LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
TAKSONOMI
SERANGGA

Disusun
Oleh :
Nama :
Syahirul Alim
Nim :
2017411019.P
Dosen :
Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si
PROGRAM
STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS
PGRI PALEMBANG 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Serangga merupakan makhluk hidup yang mendominasi bumi.
Kurang lebih 1 juta spesies serangga telah di deprisikan (dikenal dalam ilmu
pengetahuan). Dan diperkiraan masih ada sekitar 10 juta spesies serangga yang
belum di deprisikan. Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi.
Fisiologi dan perilaku adaptasi dalam lingkungan, dan demikian banyak jenis
serangga yang terdapat di muka bumi ini, menyebabkan banyak kajian ilmu
pengetahuan, baik yang murni maupun yang terapan, menggunakan serangga sebagai
model. Serangga (disebut
pula Insecta, dibaca “Insekta”) adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut
pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”). Serangga
merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran
serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi dibumi. Kajian
mengenai peri kehidupan serangga disebut Entomologi (Campbell, 2003).
Serangga
termasuk dalam kelas insecta (Subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29
odro, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang),
Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidotera (misalnya
kupu-kupu dan ngengat). Lebih dari 800.000 Lebih spesies insecta sudah
ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa Capung (Odonata), 20.000 spesies
bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa Kupu-kupu dan ngengat
(Lepidoptera), 120.000 bangsa Lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies
bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa Kumbang (Coleoptera), dan
110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera) (Borror, 2005).
Serangga adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda)
yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut juga Hexapoda
(dari bahasa yunani yang berarti berkaki enam). Kajian mengenai kehidupan
serangga disebut entomologi. Serangga termasuk dalam kelas insecta, (sub filum
uniramia) yang dibagi menjadi 29 ordo.
Kehidupan serangga adalah proses perkembangan atau perubahan
bentuk dan ukuran tubuhnya yang tidak akan kembali lagi ke bentuk semula dengan
barbagai kegiatan. Dimana serangga tersebut melakukan berbagai gerakan,
tumbuhan, berkembang biak. Peka terhadap lingkungan dan mengadakan proses metabolisme.
Keberadaan serangga sebagai salah satu komponen biotik dalam
satu ekosistem mutlak di perlukan keberadaannya dalam ekosistem mengakibatkan
berlangsungnya interaksi antara serangga dengan komponen biotik lainnya. Hewan
ini merupakan contoh klasik metamorfosis. Setiap serangga mengalami proses
perubahan bentuk dari telur hingga terbentuk dewasa yang siap melakukan
reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat dramatis. Di
dalam tiap tahap juga terjadi proses “pergantian kulit” yang bisa disebut
proses pelungsungan. Tahap ini disebut instar. Ordo-ordo serangga seringkali di
cirikan oleh tipe metamorfosisnya.
Serangga merupakan hewan yang dominan di muka bumi. Dalam
jumlah mereka melebihi hewan melata daratan praktis mereka terdapat di
mana-mana. Banyak sekali serangga yang bermanfaat bagi manusia. Tanpa mereka
manusia tidak akan berada dalam bentuk sekarang ini. Bermanfaat melalui dari
proses penyerbukan, sebagai makanan, hingga sebagai bahan dalam bidang
penelitian, dan ke dokteran dan sangat penting adalah serangga sebagai pemakan
bahan organik yang membusuk, sehingga mebatu merubah tumbuhan dan hewan yang
mati menjadi zat-zat yang lebih sederhana dan dikembalikan ke tanah.
2.1 Tujuan Praktikum
Adapun yujuan
praktikum taksonomi serangga yaitu Mampu mengenali dan mengelompokan serangga
berdasarkan tingkatan taksonomi (ordo)
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Serangga
Ilmu yang
mempelajari segala bentuk peri kehidupan tentang serangga disebut dengan
Entomologi. Serangga merupakan hewan yang tanpa tulang memiliki tetapi memiliki
sayap yang terbukti memiliki spesies yang paling banyak diantara jenis hewan
lainnya. Hampir 80 persen jumlah spesies
dimuka bumi ini mendominasi dibandingkan jumlah total hewan dibumi. Serangga tergolong
kedalam Filum Arthopoda dan termasuk kedala kelas Ineskta. Dalam bahasa latin
Arthopoda memiliki arti (Artha = ruas,buku, atau segmen ; podos = kaki),
merupakan hewan yang memiliki cirri kai beruas, berbuku atau bersegmen. Ukuran
tubuh serangga bervariasi, pada umumnya memiliki panjang 2-40 mm. Tubuh
serangga terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (thorax), dan
perut (abdomen).
