Friday, 5 April 2019

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM TAKSONOMI SERANGGA


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
TAKSONOMI SERANGGA


Disusun Oleh :
Nama            : Syahirul Alim
Nim               : 2017411019.P
Dosen        : Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si



PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2017


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Serangga merupakan makhluk hidup yang mendominasi bumi. Kurang lebih 1 juta spesies serangga telah di deprisikan (dikenal dalam ilmu pengetahuan). Dan diperkiraan masih ada sekitar 10 juta spesies serangga yang belum di deprisikan. Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi. Fisiologi dan perilaku adaptasi dalam lingkungan, dan demikian banyak jenis serangga yang terdapat di muka bumi ini, menyebabkan banyak kajian ilmu pengetahuan, baik yang murni maupun yang terapan, menggunakan serangga sebagai model. Serangga (disebut pula Insecta, dibaca “Insekta”) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”). Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi dibumi. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut Entomologi (Campbell, 2003).
Serangga termasuk dalam kelas insecta (Subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 odro, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidotera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Lebih dari 800.000 Lebih spesies insecta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa Capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa Kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa Lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa Kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera) (Borror, 2005).
Serangga adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut juga Hexapoda (dari bahasa yunani yang berarti berkaki enam). Kajian mengenai kehidupan serangga disebut entomologi. Serangga termasuk dalam kelas insecta, (sub filum uniramia) yang dibagi menjadi 29 ordo.
Kehidupan serangga adalah proses perkembangan atau perubahan bentuk dan ukuran tubuhnya yang tidak akan kembali lagi ke bentuk semula dengan barbagai kegiatan. Dimana serangga tersebut melakukan berbagai gerakan, tumbuhan, berkembang biak. Peka terhadap lingkungan dan mengadakan proses metabolisme.
Keberadaan serangga sebagai salah satu komponen biotik dalam satu ekosistem mutlak di perlukan keberadaannya dalam ekosistem mengakibatkan berlangsungnya interaksi antara serangga dengan komponen biotik lainnya. Hewan ini merupakan contoh klasik metamorfosis. Setiap serangga mengalami proses perubahan bentuk dari telur hingga terbentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses “pergantian kulit” yang bisa disebut proses pelungsungan. Tahap ini disebut instar. Ordo-ordo serangga seringkali di cirikan oleh tipe metamorfosisnya.
Serangga merupakan hewan yang dominan di muka bumi. Dalam jumlah mereka melebihi hewan melata daratan praktis mereka terdapat di mana-mana. Banyak sekali serangga yang bermanfaat bagi manusia. Tanpa mereka manusia tidak akan berada dalam bentuk sekarang ini. Bermanfaat melalui dari proses penyerbukan, sebagai makanan, hingga sebagai bahan dalam bidang penelitian, dan ke dokteran dan sangat penting adalah serangga sebagai pemakan bahan organik yang membusuk, sehingga mebatu merubah tumbuhan dan hewan yang mati menjadi zat-zat yang lebih sederhana dan dikembalikan ke tanah.
2.1 Tujuan Praktikum
Adapun yujuan praktikum taksonomi serangga yaitu Mampu mengenali dan mengelompokan serangga berdasarkan tingkatan taksonomi (ordo)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Serangga
