LAPORAN
PRAKTIKUM RAKTIKUM BIOLOGI
FILUM ARTHROPODA
![]() |
Disusun oleh :
Nama :
Ratri Rahmatika
NIM : 2018411013
Dosen :
Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si
JURUSAN
BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS
PGRI PALEMBANG
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Arthropoda
berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000
m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos
yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000
m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter
(Karmana,2007)
Arthropoda
(dalam bahasa latin, Arthra = ruas ,
buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas,
berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh
Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan
organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas
segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh :
laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki
seribu, udang, lalat atau laler, kecoa. Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam,
beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan
berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Hewan
arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh
ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula
sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan
lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan
mengalami pengelupasan (Karmana, 2007).
Tubuh
Arthropoda terdiri atas caput (kepala),
toraks (dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Pada
laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara
kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh
ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak.
Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata,
penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat
perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya (Karmana, 2007).
Anggota dari
filum antropoda ini merupakan hewan yang kakinya bersegmen-segmen, tubuhnya
simetris bilateral yang juga biasnya
darigemn deran segmen. Pada setiap segmen atau segmen terdapat pasangan
appedage atau embelan (bagian tubuh yang menonjol dan mempunyai ujung bebas
misalnya anggota tubuh). Terdapat rangkaian luar dari kitin yang fleksibel
untuk memudahkan pergerakan bagian segmen tubuhnya. Sistem syaraf yang dimiliki
annelida. Selain sistem saraf banyak hal-hal lain yang mempuyai sipat-sipat
sama dengan annelida misalnya anggota gerak, alat ekskresi dan sebaagianya,
sehingga di anggap filum kekerabatan denagan filum Annelida. Umumnya Arthopoda
memiliki mata mejemuk, suatu tipe organ penglihatan yang berbeda dengan
Iverterberta atau verteberat lainya (Rusyana, 2014).
1.2 Tujuan pratikum
Adapun
tujuan dari pratikum filum arthropoda yaitu
a)
Untuk mengetahui dan mengamati habitat Phylum
Arthropoda
b)
Untuk mengetahui dan mengamati ciri dan jenis Phylum
Arthropoda
c)
Untuk mengidentifikasi Phylum Arthropoda
d)
Untuk mengetahui klasifikasi Phylum Arthropoda
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 filum
arthopoda
Antropoda ini di bagi menjdai enam kelas yaitu crustacea, onycphora,
aracholdea, olilopoda, diplipoda, dan inseta. Tetapi kdang-kadang kelas
Chilopoda dan Diplopoda.
a) Kelas crustacea
Merupakan
kelas dari Arthropoda yang hidupnya menepati perairan baik di air tawar dan air
laut.bernafas dengan mwnggunakan insang. Tubunya terbagi menjadi: kepala (cephalo), dada (thorax) dan perut (abdomen) atau kadang-kadang kepala dan perut
bersatu cephalothorax. Kepala
biasanya terdiri dari empat segmen bersatu, pada bagaian kepalah terdapat dua
pasang antena, satu pasang mandibula
(rahang pertama) dan dua pasang maxila (rahang
kedua). Bagian dada mempunyai embelan dengan jumlah yang berbeda yang di
antaranya ada yang berfungsi sebagai alat gerak. Segmen baagian perut umumnya
sempit dan lebih mudah di gerakan di bandingkan dengan bagian kepala dan dada
bagian perut pun mempunyai embelan yang dalam ukuranya mengalami pengurangan.
Sistem peredaran darah terbuka, pernafasan ummumnya di lakukan oleh ingsang.