Dalam
kehidupan sehari-hari keberadaan serangga dilingkungan manusia ada yang
memberikan dampak yang positif dan ada yang memeberikan dampak negative. Dampak
positif yang diberikan dari keberadaan serangga adalah dapat membantu
penyerbukan tanaman berbunga yang merupakan sumber makanan bagi hewan serangga
lainnya dan membantu dalam dekomposisi tumbuhan dan hewan. Sedangkan, dampak
negative yang diberikan dari keberadaan serangga sangat dialami oleh para
petani yang lahan pertaniannya diserangi beberapa jenis serangga yang merusak
tanamannya, seperti lalat buah, wereng coklat, belalang, kepik hijau, dan
lain-lain.
Serangga
merupakan golongan binatang yang gerbesar, kira-kira 75% dari jumlah binatang
yang hidup telah diketahui manusia adalah serangga. Serangga ada yang
menguntungkan manusia misalnya lebah, tetapi banyak yang sangat merugikan
karena merusak tanaman dan menyebarkan penyakit manusia dan binatang ternak.
Ukuran serangga cukup beragam, yang terkecil besarnya kurang dari 0,25 mm,
sedangkan yang terbesar mencapai 15-25 cm. Berat rata-rata serangga tidak
melebihi 5,72 gram. Lalat beratnya sekitar 15-30 miligram dan ulat dewasa berat
rata-ratanya 3,5 gram. Serangga mudah sekali menyesuaikan diri dengan keadaan
sekitarnya. Walaupun serangga suka pada tanaman tertentu, apabila tanaman itu
tidak ada ia masih dapat hidup dengan memakan jenis tanaman lain (Pracaya,
1991).
Secara
morfologi tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama,
sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas
mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada
(thorax), dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan
keras dan terdapat beberapa suture yang menurut teori evolusi caput tersebut
terdiri dari empat ruas yang mengalami penyatuan. Torak terdiri dari tiga ruas
yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari + 9 ruas. Caput merupakan
kepala serangga yang berfungsi sebagai tempat melekatnya antena, mata majemuk,
mata oseli, dan alat mulut. Berdasarkan posisinya kepala serangga dibagi
menjadi tiga, yaitu hypognathous, prognathous, dan ephistognathous.
Hypognathous apabila alat mulutnya menghadap ke bawah, contoh serangganya
adalah belalang Acrididae prognathous apabila alat mulutnya menghadap ke depan,
contoh serangganya adalah kumbang Carabidae dan ephistognathous apabila alat
mulutnya menghadap ke belakang, contoh serangga adalah semua serangga ordo
Hemiptera (Pedigdo, 1989).
Sesungguhnya
tubuh serangga terdiri tidak kurang 20 ruas. Enam ruas terkonsolidasi membentuk
kepala, tiga ruas membentuk toraks dan 11 ruas membentuk abdomen. Tidak seperti
halnya vertebrata, serangga tidak memiliki kerangka dalam, oleh karena itu
tubuh serangga ditopang oleh pengerasan dinding tubuh yang berfungsi sebagai
kerangka luar (eksoskleton). Proses pengerasan dinding tubuh tersebut dinamakan
sklerotisasi. Dinding tubuh atau kulit serangga disebut integument. Integument
terdiri atas satu lapis epidermis (yang dapat menghasilkan lapisan luar yang
keras), selput (membran) dasar dan kutikula (Jumar, 2000).
Kelas insecta
dikenal sebagai hama tanaman, namun ada beberapa yang bertindak, sebagai musuh
alami hama (parasitoid dan predator). Serta sebagai seraangga penyerbukan
secara umum morfologi anggota kelas insecta ini adalah : Tubuh terdiri dari
ruas-ruas (segmen) dan terbagi ke dalam tiga daerah yaitu caput, thoraks, dan
abdomen. Kaki berjumlah 3 pasang pada thoraks. Antenna satu pasang. Berdasarkan
sayap insecta dibedakan menjadi dua sub-klas : Apterigota (tidak bersayap),
tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antenna panjang.
Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan ini adalah kutu buku. Peterigota
(bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar
dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Eksopterigota dibedakan menjadi
beberapa ordo berdasrkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya. Orthroptera
memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa,
jangkrik, dan gansir. Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang sama panjang.
Contohnya walang sangit (Leptocorisa acuta), dan kutu busuk (Cymex rontunudus).