Ilmu yang mempelajari segala bentuk peri kehidupan tentang serangga disebut dengan Entomologi. Serangga merupakan hewan yang tanpa tulang memiliki tetapi memiliki sayap yang terbukti memiliki spesies yang paling banyak diantara jenis hewan lainnya. Hampir 80 persen  jumlah spesies dimuka bumi ini mendominasi dibandingkan jumlah total hewan dibumi. Serangga tergolong kedalam Filum Arthopoda dan termasuk kedala kelas Ineskta. Dalam bahasa latin Arthopoda memiliki arti (Artha = ruas,buku, atau segmen ; podos = kaki), merupakan hewan yang memiliki cirri kai beruas, berbuku atau bersegmen. Ukuran tubuh serangga bervariasi, pada umumnya memiliki panjang 2-40 mm. Tubuh serangga terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).
Dalam kehidupan sehari-hari keberadaan serangga dilingkungan manusia ada yang memberikan dampak yang positif dan ada yang memeberikan dampak negative. Dampak positif yang diberikan dari keberadaan serangga adalah dapat membantu penyerbukan tanaman berbunga yang merupakan sumber makanan bagi hewan serangga lainnya dan membantu dalam dekomposisi tumbuhan dan hewan. Sedangkan, dampak negative yang diberikan dari keberadaan serangga sangat dialami oleh para petani yang lahan pertaniannya diserangi beberapa jenis serangga yang merusak tanamannya, seperti lalat buah, wereng coklat, belalang, kepik hijau, dan lain-lain.
Serangga merupakan golongan binatang yang gerbesar, kira-kira 75% dari jumlah binatang yang hidup telah diketahui manusia adalah serangga. Serangga ada yang menguntungkan manusia misalnya lebah, tetapi banyak yang sangat merugikan karena merusak tanaman dan menyebarkan penyakit manusia dan binatang ternak. Ukuran serangga cukup beragam, yang terkecil besarnya kurang dari 0,25 mm, sedangkan yang terbesar mencapai 15-25 cm. Berat rata-rata serangga tidak melebihi 5,72 gram. Lalat beratnya sekitar 15-30 miligram dan ulat dewasa berat rata-ratanya 3,5 gram. Serangga mudah sekali menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Walaupun serangga suka pada tanaman tertentu, apabila tanaman itu tidak ada ia masih dapat hidup dengan memakan jenis tanaman lain (Pracaya, 1991).
Secara morfologi tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa suture yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami penyatuan. Torak terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari + 9 ruas. Caput merupakan kepala serangga yang berfungsi sebagai tempat melekatnya antena, mata majemuk, mata oseli, dan alat mulut. Berdasarkan posisinya kepala serangga dibagi menjadi tiga, yaitu hypognathous, prognathous, dan ephistognathous. Hypognathous apabila alat mulutnya menghadap ke bawah, contoh serangganya adalah belalang Acrididae prognathous apabila alat mulutnya menghadap ke depan, contoh serangganya adalah kumbang Carabidae dan ephistognathous apabila alat mulutnya menghadap ke belakang, contoh serangga adalah semua serangga ordo Hemiptera (Pedigdo, 1989).
Sesungguhnya tubuh serangga terdiri tidak kurang 20 ruas. Enam ruas terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk toraks dan 11 ruas membentuk abdomen. Tidak seperti halnya vertebrata, serangga tidak memiliki kerangka dalam, oleh karena itu tubuh serangga ditopang oleh pengerasan dinding tubuh yang berfungsi sebagai kerangka luar (eksoskleton). Proses pengerasan dinding tubuh tersebut dinamakan sklerotisasi. Dinding tubuh atau kulit serangga disebut integument. Integument terdiri atas satu lapis epidermis (yang dapat menghasilkan lapisan luar yang keras), selput (membran) dasar dan kutikula (Jumar, 2000).
Kelas insecta dikenal sebagai hama tanaman, namun ada beberapa yang bertindak, sebagai musuh alami hama (parasitoid dan predator). Serta sebagai seraangga penyerbukan secara umum morfologi anggota kelas insecta ini adalah : Tubuh terdiri dari ruas-ruas (segmen) dan terbagi ke dalam tiga daerah yaitu caput, thoraks, dan abdomen. Kaki berjumlah 3 pasang pada thoraks. Antenna satu pasang. Berdasarkan sayap insecta dibedakan menjadi dua sub-klas : Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antenna panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan ini adalah kutu buku. Peterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo berdasrkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya. Orthroptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir. Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang sama panjang. Contohnya walang sangit (Leptocorisa acuta), dan kutu busuk (Cymex rontunudus). Homoptera memiliki dua pasang sayap yang sama panjang. Contohnya wereng coklat (Nilaprata lugens). Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya adalh capung (Pantala) (Levin,1990).
