LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
SKLERENKIM
Disusun Oleh :
Nama :
Syahirul Alim
Nim :
2017411019.P
Dosen :
Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2018
BAB
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sel
merupakan unit terkecil dari organisme. Ukuran dan struktur sel demikian
kecilnya untuk dapat dilihat, didengar, atau disentuh. Sel merupakan suatu
sistem yang sangat kompleks dan memiliki mekamisme kerja yang sangat
terkoordinasi dan hidup. Kumpulan dari dua atau lebih sel, membentuk suatu
jaringan yang di dalamnya saling bertautan antara satu sel yang satu dengan sel
yang lain.
Salah
satu contoh jaringan yang memiliki dua jenis sel yang berbeda, yaitu jarin gan
sklerenkim yang terdapat pada tumbuhan. Jaringan sklerenkim terbagi menjadi dua
jenis sel, yaitu fiber yang berbentuk serat dan terdapat pada padi, rami, eceng
gondok dan lain-lain. Dan yang kedua adalah sklereid yang biasa disebut sel
batu. Disebut sel batu karena bentuknya yang keras dan tidak beraturan.
Sel
batu memiliki banyak jenis sehingga untuk mengetahui jenis sel batu, perlu
dipelajari lebih dalam tentang sel batu. Di dalam makalah ini akan dibahas
lebih dalam tentang sel batu dan jenis-jenisnya.
1.2 Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mentahui jaringan penyokong pada batotok
kelapa.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Jaringan
Jaringan adalah
kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan
hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada
tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan
erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan
berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua
dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan
struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
2.2. Macam–Macam Jaringan Tumbuhan
Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau
meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan terdiri
dari jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim,
xilem, dan floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak
di ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan
meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992).
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang
mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya
kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya (Yartim, 1987).
Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik.
Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya
protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan
parenkim (Yartim, 1987). Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah
mengalami deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya
pun relatif permanen serta rongga selnya besar (Mulyani, 1980). Sel perenkim
terdapat di berbagai sebagian tumbuhan, bentuknya besar-besar dan berdinding
tipis (Kimball, 1991). Fungsi utama sel parenkim sebagai tempat cadangan
makanan serta sebagai jaringan penyokong (Prawiro, 1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar
tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi
dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim
adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal
terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri
dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat.
Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di
sekitar batas sel (Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang
yang lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang
sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras (Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta
garam-garam mineral (Kimball, 1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua
yaitu xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel
mati maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai
unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan
kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani, 1980).
Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang
mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang
tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan
floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem
berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh
beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya
berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
BAB
III
METEDOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan pada hari kamis , tanggal 16 November 2018 pukul 08.00-09.30 WIB.Bertempat di
laboratorium Terpadu Universitas PGRI
Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan
untuk praktikum yaitu; Bak paravin, miksroskop, preparat , dan silet.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang
digunakan untuk praktikum yaitu; kelapa
(Cocos nucifera).
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu:
1.
Siapkanlah bahan-bahan yang akan di
gunakan
2.
Siapkan Bak paravin dan letakanlah
masing-masing bahan tersebut di atas Bak
paravin.
3.
Ambil baigian batok kelapa, lalu
kemudian di ambil seyetan pada batok kelapa.
4.
Amati di mikroskop dan di foto hasilnya
4.2 Pembahasan
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat
mati dan seluruh bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di
bagian korteks, perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim
pada bagian keras biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di
berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya
pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita
dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun
jaringan pengangkut.
Sel sklerenkim mempunyai dinding yang tebal,
biasanya sangat kuat dan mengandung lignin. Dinding sel mempunyai penebalan
yang bersifat sekunder. Pada waktu dewasa sel ini umumnya tersusun atas sel
yang telah mati. Yang membedakan antara kolenkim dan sklerenkim yaitu tempat
tumbuhnya. Kolenkim terdapat pada organ yang baru tumbuh sedangkan sklerenkim
terdapat pada organ yang telah mengalami proses pendewasaan (pertumbuhan
sekunder) (Sumardi, 1993).