Homoptera memiliki dua pasang sayap yang sama panjang. Contohnya wereng coklat
(Nilaprata lugens). Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya
adalh capung (Pantala) (Levin,1990).
Serangga
merupakan kelompok hewan yang paling dominan di muka bumi, yaitu dengan jumlah
spesies hampir 80% dari jumlah total hewan di bumi. Total dari 751.000 spesies
golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di indonesia dan sebanyak
1.413.000 spesies telah dikenal serta hampir setiap tahunnya terjadai
penambahan spesies baru yang di temukan. Alasan ini yang menyebabkan serangga
berhasil dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya pada habitat yang
bervariasi, kapasitas dalam berproduksi yang tinggi, serta kemampuan makanan
jenis makanan yang berbeda dalam manghindari predator (Borror,1998).
Serangga
adalah hewan-hewan yang bersegmen dengan ksokeleton berkitin dan alat-alat
tambahan bersegmen. Segmensi itu nampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis
dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik
laut, air tawar, maupun habitat terestial di diami oleh serangga coelon pada
arthropoda tereduksi . homocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis
kelamin terpisa, namun demikian pada jenis-jenis tertentu reproduksi
parthenogenesis merupakan karakteristik sirkulasi terjadi karena gerakan pulsai
jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus
berpasangnya pada tiap segmen (Sastrdihardjo,1984).
Serangga
merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi ini. Dalam jumlah mereka
mellebihi semua hewan melata daratan lainnya dan praktis mereka terdapat
dimana-mana. Banyak serangga yang bermanfaat bagi manusia tidak akan berada
dalam bentuk sekarang ini. Bermanfaat mulai dari proses penyerbukaan, sebagai
makanan, hingga sebagai bahan percobaan dan penelitian kedokteran (Hala,2007).
Serangan hama
pada pola tanam akar wangi dan kentang belum terlihat karena pola hama
menyerang tanaman masih sulit dideteksi. Tanaman yang terserang juga memperlihatkan
gejala layu seperti serangan penyakit. Serangga yang ditemukan adalah jenis L.
huidobrensis yang merupakan hama penting sayuran (kubis, kacang, wortel, bawang
daun) dan tanaman hias. Serangga ini bersifat polifagus dan menyerang tanaman
kentang, tomat, seledri, kacang-kacangan, mentimun, dan berbagai jenis gulma
(Rauf et al. 2000).
Insecta atau
serangga merupakan hewan atau anggota dari ordo Arthropoda yang sangat banyak
anggota spesiesnya. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi
yang sangat tinggi. Fosil-fosilnya dapat dirunut hingga ke fosil raksasa
primitif yang telah ditemukan. Serangga mampu hidup dimanapun, bahkan ada
serangga yang mampu hidup tanpa oksigen sekalipun. Hal ini dikarenakan serangga
mampu beradaptasi dengan segala kondisi yang membuat variasi morfologi sesuai
dengan cara adaptasi mereka dengan lingkungannya. Ada serangga yang mampu
terbang, serangga yang hidup di air dan banyak yang di terestrial atau di atas
permukaan tanah (Djuhanda,1980).
a.
Sistem
pencernaan pada insecta memiliki sistem pencernaan yang lengkap dan organ yang
jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan.
b.
Sistem
pernapasan pada insecta bernafas dengan trakea yang berupa tabung bercabang
yang dilapisi dengan kitin. Oksigen masuk secara langsung, dari trakea ke
sel-sel tubuh. Sistem trakea membuka bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu
pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan
membatasi hilngnya air (Soulsby,1982).
c.
Sistem
sirkulasi pada insecta Sistem sirkulasi insecta berupa sistem sirkulasi terbuka
dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi memompa hemolimfa melalui
sinus homosol (rongga tubuh).
d.
Sistem
pengeluaran (ekresi) pada insecta Sistem saraf insecta terdiri dari pasangan
tali saraf vebtral dengan beberapa ganglia segmental, beberapa segmen ganglia
anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat antenna, mata, dan organ
indra lain yang terpusat dikepala (Jasin,1987).
2.2. Macam-macam Serangga
Pada
praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman kali ini praktikan menggunakan
beberapa macam serangga, diantaranya:
a.