Pada gologan udang-udang rendah kdang-kdang pernapsan berlangsung dengan terjadinya
tukran gas oleh seluruh tubuh. Sistem syaraf terdapat pengumpulan dan peraturan
ganglia yang mana dari sana keluar syaraf-syaraf yang menujukan ke tepi. Karena
begitu banta jenis dari crustacea ini yang
sudah tentu memiliki perbedaaan-perbedaaan di samping beberpa
persamaannya, maka crustacea ini dapat di bedakan beberapa sub kelas. Umumnya dari kelas crustacea ini yang paling banyak di
kenal adalah jenis yang mempunyai arti ekonomi bagi
manusia seperti udang, kepiting dan sebagainya (Rusyana, 2014).
Kelas ini
sebagian besar anggotanya hidup di air, bernapas dengan insang. Tubuhnya
terdiri dari bagian kepala-dada yang bersatu (sefalotorak) dan perut (abdomen).
Crustacea eksoskeleton keras, terdiri
dari zat kitin yang berlendir. Pada bagian sefalotorak terdapat lima pasang
kaki besar yang berfungsi untuk berjalan (kaki jalan) di mana sepasang kaki
pertama berukuran lebih besar disebut keliped. Adapun di bagian abdomen
terdapat 5 pasang kaki berukuran kecil yang berfungsi untuk berenang (kaki renang).
Bagian depan sefalotorak terdapat sepasang antena panjang dan sepasang antenule
pendek. Crustacea dibedakan menjadi 2, yaitu Entomostraca (mikrocrustacea), misalnya Daphnia
sp, Cyclops sp, yang merupakan komponen
penting dari zooplankton. Malacostraca (makro-crustacea),
misalnya Pinnaeus monodon (udang windu), Cancer sp (kepiting), Panulirus sp
(lobster) (Rusyana, 2014).
b) Kelas
onychopora
Kela ini
begitu tidak dikenal sehinnga tidak akan di bahasa secara panjang lebar. Hewan ini meiliki kutikulah yang
tipis, tidak bersegmen, dinding tubuh berotot, terdapat sepasang rahang dan
sebatris lubang nepridium, panjang tubuh lebih kurang 5 cm. Contohnya peripatus (Rusyana, 2014).
c) Kelas
archnoidea
Archnoidea di ambil
dari kata yunani. Yaitu archane= laba-laba. Beberapa jenis yang termasuk archnoidea ialah kalajenking, laba-laba,
caplak dan sebgainya. Tubunya terdiri dari 2 bgaian yaitu cephalothorax dan perut, terdapat 6 pasang embelan pada cephalothorax, anetna tidak ada (Rusyana, 2014).
d) Kelas
Insecta
Insekta merupakan
kelas terbesar dalam Arthropoda, bahkan anggota insekta merupakan bagian
terbesar dari filum Animalia. Lebih dari satu juta spesies Insekta hidup di
bumi ini. Dari jumlah itu setengahnya telah diuraikan secara tertulis dan
diterbitkan (Radiopoetro, 1996).
1)
Ciri-ciri Insecta
Tubuh insekta terdiri dari tiga
bagian, yaitu kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Di kepala terdapat bermata tunggal (oceli), mata majemuk (faset),
alat-alat mulut, mungkin juga antena. Dada terdiri dari tiga ruas, yaitu
protoraks, mesotorak dan metatoraks. Kaki dan sayap terdapat di bagian dada
(Radiopoetro, 1996).
Insekta memiliki tiga pasang kaki (heksapoda), bersayap sepasang atau dua
pasang, meski ada sebagian insekta yang tidak bersayap. Habitat di darat, air
tawar (terutama pada stadium muda), dan beberapa jenis hidup di laut. Ukuran
tubuhnya mulai dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter (insekta
terpanjang, Pharmacia serratipes, panjangnya mencapai 26 cm). Tipe mulut
insekta bermacam-macam (mengisap, menusuk dan mengisap, menggigit, mengunyah).