Ada 2 jenis sklerenkim serabut dan sklereid. Serabut
terletak dalam koteks, dalam floem
sebagai bagian dari floem, pada jaringan pembuluh. Dan sklereid terdapat pada
berkas pengangkut korteks batang, tangkai daun, akar, buah, biji
(Savitri,2005).
Sel sklerenkim menunjukkan variasi dalam bentuk,
struktur, asal dan perkembangan. Sel sklerenkim dibedakan menjadi sklereid dan
serat (serabut) yang biasanya lebih panjang dari sklereid (Hidayat, 1995).
1. Serabut sklerenkim
Serabut sklerenkim terdapat di berbagai tubuh
tumbuhan, dapat berupa sel tunggal diantara jaringan dasar, tetapi pada umumnya
bergerombol membentuk pita, anyaman, dan anyaman padat yang berbentuk silinder
sejajar dengan permukaan. Sel-sel serabut sklerenkim memanjang dengan ujung
lancip. Ruang selnya sempit dan terletak ditengah serabut. Memiliki sedikit
noktah yang sudah tidak berfungsi lagi. Jaringan ini paling banyak ditemukan
didaun atau jaringan-jaringan yang bersifat seperti parenkimdi daerah empulur
dan korteks. Pada daun tumbuhan monokotil, serabut sklerenkim tidak hanya
terdapat sebagai selubung berkas pengangkut, tetapi juga mengelompok diantara
berkas pengangkut dengan epidermis atas maupun bawah dari tulang daun (Savitri,
2008).
2. Sklereid
Sklereid terdapat di berbagai tempat dalam tubuh
tumbuhan. Biasanya terhimpun menjadi sekelompok sel keras diantara sel parenkim
sekelilingnya, sklereid sering juga terdapat sebgai idioblas, yaitu sel yang
mempunyai ukuran, bentuk dan tebal dinding yang berbeda dari sel yang ada
disekelilingnya (Hidayat, 1995).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sel sklerenkim mempunyai dinding yang tebal,
biasanya sangat kuat dan mengandung lignin. Dinding sel mempunyai penebalan
yang bersifat sekunder. Pada waktu dewasa sel ini umumnya tersusun atas sel
yang telah mati. Yang membedakan antara kolenkim dan sklerenkim yaitu tempat
tumbuhnya. Kolenkim terdapat pada organ yang baru tumbuh sedangkan sklerenkim
terdapat pada organ yang telah mengalami proses pendewasaan (pertumbuhan
sekunder)
Ada 2 jenis sklerenkim serabut dan sklereid. Serabut
terletak dalam koteks, dalam floem
sebagai bagian dari floem, pada jaringan pembuluh. Dan sklereid terdapat pada
berkas pengangkut korteks batang, tangkai daun, akar, buah, biji
Sel sklerenkim menunjukkan variasi dalam bentuk,
struktur, asal dan perkembangan. Sel sklerenkim dibedakan menjadi sklereid dan
serat (serabut) yang biasanya lebih panjang dari sklereid
5.2
Ssaran
Adapun saran yang akan di sampaikan pada pengamatan ini yaitu dalam melakukan
praktikum sebaiknya lebih berhati-hati.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo. 1989. Anatomi tumbuhan . Erlangga. Jakarta
Fahn, A. 1991.
Anatomi Tumbuhan edisi ke tiga. Yogyakarta : UGM Press
Hidayat, Estiti
B. 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB
Kimball, J.W. 1991. Biologi. Erlangga. Jakarta
Kimball, J.W. 1998. Biologi. Erlangga. Jakarta
Prawiro. 1997. Biologi
Sains. Bumi Aksara. Jakarta
Radiopoetra. 1997.
Biologi Sains . Erlangga. Jakarta
Saktiyono. 1989. Biologi
2. Bumi Aksara. Jakarta
Soeprapto. 1994. Biologi
Jilid 1. Universitas Diponegoro Press. Semarang
Wilson. 1966. Biology.
Botang Rhinchar and Wington. Amerika, USA
.
.
No comments:
Post a Comment