Kupu-kupu
Kupu-kupu
merupakan hewan jenis serangga yang tergolong subordo Rhopalocera yang biasa
terbang disiang hari. Kupu-kupu memiliki antenna pada ujung kepalanya yang
membesar. Pada waktu istirahat, kedudukan sayapnya tegak lurus dengan permukaan
sebelah atas berhubungan (bersinggungan). Pada subordo ini terbagi menjadi dua,
yaitu kupu-kupu (butterflies) dan skippers. Pada umumnya kupu-kupu ini memiliki
perut yang langsing. Letak pangkal antena berdekatan dan ujungnya tidak
membengkok. Kupu-kupu termasuk kedalam serangga yang mengalami metamorphosis
secra sempurna, dengan siklur telur, larva, pupa, dan imago.
Ciri spesifik
yang dimiliki oleh kupu-kupu adalah bagian tubuhnya terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu caput (kepala), thorax (dada), dan abdomen (perut. Pada setiap
bagian kupu-kupu (kepala, dada, dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu
halusdan berwana menyala. Ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki
fungsi masing-masing:
1.
Kepala
(caput) Kepala kupu-kupu berbentuk bulat kecil yang menganban alat makan dan
memiliki sensorik. Alat makan pada kupu-kupu dinamakan proboscis, sedangkan
alat sensoriknya adalah sepasang antenna yang biasanya menebal pda bagian
ujungnya. Bentuk mata kupu-kupu seperti belahan bola yang membengkak. Pada mata
bagian atsa biasanya dinamakan mata majemuk.
2.
Dada
(thorax) Dada merupakan bagian tengah tubuh pada kupu=kupu yang berfungsi untuk
penggerak. Dan pada bagian dada pula tempat melekatnya kaki dan sayap. Thorax
tersusun atas tiga segmen, yang tiap segmenya terdapat sepasang tungkai untuk
berjalan dan berpegangan. Dua pasang sayap sayap terdapat pada mezothorax dan
metathorax yaitu bagian kedua dan ketiga dari segmen dada. Pada beberapa jenis
kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor).
3.
Perut
(abdomen) Abdomen merupakn bagian yang lunak daripada kepala dan dada. Perut
pada kupu-kupu memiliki tujuh (tujuh) atau 8 (delapan ) segmen yang mudah
terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada
jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut
berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakan telur).
b.
Belalang
Kayu
Belalang kayu
yang memiliki nama latin Valanga nigricornis merupakan salah serangga yang
tergolong dalam hama. Belalang kayu terdapat didaerah yang musim keringnya
tegas. Belalang kayu ini terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax, dan
abdomen. Warna tubuh belalang kayu ini abu-abu kecoklatan jika yang sudah
dewasa, jika yang muda berwarna hijau. Memiliki 6 (enam) pasang kaki dan 2
(dua) pasang sayap. Sayap bawah pada dasarnya berwarna merah. Belalang kayu ini
memiliki tipe mulut penguyah-penggigit. Pada belalang kau ini mereka memiliki
alat pendengaran yang disbut tympanum yang terletak pada abdomen dekat sayap.
Belalang kayu ini bernafas dengan trakea.
c.
Lebah
Lebah
termasuk dalam kelas insekta dan tergolong dalam jenis serangga yang berdarah
dingin, yakni hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh perubahan suhu
dilingkungannya. Lebah memiliki 3 (tiga) bagian, yaitu kepala, thorax, dan
abdomen. Secara umum lebah bisa tumbuh diseluruh belahan bumi terkecuali di
daerah kutub, karena didaerah kutub tidak terdapat tanaman yang menjadi sumber
makanan bagi lebah. Pada daerah tropis lebah dapat berkembang biak dengan baik
dan produktif.
Lebah ratu
merupakan pemimpin koloni dan bertanggung jawab terhadap koloninya. Sedangkan
lebah jantan berasal dari dari telur yang tidak dibuahi. Lebah ini berfungsi
sebagai pemacek, pengawin ratu muda. Adapula lebah pekerja, lebah ini merupakan
kelompok yang jumlahnya paling banyak dalam koloni. Lebah pekerja ini bersal
dari sel telur yang dibuahi.
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari
jum’at, tanggal 15 Desember 2017 pukul
14:40-16:20 WIB. Bertempat di laboratorium Terpadu Universitas PGRI Palembang.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan untuk praktikum yaitu; Lup.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk
praktikum yaitu; Alkohol, belalang kayu (Sexava
Sp), lalat (Musca domestica),
kupu-kupu Rhopalucela Sp dan lebah (Apis andreniformis).
3.3 Cara Kerja
Adapun
cara kerja dari praktikum ini yaitu:
1.