Bernapas dengan trakea yang bercabang-cabang dan terbuka pada sepasang
spirakulum pada sisi-sisi tubuh. Insekta mengalami metamorfosis, baik
metamorfosis sempurna maupun tidak sempurna (beberapa golongan serangga tidak
mengalami metamorfosis). Mempunyai sistem saraf tangga tali. Peredaran darah
terbuka, darah tidak mengandung pigmen darah (hemoglobin) sehingga hanya
berfungsi mengedarkan zat makanan saja. Pengangkutan dan peredaran gas pernapasan
(O2 dan CO2) pada insekta dilaksanakan oleh sistem trakea. Berdasarkan
metamorfosisnya insekta dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: Ametabola:
serangga yang tidak mengalami metamorfosis, misalnya Lepisma sp (kutu buku). Hemimetabola:
serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, misalnya capung, belalang.
Telur menetas menjadi nimfa (miniatur serangga dewasa) lalu tumbuh menjadi
serangga dewasa. Holometabola:
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna, misalnya nyamuk, lalat,
kupu-kupu. Telur menetas menjadi larva, larva berkembang menjadi pupa (kepompong), akhirnya menjadi serangga
dewasa (Radiopoetro, 1996).
2)
Klasifikasi Insecta
Insecta terdiri dari dua subkelas, yaitu: Apterygota (serangga tidak bersayap).
Pembagian segmen tubuh Apterygota
meliputi: kepala, dada, dan perut kurang tegas. Umumnya hewan ini tidak
mengalami metamorfosis. Pterygota
(serangga bersayap). Pembagian segmen tubuh Pterygota meliputi: kepala,
dada, dan perut sudah jelas. Mengalami metamorfosis sempurna atau tidak
sempurna. Berikut contoh beberapa ordo dalam kelas Insecta: (Radiopoetro,
1996).
a) Subkelas
Apterygota
1) Ordo Protura
Protura memiliki tubuh sangat kecil
(panjang sekitar 1,5 mm), hidup di darat, tidak bersayap, tidak punya mata,
tanpa antena, tipe mulut mengisap, kaki pendek. Hewan ini hidup di sampah yang
membusuk, di bawah kulit batang membusuk. Contoh: Acerentulus sp. (Radiopoetro, 1996).
2) Ordo Thysanura
Thysanura memiliki tubuh kecil
(panjang sekitar 30 mm), hidup di darat, tidak bersayap, antena panjang, kaki
2-3 ruas, bagian belakang abdomen terdapat 3 alat tambahan panjang. Hewan ini
merupakan pemakan selulosa pada kertas. Contoh: Lepisma saccharina (kutu buku) (Radiopoetro, 1996).
3) Ordo
Collembola
Collembola tubuh kecil (panjang 2 –
5 cm), tidak bersayap, antena sedang (terdiri empat ruas), kaki terdiri atas
satu ruas. Pada bagian abdomen terdapat alat tambahan untuk meloncat (furcula).
Tipe mulutnya mengunyah, mata majemuk, tidak mengalami metamorfosis. Hewan ini
hidup di bawah dedaunan, lumut, kulit kayu, dan batu. Contoh: Entomobrya laguna (ekor loncat), Papirus
fuscus (kutu kebun) (Radiopoetro, 1996).
b) Subkelas Pterygota
1) Ordo Orthoptera
Orthoptera merupakan insekta
peloncat, femur kaki berukuran besar. Sayapnya dua pasang, sayap depan lurus,
kaku dan menyempit, adapun sayap belakang (dalam) tipis seperti membran. Saat
tidak terbang terlipat berlapis-lapis. Hewan ini memiliki mata tunggal atau
majemuk, antena berukuran sedang atau panjang. Mulut hewan ini berfungsi untuk
menggigit. Orthoptera mengalami metamorfosis tidak sempurna. Contoh: Valanga nigricornis (belalang), Gryllus sp
(jangkrik), Periplaneta americana sp (kecoa) (Radiopoetro, 1996).