Serangga merupakan kelompok hewan yang paling dominan di muka bumi, yaitu dengan jumlah spesies hampir 80% dari jumlah total hewan di bumi. Total dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di indonesia dan sebanyak 1.413.000 spesies telah dikenal serta hampir setiap tahunnya terjadai penambahan spesies baru yang di temukan. Alasan ini yang menyebabkan serangga berhasil dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas dalam berproduksi yang tinggi, serta kemampuan makanan jenis makanan yang berbeda dalam manghindari predator (Borror,1998).
Serangga adalah hewan-hewan yang bersegmen dengan ksokeleton berkitin dan alat-alat tambahan bersegmen. Segmensi itu nampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut, air tawar, maupun habitat terestial di diami oleh serangga coelon pada arthropoda tereduksi . homocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisa, namun demikian pada jenis-jenis tertentu reproduksi parthenogenesis merupakan karakteristik sirkulasi terjadi karena gerakan pulsai jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangnya pada tiap segmen (Sastrdihardjo,1984).
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi ini. Dalam jumlah mereka mellebihi semua hewan melata daratan lainnya dan praktis mereka terdapat dimana-mana. Banyak serangga yang bermanfaat bagi manusia tidak akan berada dalam bentuk sekarang ini. Bermanfaat mulai dari proses penyerbukaan, sebagai makanan, hingga sebagai bahan percobaan dan penelitian kedokteran (Hala,2007).
Serangan hama pada pola tanam akar wangi dan kentang belum terlihat karena pola hama menyerang tanaman masih sulit dideteksi. Tanaman yang terserang juga memperlihatkan gejala layu seperti serangan penyakit. Serangga yang ditemukan adalah jenis L. huidobrensis yang merupakan hama penting sayuran (kubis, kacang, wortel, bawang daun) dan tanaman hias. Serangga ini bersifat polifagus dan menyerang tanaman kentang, tomat, seledri, kacang-kacangan, mentimun, dan berbagai jenis gulma (Rauf et al. 2000).
Insecta atau serangga merupakan hewan atau anggota dari ordo Arthropoda yang sangat banyak anggota spesiesnya. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Fosil-fosilnya dapat dirunut hingga ke fosil raksasa primitif yang telah ditemukan. Serangga mampu hidup dimanapun, bahkan ada serangga yang mampu hidup tanpa oksigen sekalipun. Hal ini dikarenakan serangga mampu beradaptasi dengan segala kondisi yang membuat variasi morfologi sesuai dengan cara adaptasi mereka dengan lingkungannya. Ada serangga yang mampu terbang, serangga yang hidup di air dan banyak yang di terestrial atau di atas permukaan tanah (Djuhanda,1980).
a.       Sistem pencernaan pada insecta memiliki sistem pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan.
b.      Sistem pernapasan pada insecta bernafas dengan trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi dengan kitin. Oksigen masuk secara langsung, dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea membuka bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilngnya air (Soulsby,1982).
c.       Sistem sirkulasi pada insecta Sistem sirkulasi insecta berupa sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi memompa hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh).