Siapkanlah
bahan-bahan yang akan di gunakan
2.
Siapkan
Bak paravin dan letakanlah masing-masing bahan
tersebut di atas Bak paravin.
3.
Amatilah
bagian-bagian morfologi dari setiap hewan tersebut
4.
Gambar
dan tulislah Keteranagan morfologi hewan tersebut dengan baik dan benar.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Lalat rumah
Lalat rumah
berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-abuan dengan empat
garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina mempunyai celah lebih
lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir
paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah
Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk
menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek. Bagian ujung
probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan
saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap. Sayapnya
mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap
mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri pada lalat
rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang kaki
lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang. Bantalan disebut
pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat
menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di
sampah dan tempat kotor lainnya. Lalat jantan dan betina dapat dibedakan dari
ovipositornya dan posisi sayapnya. Sayap betina agak kurus dan lebih panjang,
sedangkan sayap jantan agak melengkung pada bagian atasnya.
Adapum klasifikasi dari lalat rumah
yaitu :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthoropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo :
Diptera
Family : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : Musca domestica.
4.2.2 Belalang
Belalang
adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat
mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya). Pada umumnya
belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait erat secara biologis
dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat
ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
Tubuh
belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut
(abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2
antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki
depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga,
belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum
dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat
besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk
memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga
manusia, Belalang bernafas dengan trakea. Belalang punya 5 mata (2 compound
eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar
(exoskeleton). Contoh lain hewan dengan exoskeleton adalah kepiting dan
lobster. Belalang betina dewasa berukuran lebih besar daripada belalang jantan
dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh
sekitar 2-3 gram (Risandi, 2012).
Belalang
termasuk dalam ordo Orthoptera yang mengalami metamerfosis secara
paurometabola. Belalang dikenal sebagai pemakan dengan tipe mulut menggigit.
Umumnya bersifat diurnal (aktif disiang hari). Belalang yang ditemui ini
merupakan belalang jenis fitophagus yakni belalang pemakan
tumbuhan/herbivora.Belalang ini ditemui pada daun tanaman padi dan dikenal sebagai
hama tanaman padi.
Adapun ciri-ciri belalang yang dapat
diamati adalah :
a.
Ukuran
tubuh lebih berbentuk silinder agak panjang
b.
Warna
sayap coklat, kakiknya hijau/kekuningan
c.
Memiliki
2 pasang sayap pada thorax
d.
Memiliki
3 pasang kaki pada thorax
e.
Tubuhnya
berwarna hijau
f. Memiliki 2 mata
facet dan 3 mata sederhana (ocelli)
g.
Memiliki
sepasang antenna yang relative pendek.
h.
Kaki
paling belakang membesar untuk meloncat
Tubuh
belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (torak) dan perut
(abdomen). Belalang juga memiliki 6 kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2
antenna. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki
depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga,
belalang dapat mendengar. Alat pendengaran pada belalang disebut dengan
tympanum dan terletak pada abdomen pada sayap. Tympanum berbentuk menyerupai
disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan
untuk memantau getaran di udara. Secara fungsional mirip dengan gendang telinga
manusia. Belalang bernafas dengan trakea. Belalang mempunyai 5 mata (2 compound
eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar
(exoskeleton).
Klasifikasi belalang
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo :
Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Sexava
Spesies : Sexava Sp
4.2.3 Lebah
Morfologi
dari Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput),
dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti halnya insekta lebah tidak mempunyai
kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi sebagai penggantinya adalah
penutup tubuh eksternal yang mengandung Chitin dan menutupi organ dalam.Anatomi
lebah madu dalam hal ini meliputi sistem pencernaan, sistem penginderaan, dan
sistem reproduksi. Sistem pencernaan pada lebah madu berturut-turut adalah:
mulut, osefagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus halus, usus
besar, colon dan rectum. Sistem penginderaan pada lebah madu meliputi indera
penglihat, indera pencium, dan indera peraba. Dalam hal sistem reproduksi,
organ reproduksi yang berkembang sempurna pada lebah hanya pada lebah jantan
dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat menelurkan 1000-2000
sel telur per hari.
Lebah
merupakan jenis serangga yang tergolong dalma ordo Hymenoptera (serangga
bersayap berselaput/bermembran) pada family Apidae. Lebah ini ditemui hinggap
pada bunga mentimun jepang sedang mengisap nektar. Jenis lebah ada
bermacam-macam akan tetapi lebah pada pengamatan ini adalah jenis lebah
pengumpul. Tipe mulut lebah ini adalah pengisap.Lebah mengalami metamerfosis
secara holometabola. Lebah ini berperan penting dalam penyerbukan. Adapun
ciri-ciri yang dapat diamati adalah
Tubuh terbagi atas kepala, dada, perut.