2) Ordo
Dermaptera
Ukuran tubuh Dermaptera bervariasi,
dari ukuran kecil sampai cukup besar. Antena cukup panjang dan ramping. Hewan
ini bersayap dua pasang, sayap depan mengeras (disebut elytra), sayap belakang seperti selaput (disebut tegmina). Saat istirahat sayap belakang
tertutup oleh tegmina. Bagian belakang abdomen Dermaptera terdapat penonjolan
seperti capit, terutama pada Dermaptera jantan. Tipe mulutnya mengunyah. Hewan
ini mengalami metamorfosis tidak sempuna. Hidupnya bersembunyi di celah-celah
bebatuan, memakan dedaunan atau insekta lain.Contoh: Forficula auricularia (Radiopoetro, 1996).
3) Ordo Isoptera
Isoptera memiliki tubuh lunak,
bagian kepala besar dan berkitin, berukuran kecil sampai sedang. Hewan ini
hidup dalam koloni besar, terdapat polimorfisme (koloni dengan beberapa bentuk
dan tugas yang berbeda-beda). Rahangnya besar dan menonjol, mempunyai sayap dua
pasang berukuran sama panjang. Setelah dewasa, Isopter menanggalkan sayapnya.
Hewan ini mengalami metamorfosis tidak sempurna. Contoh: Reticuli termes
(rayap kayu dan tanah), Kolotermes sp
(rayap kayu kering), Zootermes sp (rayap kayu basah), Amitermes sp (rayap tanah kering), Macrotermes sp (rayap pembentuk rumah tanah/termitarium)
(Radiopoetro, 1996).
4) Ordo Anoplura
Anoplura berupa serangga kecil
(sekitar 6 mm), tak bersayap, ektoparasit pada mamalia, tubuh agak pipih. Kaki
pendek, kuat, tipe mulut mengisap. Antena pendek, tak ada mata, dada bersatu,
tarsi pendek (1 ruas), Anoplura metamorfosis sempurna. Contoh: Pediculus humanus capitis (kutu rambut kepala), Pediculus humanus corporis (kutu rambut
badan) (Radiopoetro, 1996).
5) Ordo
Homoptera
Homoptera serangga kecil atau
sedang, sayap dua pasang, dasar sayap tidak pernah mengeras. Tipe mulut
mengisap karena makanan berupa cairan tumbuhan. Homoptera mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Jika dalam keadaan terlipat panjang sayapnya
melebihi tubuhnya. Contoh: Aphis
medicaginis (kutu daun).
6) Ordo
Hemiptera
Hemiptera termasuk serangga kecil
sampai sedang, sayap dua pasang atau tanpa sayap. Tipe mulutnya menusuk dan
mengisap, makanan berupa cairan tumbuhan atau hewan lain. Bagian depan sayapnya
menebal, bagian distal tipis seperti membran. Bagian protoraks hewan ini bebas
dan besar. Hemiptera mengalami metamorfosis tidak sempurna. Contoh Nilavarpata lugens (wereng), Laptocarixa
acuta (walang sangit), Ranatra sp (kalajengking air), Cimex lectularius (kutu
busuk) (Rusyana, 2014).
7) Ordo
Odonata
Odonata termasuk insekta besar, tubuh memanjang,
kepala dapat digerakkan bebas. Odonata mempunyai mata faset berukuran besar,
terdiri dari 30.000 omatidia. Sayapnya dua pasang, memanjang, transparan dengan
venasi yang jelas. Ujung abdomen kecil memanjang seperti ekor, hewan ini
mengalami metamorfosis tidak sempurna. Fase nimfa hidup di air, setelah dewasa
dapat terbang. Contoh: Aeshna sp
(capung) (Radiopoetro, 1996).
8) Ordo Neuroptera
Neuroptera merupakan Insekta
berukuran kecil sampai besar, tubuh memanjang, antena panjang. Neuroptera
adalah predator yang mempunyai tipe mulut untuk mengunyah. Mata besar, Abdomen
sempit dan panjang. Sayap besar, dua pasang, bervenasi seperti jala. Neuroptera
mengalami metamorfosis sempurna. Contoh: Chrysopa
oculata (lalat bermata emas), Myrmeleon frontalis (undur-undur) (Radiopoetro,
1996).
9) Ordo Lepidoptera
Tubuh Lepidopetera berukuran kecil
sampai sangat besar (3 – 250 mm). Sayap dua pasang, besar, dilapisi sisik atau
semacam serbuk, memiliki pola warna beraneka ragam. Antenanya panjang,
tergulung rapi di bawah kepala. Lepidoptera mempunyai tipe mulut pengisap,
maksila (rahang atas) bersatu
membentuk proboscis untuk mengisap madu. Hewan ini mengalami metamorfosis
sempurna, larva berupa ulat dengan kelenjar sutera untuk membentuk
kokon. Contoh Bombyx mori
(kupu-kupu, kokonnya menghasilkan ulat sutera), Attaus atlas (kupu-kupu ulat
sutera), Potoparce sexta (kupu tomat) (Radiopoetro, 1996).
10) Ordo
Diptera
Diptera berupa insekta berukuran
kecil sampai sedang dan termasuk hewan diurnal (aktif malam hari). Sayap
sepasang (2 buah), transparan, berpangkal pada mesotorak. Sayap pada metatoraks mengalami modifikasi menjadi
semacam pemukul/halter. Tipe mulut menusuk, mengisap, dan menjilat, berbentuk
semacam proboscis.
Diptera mengalami metamorfosis sempurna.Contoh Musca domestica (lalat rumah), Drosophyla melanogaster (lalat buah),
Tabanus sp (lalat kandang), Anopheles
sp (nyamuk Malaria), Aedes aygepti
(nyamuk demam berdarah), Culex sp (Radiopoetro, 1996).
11) Ordo
Siphonoptera
Siphonoptera termasuk insekta kecil,
tidak bersayap, pandai melompat. Abdomennya besar, kepala dan dada kecil. Tipe
mulut menusuk dan mengisap. Hewan ini bersifat ektoparasit pada burung,
mamalia, reptilia. Siphonopetera mengalami metamorfosis sempurna, pupa dalam
kokon. Contoh: Pulex iritans (pinjal
manusia), Ctenocephalus canis (pinjal anjing), Ctenocephalus felis (pinjal
kucing), Xenopyllacheopsis (pinjal tikus) (Radiopoetro, 1996).
12) Ordo
Coleoptera
Coleoptera berupa serangga kecil
sampai besar. Tubuhnya keras. Sayap dua pasang, sayap depan keras (elytra), sayap belakang tipis seperti
membran. Sayap Coleoptera terlipat ke dalam saat istirahat. Coleoptera
mengalami metamorfosis sempurna, larva seperti cacing. Contoh: Necrophorus sp (kumbang sampah), Coccinela
sp, Hippodamia sp (kumbang predator hama tumbuhan), Lytta vesicatoria (kumbang
Spanyol) (Rusyana, 2014)
13) Ordo
Hymenoptera
Hymenoptera berupa serangga
berukuran kecil sampai besar, hidup berkoloni meski ada yang soliter. Sayap dua
pasang, seperti membran. Tipe mulutnya mengunyah dan menjilat, mata besar.
Hymenoptera mengalami metamorfosis sempurna, larva dalam kokon. Contoh: Apis indica, Apis mellifera (lebah madu),
Monomorium sp (semut hitam), Vespula maculate (Jawa: tawon endas)
(Radiopoetro, 1996).
e) Myriapoda
Hewan yang tergolong kelas Myriapoda memiliki banyak segmen tubuh, dapat
mencapai 100 – 200 ruas. Tubuh terdiri dari kepala yang kecil, berada pada ruas
pertama, dan perut yang pada tiap ruasnya memiliki sepasang atau dua pasang
kaki. Habitatnya di darat, bernapas dengan paru-paru buku. Pada bagian kepala
hewan ini terdapat sepasang mandibula
dan dua pasang maksila.
Kelas ini terdiri dua, yaitu: (Radiopoetro, 1996).
a) Chilopoda
Tubuh Chilopoda agak pipih (gepeng),tubunya bersegmen-segmen atau beruas, tiap ruas tubuh terdapat sepasang kaki. Di
bagian kepala terdapat sepasang antena panjang dan semacam cakar yang berbisa.
Chilopoda merupakan hewan karnivora.Contohnya Scolopendra sp (kelabang) (Rusyana, 2014).
b) Diplopoda
Diplopoda tubuh bulat, tiap ruas tubuh terdapat dua pasang kaki. Hewan ini
menyukai tempat yang lembap. Bila menemui bahaya membela diri dengan cara
menggulung tubuhnya, Diplopoda merupakan herbivoraContoh: Spirobolus sp (luwing) (Rusyana, 2014).
f) Arachnida
Arachnida tubuh terdiri dari bagian kepala-dada yang menyatu (sefalotorak) dan perut (abdomen) yang bulat. Kepala kecil, tanpa
antena, terdapat beberapa mata tunggal (oceli).
Habitatnya di darat, bernapas dengan paru-paru buku. Mempunyai kaki empat
pasang yang terdapat pada sefalotorak. Pada sefalotorak terdapat alat tambahan
berupa sepasang kelisera yang beracun dan sepasang palpus. Pada ujung posterior
abdomen, sebelah ventral anus terdapat sutera dan bermuara pada alat serupa
pembuluh yang disebut spinneret.
Makanannya berupa cairan tubuh hewan lain dan diisap melalui mulut dan
esofagus. Jenis kelamin terpisah, fertilisasinya terjadi secara internal. Telur
yang telah dibuahi diletakkan dalam kokon-kokon sutera yang dibawa ke mana-mana
oleh hewan betina. Contoh: kalajengking, laba-laba (Rusyana, 2014).
Beberapa hewan yang termasuk Arthropoda berikut ini mempunyai peranan dalam
kehidupan manusia.
a.)
Crustacea
Sebagai
sumber protein hewani dan bernilai ekonomis tinggi. Contoh: udang, kepiting,
lobster. Sebagai sumber makanan ikan, terutama Microcrustacea yang merupakan
komponen penting pembentuk zooplankton (Radiopoetro, 1996).
b.)
Myriapoda
Membantu
proses penguraian sampah organik, karena kemampuannya memakan partikel-partikel
sampah (detritus) menjadi partikel
yang lebih kecil. Contoh: luwing/lipan (Radiopoetro, 1996).
c.)
Arachnida
Umumnya Arachnida merugikan, karena: Sebagai
ektoparasit pada hewan, hewan ternak. Contoh: caplak. Sarangnya menyebabkan
rumah menjadi kotor.Contoh: laba-laba (Radiopoetro, 1996).
d.)
Insekta
Insekta terdiri dari spesies yang
sangat beragam. Oleh karena itu peranannya dalam kehidupan manusia juga beragam
(Radiopoetro, 1996).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat/Tanggal Praktek
Adapun waktu dan tempat pada praktikum Annelida, yaitu :
Hari/Tanggal :
Selasa, 27 Desember 2018
Waktu :
Pukul 10:00
Tempat :
Labolatorium Terpadu Universitas PGRI
Palembang
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang di
gunakan yaitu Bak Parapin, kaca
pembesar ( Lup), sarung tangan, kertas, penah, dan pengsil,
3.2.2
Bahan
Adapun bahan yang di gunakan yaitu keliuing
(Jalus virgatus)
3.3. Cara Kerja
a. Menyiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan seperti, Bak
parapin, dan alat tulis serta keliuing (Jalus virgatus)
b. Lalu ambil bahan praktikum, keliuing (Jalus virgatus)
c. Letakan Rana sp di atas talanan
atau bak parapin. Kemudian amati secara morfologi, kemudian di gambar.
d. Setalah selesai melakukan praktikum bersihkan semua peralatan dan tempat
praktikum.
4.2
Pembahasan
Kelas disopoda tubunya bulat panjang dan terdiri
25-100 segmen atau lebih beratung jenis spesiesnya. Setiap segmen tepatnya dua
pasang embelan dan satu pasang antena. Contohnya pada keliuing (jalus virgatus). Heawan ini mempertahankan setrangan dari
musuh dengan cara membuatkan bdannya, atau membuat macam lingkaran. Fungsi
antenanya yaitu agar dapat mencium bauk yang kurang sedap atau tak sedap.
Membantu proses penguraian sampah
organik, karena kemampuannya memakan partikel-partikel sampah (detritus) menjadi partikel yang lebih
kecil. Contoh: luwing/lipan (Radiopoetro, 1996).
Hewan
arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata,
penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat
perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya (Karmana, 2007).
Anggota dari
filum antropoda ini merupakan hewan yang kakinya bersegmen-segmen, tubuhnya
simetris bilateral yang juga biasnya
darigemn deran segmen. Pada setiap segmen atau segmen terdapat pasangan
appedage atau embelan (bagian tubuh yang menonjol dan mempunyai ujung bebas
misalnya anggota tubuh). Terdapat rangkaian luar dari kitin yang fleksibel
untuk memudahkan pergerakan bagian segmen tubuhnya. Sistem syaraf yang dimiliki
annelida. Selain sistem saraf banyak hal-hal lain yang mempuyai sipat-sipat
sama dengan annelida misalnya anggota gerak, alat ekskresi dan sebaagianya,
sehingga di anggap filum kekerabatan denagan filum Annelida. Umumnya Arthopoda
memiliki mata mejemuk, suatu tipe organ penglihatan yang berbeda dengan
Iverterberta atau verteberat lainya (Rusyana, 2014).
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan studi pustaka dapat
disimpulkan
a.
filum antropoda ini merupakan hewan yang kakinya
bersegmen-segmen, tubuhnya simetris bilateral
yang juga biasnya darigemn deran segmen. Pada setiap segmen atau segmen
terdapat pasangan appedage atau embelan (bagian tubuh yang menonjol dan
mempunyai ujung bebas misalnya anggota tubuh).
b.
Kelas disopoda tubunya bulat panjang dan terdiri 25-100 segmen atau lebih
beratung jenis spesiesnya. Setiap segmen tepatnya dua pasang embelan dan satu
pasang antena. Contohnya pada keliuing (jalus
virgatus).
c.
Heawan ini mempertahankan setrangan
dari musuh dengan cara membuatkan bdannya, atau membuat macam lingkaran. Fungsi
antenanya yaitu agar dapat mencium bauk yang kurang sedap atau tak sedap.
d.
Membantu proses penguraian sampah organik, karena
kemampuannya memakan partikel-partikel sampah (detritus) menjadi partikel yang lebih kecil. Contoh: luwing/lipan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat di sampaikan yaitu, dalam pengmatan untuk
mengetahui marfologi hewan, hendaknya berhati-hati dengan bahan yang di pakai
DAFTAR PUSTA
Nontji. A. 2007.
Laut Nusantara. Penerbit
Djambatan : Jakarta
Prianto, E.
2007. Peran Kepiting sebagai Spesies Kunci (Keystone Spesies) pada Ekosistem
Mangrove. Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia IV. Balai Riset Perikanan
Perairan Umum. Banyuasin.
Radiopoetro, 1996.
Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusyan, adun.2014. Zoologi
invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung.
Shimek, R.L.
2008. Crabs, (Online). Website :
www.reefkeeping.com. Diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 15.30 wib
No comments:
Post a Comment