d.      Sistem pengeluaran (ekresi) pada insecta Sistem saraf insecta terdiri dari pasangan tali saraf vebtral dengan beberapa ganglia segmental, beberapa segmen ganglia anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat antenna, mata, dan organ indra lain yang terpusat dikepala (Jasin,1987).
2.2. Macam-macam Serangga
Pada praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman kali ini praktikan menggunakan beberapa macam serangga, diantaranya:
a.         Kupu-kupu
Kupu-kupu merupakan hewan jenis serangga yang tergolong subordo Rhopalocera yang biasa terbang disiang hari. Kupu-kupu memiliki antenna pada ujung kepalanya yang membesar. Pada waktu istirahat, kedudukan sayapnya tegak lurus dengan permukaan sebelah atas berhubungan (bersinggungan). Pada subordo ini terbagi menjadi dua, yaitu kupu-kupu (butterflies) dan skippers. Pada umumnya kupu-kupu ini memiliki perut yang langsing. Letak pangkal antena berdekatan dan ujungnya tidak membengkok. Kupu-kupu termasuk kedalam serangga yang mengalami metamorphosis secra sempurna, dengan siklur telur, larva, pupa, dan imago.
Ciri spesifik yang dimiliki oleh kupu-kupu adalah bagian tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala), thorax (dada), dan abdomen (perut. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada, dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halusdan berwana menyala. Ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki fungsi masing-masing:
1.        Kepala (caput) Kepala kupu-kupu berbentuk bulat kecil yang menganban alat makan dan memiliki sensorik. Alat makan pada kupu-kupu dinamakan proboscis, sedangkan alat sensoriknya adalah sepasang antenna yang biasanya menebal pda bagian ujungnya. Bentuk mata kupu-kupu seperti belahan bola yang membengkak. Pada mata bagian atsa biasanya dinamakan mata majemuk.
2.        Dada (thorax) Dada merupakan bagian tengah tubuh pada kupu=kupu yang berfungsi untuk penggerak. Dan pada bagian dada pula tempat melekatnya kaki dan sayap. Thorax tersusun atas tiga segmen, yang tiap segmenya terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan. Dua pasang sayap sayap terdapat pada mezothorax dan metathorax yaitu bagian kedua dan ketiga dari segmen dada. Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor).
3.        Perut (abdomen) Abdomen merupakn bagian yang lunak daripada kepala dan dada. Perut pada kupu-kupu memiliki tujuh (tujuh) atau 8 (delapan ) segmen yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakan telur).
b.    Belalang Kayu
Belalang kayu yang memiliki nama latin Valanga nigricornis merupakan salah serangga yang tergolong dalam hama. Belalang kayu terdapat didaerah yang musim keringnya tegas. Belalang kayu ini terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Warna tubuh belalang kayu ini abu-abu kecoklatan jika yang sudah dewasa, jika yang muda berwarna hijau. Memiliki 6 (enam) pasang kaki dan 2 (dua) pasang sayap. Sayap bawah pada dasarnya berwarna merah. Belalang kayu ini memiliki tipe mulut penguyah-penggigit. Pada belalang kau ini mereka memiliki alat pendengaran yang disbut tympanum yang terletak pada abdomen dekat sayap. Belalang kayu ini bernafas dengan trakea.
c.    Lebah
Lebah termasuk dalam kelas insekta dan tergolong dalam jenis serangga yang berdarah dingin, yakni hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh perubahan suhu dilingkungannya. Lebah memiliki 3 (tiga) bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Secara umum lebah bisa tumbuh diseluruh belahan bumi terkecuali di daerah kutub, karena didaerah kutub tidak terdapat tanaman yang menjadi sumber makanan bagi lebah. Pada daerah tropis lebah dapat berkembang biak dengan baik dan produktif.
Lebah ratu merupakan pemimpin koloni dan bertanggung jawab terhadap koloninya. Sedangkan lebah jantan berasal dari dari telur yang tidak dibuahi. Lebah ini berfungsi sebagai pemacek, pengawin ratu muda. Adapula lebah pekerja, lebah ini merupakan kelompok yang jumlahnya paling banyak dalam koloni. Lebah pekerja ini bersal dari sel telur yang dibuahi.










BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari jum’at, tanggal 15 Desember   2017 pukul 14:40-16:20 WIB. Bertempat di laboratorium Terpadu Universitas PGRI  Palembang.

3.2  Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan untuk praktikum yaitu;  Lup.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk praktikum yaitu; Alkohol, belalang kayu (Sexava Sp), lalat (Musca domestica), kupu-kupu Rhopalucela Sp dan lebah (Apis andreniformis).

3.3  Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu:
1.      Siapkanlah bahan-bahan yang akan di gunakan
2.      Siapkan Bak paravin dan letakanlah masing-masing bahan  tersebut di atas Bak paravin.
3.      Amatilah bagian-bagian morfologi dari setiap hewan tersebut
4.      Gambar dan tulislah Keteranagan morfologi hewan tersebut dengan baik dan benar.



4.2 Pembahasan       
4.2.1 Lalat rumah
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap. Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang. Bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya. Lalat jantan dan betina dapat dibedakan dari ovipositornya dan posisi sayapnya. Sayap betina agak kurus dan lebih panjang, sedangkan sayap jantan agak melengkung pada bagian atasnya.
Adapum klasifikasi dari lalat rumah yaitu :
Kingdom           : Animalia
Phylum              : Arthoropoda
Kelas                  : Hexapoda
Ordo                  : Diptera
Family                : Muscidae
Genus                : Musca
Spesies               : Musca domestica.



4.2.2 Belalang
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia, Belalang bernafas dengan trakea. Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan exoskeleton adalah kepiting dan lobster. Belalang betina dewasa berukuran lebih besar daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram (Risandi, 2012).
Belalang termasuk dalam ordo Orthoptera yang mengalami metamerfosis secara paurometabola. Belalang dikenal sebagai pemakan dengan tipe mulut menggigit. Umumnya bersifat diurnal (aktif disiang hari). Belalang yang ditemui ini merupakan belalang jenis fitophagus yakni belalang pemakan tumbuhan/herbivora.Belalang ini ditemui pada daun tanaman padi dan dikenal sebagai hama tanaman padi.
Adapun ciri-ciri belalang yang dapat diamati adalah :
a.         Ukuran tubuh lebih berbentuk silinder agak panjang
b.        Warna sayap coklat, kakiknya hijau/kekuningan
c.         Memiliki 2 pasang sayap pada thorax
d.        Memiliki 3 pasang kaki pada thorax
e.         Tubuhnya berwarna hijau
f.    Memiliki 2 mata facet dan 3 mata sederhana (ocelli)
g.        Memiliki sepasang antenna yang relative pendek.
h.        Kaki paling belakang membesar untuk meloncat
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (torak) dan perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antenna. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengaran pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen pada sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara. Secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia. Belalang bernafas dengan trakea. Belalang mempunyai 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton).
Klasifikasi belalang
Kingdom           : Animalia
Phylum              : Arthropoda
Class                  : Insecta
Ordo                  : Orthoptera
Famili                 : Acrididae
Genus                : Sexava
Spesies               : Sexava Sp
4.2.3 Lebah
Morfologi dari Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti halnya insekta lebah tidak mempunyai kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi sebagai penggantinya adalah penutup tubuh eksternal yang mengandung Chitin dan menutupi organ dalam.Anatomi lebah madu dalam hal ini meliputi sistem pencernaan, sistem penginderaan, dan sistem reproduksi. Sistem pencernaan pada lebah madu berturut-turut adalah: mulut, osefagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus halus, usus besar, colon dan rectum. Sistem penginderaan pada lebah madu meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba. Dalam hal sistem reproduksi, organ reproduksi yang berkembang sempurna pada lebah hanya pada lebah jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat menelurkan 1000-2000 sel telur per hari.
Lebah merupakan jenis serangga yang tergolong dalma ordo Hymenoptera (serangga bersayap berselaput/bermembran) pada family Apidae. Lebah ini ditemui hinggap pada bunga mentimun jepang sedang mengisap nektar. Jenis lebah ada bermacam-macam akan tetapi lebah pada pengamatan ini adalah jenis lebah pengumpul. Tipe mulut lebah ini adalah pengisap.Lebah mengalami metamerfosis secara holometabola. Lebah ini berperan penting dalam penyerbukan. Adapun ciri-ciri yang dapat diamati adalah  Tubuh terbagi atas kepala, dada, perut.  Mempunyai 2 pasang sayap dan mata fecet sepasang.  Ukuran tubuh agak besar.  Mempunyai sepasang antena pendek.
Adapun klasifikasi lebah yaitu :
Kingdom           : Animalia
Filum                 : Arthropoda
Kelas                  : Insecta
Ordo                  : Hymenoptera
Famili                 : Apidae
Genus                : Apis
Spesies               : Apis andreniformis
4.2.4 Kupu-kupu
Kupu-kupu memiliki cirri-ciri badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala.
Kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata kompon, probosis dan faring (tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem pencernaaan), dan 2 antena yang terpasang di kepala. antena adalah alat sensor yang terdapat di kepala serangga dewasa.  Antena ini digunakan untuk mencium dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit membulat yang disebut sebagai antennal club. mata kompon kupu-kupu terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja. kupu-kupu dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan probosis atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air. palp labial membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu merupakan makanan atau bukan.
Dada adalah bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana kaki dan sayap terpasang. kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap. perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi yang memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat ekresi (pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ reproduksi dan sebagian besar sistem pencernaan (Enni, 2011).
Adapun ciiri spesifik dari kupu-kupu adalah badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala. Ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut :
a.         Kepala (caput )
Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk.
b.        Dada ( thoraks )
Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor).
c.         Perut ( abdomen )
Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakkan telur).
Adapun klasifikasi dari kupu-kupu yaitu :
Kingdom                : Animalia
Phylum                   : Arthropoda
Class                       : Insecta
Order                      : Lepidoptera
Family                     : Lycaenidae
Genus                     : Rhopalocela
Species                    : Rhopalucela Sp

BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Simpulan dari praktikum yang sudah dilakukan praktikan mengetahui berbagai macam serangga dengan berbeda ordo.
a.    Serangga adalah hewan yang teramsuk kedalam kelompok utama hewan beruas Arthopoda yang memiliki tungkai enam atau tiga pasang. Tidak semua serangga mengalami metamorphosis sempurna, adapula yang mengalami secara tidak sempurna.
b.    Keberadaan serangga ada yang menguntungkan dan ada juga yang tidak menguntungkan. Kebedaraan spesies serangga hampir 80% lebih banyak dibandingkan jenis hewan lain, sehingga hewan jenis serangga ini dapat mudah berkebang biak. Struktur tubuh serangga terbagi menjadi tiga, yaitu caput (kepala), thorax, dan abdomen.
c.    Pada kepala biasanya tempat menempelnya sepasang antenna dan mata. Antena berperan sebagai alat perangsang. Pada thorax biasnya melakat beberapa pasang sayap dan melekatnya kaki. Pada abdomen merupakan bagian perut juga terdapat kaki bagian belakang.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya agar bisa dilakukan lebih efektif dan efisien dalam pelaksaan praktikum dan lebih kondusif.





DAFTAR PUSTAKA

Campbell.2000. Biologi Edisi 5.Jakarta.PT Gelora Aksara Pratama
Djuanda,T. 1984. Analisa Struktur Vertebratae Jilid I. Bandung: Americo.

Jasin. 1989. Sistematika Hewan vertebrata dan invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta : Rineka Cipta
Kimball dkk. 2006. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Nugroho, L. Hartanto, dkk. 2004. Biologi Dasar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya : Depok.
Pracya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: penebar swadaya
Purnomo, Hari. 2010. Pengantar Pengendalian Hayati. CV. ANDI OFFSET : Yogyakarta.
Suputa.2000. Entomologi Ordo serangga. Universitas Gadjah Mada. Pdf
Tjahjadi, Nur. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. KANISIUS : Yogyakarta.



No comments:

Post a Comment

LAPORAN PRAKTIKUM II PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG DAN APERTURA PADA BIJI

LAPORAN PRAKTIKUM II PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG DAN   APERTURA PADA BIJI Oleh : Dimas Lukito Agung   (1522220029) ...