Mempunyai 2 pasang sayap dan mata fecet sepasang. Ukuran tubuh agak besar. Mempunyai sepasang antena pendek.
Adapun klasifikasi lebah yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :
Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Apis
Spesies : Apis
andreniformis
4.2.4 Kupu-kupu
Kupu-kupu
memiliki cirri-ciri badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala),
thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua
pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung
ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka
luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan
oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut)
tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala.
Kepala adalah
bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata kompon, probosis dan faring
(tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem pencernaaan), dan 2 antena yang
terpasang di kepala. antena adalah alat sensor yang terdapat di kepala serangga
dewasa. Antena ini digunakan untuk
mencium dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang
sedikit membulat yang disebut sebagai antennal club. mata kompon kupu-kupu terdiri
dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya.
Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja. kupu-kupu
dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan probosis
atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan,
probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air. palp labial membantu
kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu merupakan makanan atau bukan.
Dada adalah
bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana kaki dan sayap terpasang.
kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang berada di depan, dan 2 pasang
kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah,
dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat
"merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap. perut merupakan
bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi yang memiliki organ vital
seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat ekresi (pembuangan
sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ reproduksi dan
sebagian besar sistem pencernaan (Enni, 2011).
Adapun ciiri
spesifik dari kupu-kupu adalah badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput
(kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai
(kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus
terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin (
eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau
segmen-segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu
(kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna
menyolok/ menyala. Ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki struktur
tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut :
a.
Kepala
(caput )
Kepala
berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat
makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang
biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan
bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk.
b.
Dada
( thoraks )
Dada
merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana
kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing
segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang
sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari
segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus
(ekor).
c.
Perut
( abdomen )
Abdomen
merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10
(sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat.
Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri
dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi
ovipositor (alat untuk meletakkan telur).
Adapun klasifikasi dari kupu-kupu
yaitu :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Lycaenidae
Genus : Rhopalocela
Species : Rhopalucela
Sp
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Simpulan dari
praktikum yang sudah dilakukan praktikan mengetahui berbagai macam serangga
dengan berbeda ordo.
a.
Serangga
adalah hewan yang teramsuk kedalam kelompok utama hewan beruas Arthopoda yang
memiliki tungkai enam atau tiga pasang. Tidak semua serangga mengalami
metamorphosis sempurna, adapula yang mengalami secara tidak sempurna.
b.
Keberadaan
serangga ada yang menguntungkan dan ada juga yang tidak menguntungkan.
Kebedaraan spesies serangga hampir 80% lebih banyak dibandingkan jenis hewan
lain, sehingga hewan jenis serangga ini dapat mudah berkebang biak. Struktur
tubuh serangga terbagi menjadi tiga, yaitu caput (kepala), thorax, dan abdomen.
c.
Pada
kepala biasanya tempat menempelnya sepasang antenna dan mata. Antena berperan
sebagai alat perangsang. Pada thorax biasnya melakat beberapa pasang sayap dan
melekatnya kaki. Pada abdomen merupakan bagian perut juga terdapat kaki bagian
belakang.
5.2. Saran
Saran untuk
praktikum selanjutnya agar bisa dilakukan lebih efektif dan efisien dalam
pelaksaan praktikum dan lebih kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell.2000.
Biologi Edisi 5.Jakarta.PT Gelora
Aksara Pratama
Djuanda,T. 1984. Analisa Struktur Vertebratae Jilid I. Bandung: Americo.
Jasin. 1989. Sistematika Hewan
vertebrata dan invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Jumar.
2000. Entomologi Pertanian. Jakarta : Rineka Cipta
Kimball
dkk. 2006. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Nugroho, L. Hartanto, dkk. 2004. Biologi Dasar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pracaya. 2007.
Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya : Depok.
Pracya. 2004.
Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: penebar swadaya
Purnomo,
Hari. 2010. Pengantar Pengendalian Hayati. CV. ANDI OFFSET : Yogyakarta.
Suputa.2000.
Entomologi Ordo serangga. Universitas Gadjah Mada. Pdf
Tjahjadi,
Nur. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. KANISIUS : Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment