan muscular power
yang berhubungan dengan perkembangan otot dan kekuatan otot (Hartati, Rahayu,
Kurdi & Soegiyanto, 2012).
2) Umur Seiring
bertambahnya usia, maka tingkat kebugaran jasmani akan meningkat sebelum
menginjak usia 30 tahun. Kebugaran jasmani tersebut akan makin menurun sejalan
dengan bertambahnya usia. Terjadinya penurunan dan penaikan tingkat kebugaran
jasman tersebut terjadi secara ilmiah oleh tubuh. Tetapi penurunan ini dapat berkurang,
apabila seseorang berolahraga secara teratur sejak dini (Hanifah, 2015).
3) Kebiasaan
Merokok dapat menyebabkan gangguan
pertukaran dan trasprotasi oksigen didalam tubuh. Rokok banyak mengandung bahan
beracun seperti nikotin, tar, dan zat adaptif yang dapat menempel dipermukaan
saluran pernafasan. Bahan beracun tersebut dapat mengganggu pertukaran gas
antara alveoli dan pembuluh darah diparu. Hambatan diatas tentu akan
mempengaruhi terhadap tubuh dalam mengambil oksigen. Seseorang yang memiliki fungsi
jantung yang efektif dan efisien maka akan menunjukkan kebugaran yang baik,
sedangkan tingkat kebugaran sangat erat kaitannya dengan keadaan
kardiorespirasi (Hapsari, 2014).
4) Indeks Massa
Tubuh (IMT) Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk mengukuran tubuh
seseorang yaitu dengan menghitung Indeks Masa Tubuh. Rumus untuk menghitung
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah dengan berat badan dibagi tinggi badan kuadrat.
Indeks
Massa Tubuh pada populasi di Indonesia di modifikasi untuk penyesuaian
sehingga nilai IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
a) Berat badan kurang : IMT < 18,5
b) Normal
: IMT 18,5 – 25,0
c) Berat badan lebih : IMT 25,1 – 27,0
d) Obesitas
: IMT > 27,0
Kekurangan dan kelebihan IMT seseorang
akan sama mempunyai dampak negative terhadap kebugaran
jasmani dan kualitas hidup seseorang (Ali, 2012).
5) Latihan Teratur Latihan
secara teratur akan mencapai tingkat kebugaran jasmani yang baik. Intensitas,
durasi dan frekuensi latihan berkaitan dengan kesehatan dan akan mempengaruhi
perkembangan kebugaran jasmani. Orang yang terlatif akan memiliki otot yang
lebih kuat, lebih lentur, dan memiliki ketahanan kardiorespirasi yang baik
(Palar, Wongkar, & Ticoalu, 2015).
e. Kategori
Kebugaran Jasmani
Menurut Halim (2012)
terdapat 5 kategori kebugaran jasmani yaitu :
1) Kategori Sangat
Kurang Seseorang yang kurang melakukan aktifitas fisik atau malas,
biasanya selalu duduk berjam jam di depan televisi, orang yang banyak makan,
pecandu rokok dan alcohol dan tidak berolahraga sama sekali.
2) Kategori Kurang
Seseorang yang melakukan olahraga seminggu sekali, olahraga hanya musiman atau
hanya karena pergaulan, dan orang yang tidak memanfaatkan waktu senggang untuk
berolahraga.
3) Kategori
Sedang Seseorang yang memanfaatkan waktu
senggangnya untuk berolahraga, rajin berjalan kaki dipagi hari, orang yang
dapat memelihara kondisi kesehatannya.
4) Kategori Baik
Seseorang yang tekun berlatih dan berusaha keras dalam bentuk latiahan olahraga
agar berprestasi, orang yang sebagian waktu besarnya hanya untuk melakukan
kegiatan berolahraga.
5) Kategori Sangat
Baik Seseorang yang berolahraga secaram kompetitif, orang yang selalu
meningkatkan kondisi tubuh, selalu aktif dalam tiga olahraga besar (lari,
renang dan sepeda) orang yang termasuk dalam kategori ini tidak perlu lagi
program kondisi apapun dalam mengejar kebugaran jasmani
BAB
III
METEDOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan pada hari jum’at, tanggal 19 Maret
2018 pukul 10:00-12:00 WIB. Bertempat di laboratorium Terpadu
Universitas PGRI Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
. Adapun alat-alat
yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu stopwatch.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu dua relawan laki laki dan perempuan.
3.3
Prosedur
Kerja
a)
Menempelkan jari telunjuk dan jari tengah kalian pada pergelangan
tangan sebelah dalam sedemikian sehingga terasa adanya denyut nadi. Menekan
sedikit sampai denyutan semakin terasa.
b)
Menghitung berapa kali denyut nadimu selama 1 menit kemudian mencatat.
c)
Berlari-larilah selama 1 menit, kemudian menghitung lagi denyut nadimu
selama 1 menit kemudian mencatat.
d)
Membandingkan hasil pengamatanmu dengan teman sekelompok, memasukkan
datamu dalam table.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel
1. Denyut Nadi
NO
|
Relawan
|
Aktivitas
|
Jumlah
Denyut Nadi
|
1
|
Syahirul
Alim
|
Duduk
|
69
BPM
|
Berjalan
|
75
BPM
|
||
Berlari
|
97
BPM
|
||
2
|
Rini
|
Duduk
|
76
BPM
|
Berjalan
|
82 BPM
|
||
Berlari
|
95
BPM
|
4.2
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk memahami pengaruh
aktivitas fisik terhadap denyut nadi
manusia. Pada praktikum ini digunakan praktikan sebagai sampel penelitian untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antara akivitas fisik terhadap denyut nadi
manusia. Pada praktikum ini dilakukan tiga aktivitas fisik sebagai perbandingan
yaitu aktivitas duduk, aktivitas ringandan berlari. duduk jalan ditempat selama
1 menit, aktivitas berjalan dan berlari selama 1 menit.
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang
darah yang mengalir melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan
jantung. Denyut nadi sering diambil di pergelangan tangan untuk memperkirakan
denyut jantung. Denyut nadi dapat dengan mudah diperiksa dengan jari tangan
atau dengan cara palpasi, disamping itu dapat pula ditentukan dengan
menggunakan peralatan elektronik yang sederhana maupun yang modern. Denyut nadi
dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk
menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal tersebut, biasanya
dapat dilakukan pengukuran kolesterol dalam darah yakni dengan mengukur rasio
LDL atau kolesterol jahat terhadap HDL atau kolesterol baik; serta tes doppler.
Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa baik sirkulasi darah ke seluruh
sistem kardiovaskular.
Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu
tekanan darah sistolik (angka atas) yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan
bilik jantung sehingga ia akan memompa darah dengan tekanan terbesar, dan
diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada saat jantung
mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan mengembang
(saat beristirahat). Tekanan darah normal (normotensi) sangat dibutuhkan untuk
mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat
gizi. Tekanan darah ada dalam pembuuh darah, sedangkan tekanan darah tertinggi
ada dalam arteri terbesarMaka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah
tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam
pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah
tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh
hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole,
ini yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse pressure.
Usia Frekuensi nadi
secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigen selama pertumbuhan.
Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap denyut nadi, denyut nadi maksimum
pada orang lanjut usia sangat menurun (penurunan 50% dari usia remaja pada usia
80 tahun). Hal ini disebabkan berkurangnya massa otot, dan daya maksimum otot
yang dicapai sangat berkurang 2. Pada anak umur 5 tahun denyut nadi istirahat
antara 96-100 denyut permenit, pada usia 10 tahun mencapai 80-90 denyut
permenit, dan pada orang dewasa mencapai 60-100 denyut permenit (Sandi, 2013).
Jenis Kelamin Denyut
nadi pada wanita lebih tinggi apabila dibandingkan dengan laki-laki. Pada
laki-laki dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut
per menit, pada wanita 138 denyut per menit (Potter & Perry, 2010).
Indeks Massa Tubuh
(IMT) Denyut nadi juga dipengaruhi oleh berat badan dengan perbandingan
berbanding lurus, sedangakan berat badan berkaitan dengan IMT. Makin tinggi
berat badan semakin tinggi IMT, begitu sebaliknya makin rendah berat badan IMT
semakin rendah. Sehingga makin tinggi IMT denyut nadi istirahat semakin tinggi.
Aktifitas Fisik Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko kelebihan
berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras
pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa, dan makin
tinggi tekanan yang dibebankan pada arteri (Naesilla, Argarini & Mukono,
2016).
Rokok dan
Kafein Rokok dan kafein juga dapat
meningkatkan denyut nadi. Pada suatu studi yang merokok sebelum bekerja denyut
nadinya meningkat 10 sampai 20 denyut per menit dibanding dengan seorang yang
dalam bekerja tidak didahului merokok. Hal tersebut dikarenakan, rokok dapat
mengakibatkan vasokonstriksi pada pembuluh darah.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan tentang Denyut Nadi. Dapat disimpulkan
bahwa factor–factor yang mempengaruhi denyut nadi seseorang adalah factor perbedaan jenis kelamin, perbedaan umur
seseorang, perbedaan berat badan seseorang, dan perbedaan aktivitas seseorang
apakah sedang beraktivitas atauu tidak. Pada saat sedang dan sesudah
beraktivitas denyut nadi selama 1 menit berbeda pada saat berlari lebih
meningkat denyutannya dibandingkan pada saat diam karena jantung berkontraksi
lebih cepat dan suplai oksigen juga meningkat.
Secara umum ada dua
komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka atas) yaitu tekanan
yang timbul akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah
dengan tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan
penahan pada saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung
dalam keadaan mengembang (saat beristirahat).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat di sampaikan pada praktikum
denyut nadi ini sebaiknya praktikum yang di laksana kan harus benar-benar teliti
dalam menghitung denyut nadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil A., Reece, J.B., &
Mitchell, L.G. 2000. Biologi, Edisi
Kelima-Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Kimbal. 1983. Biologi. Jakarta:
erlangga.
Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi
Yudani. 2005. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Pearce, R.B. 1995.Anatomi Fisiologi
Untuk Paramedis. Jakarta: EGC.
Saladin, Ken. 2003. Anatomy &
Physiology: The Unity of Form and Function, Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga
No comments:
Post a Comment