LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
AKAR
Disusun Oleh :
Nama :
Syahirul Alim
Nim :
2017411019.P
Dosen :
Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akar tumbuhan merupakan
struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar adalah tempat masuknya
mineral atau zat-zat hara. Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan. Tumbuhan
dikotil dan monokotil ada perbedaan sistem perakaran. Pada akar tumbuhan
monokotil terususun sistem akar serabut. Panjang akar dipengaruhi oleh faktor
eksternal seperti porositas tanah, tersedianya air dan mineral, dan kelembaban
tanah.
Akar adalah bagian pokok
tanaman yang nomor 3 ( disamping batang dan daun). Akar adalah
biasanya 1/3 berat kering seluruh tubuh tumbuhan. Akar juga digunakan
sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas terdapat pada
tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal batangnya.
Pada akar napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain
memiliki akar napas, ada juga akar gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian
batang di atas tanah ke arah tanah. Fungsi akar gantung ketika masih
menggantung adalah untuk menyerap udara.
Keragaman bentuk dan struktur
akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu, dikenal akar udara, akar
penyimpan, akar sekulen, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar
yang bersimbiosis dengan jamur ( mikoriza ).
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan
antara akar dikotil dan monokotil
Untuk mengetahui fungsi akar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Akar
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan
dan umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang
tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari
meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada
gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar
primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. System akar tersebut
dinamakan akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam
kehidupan tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya
akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau adventif (Fahn, 1991).
Akar tumbuhan memiliki fungsi sebagai penegak
tubuh tumbuhan dan sebagai tempat penyerapan (absorbsi) air dan garam-garam
mineral yang terlarut di dalamnya. Selain itu, akar juga dapat berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan sebagai alat transportasi. Air
dan garam-garam mineral yang diabsorbsi dari tanah diangkut ke batang, daun dan
organ-organ lainnya melalui akar. Zat-zat makanan yang dihasilkan di
daun sebagian diangkut melalui akar ke jaringan-jaringan pertumbuhan
yang terdapat pada akar primer, akar sekunder maupun cabang-cabang akar lainnya
(Iserep, 1999).
Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait
dengan fungsinya. Karena itu dikenal akar penyimpan, akar sukulen, akar udara,
pneumatofur, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar yang hidup
bersimbiosis dengang jamur. Kondisi lingkungan sering mempengaruhi sistem akar.
Ditanah kering tumbuhan biasanya memiliki sistem akar yang berkembang dengan
lebih baik. Banyak tumbuhan yang tumbuh ditanah berpasir menghasilkan akar
lateral yang horizontal dan tidak dalam, menyebar dekat dibawah permukaan tanah
hingga berpuluh meter panjangnya minsalnya pada tamarix (Savitri dkk, 2008).
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas
jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan
empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri
atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar
tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda (Iserep, 1999).
Anatomi akar tanaman ini terdiri atas sel gabus,
kortek, perisikel, floem, floem intraselular, sel inti, dan kanal laticiferous.
Struktur anatomi akarnya mengikuti garis dan membentuk dengan floem
intrasirkular. Sel gabusnya selalu tumbuh hanya sampai permukaan saja tidak
mendalam tapi melebar dan diding selnya tipis. Sel gabus diisi dengan kristal.
Kortexnye sangat kuat atau masuk grup sel batu. Perisikel umumnya seperti
papan, berwarna putih, seperti getah dan tidak berserat. Floemnya termasuk sel
batu (Fahn, 1991).
Menurut Loveless (1991). Susunan Jaringan Akar Primer :
a. Tudung akar
Tudung akar terdapat diujung akar dan melindungi
promeristem akar serta membantu penembusan tanah oleh akar, yang terdiri dari
sel hidup yang saling mengandung pati, terkadang selnya tersusun dalam deretan
radial yang bera. sal dari pemula tudung akar, pada kebanyakan tumbuhan sel
sentral ditudung akar membentuk struktur yang lebih jelas dan disebut kolumela
b. Epidermis
Lapisan terluar akar tersusun dari sel-sel yang
rapat satu sama lain tanpa antar sel, berdinding tipis. Namun kadang-kadang
dinding sel paling luar berkutikula. Pada akar yang terendah pada udara dan
bagian akar dalam tanah yang mempertahankan epidermisnya, dinding luar menebal,
dapat berisi lignin dan zat lain. Tebal epidermis biasanya satu lapisan sel,
tetapi terdapat perkecualian misalnya akar udara tumbuhan anggota Orchidaceae
dan Araceae yang bersifat epifit, epidermisnya berlapis banyak dan
terspesialisasi membentuk jaringan khusus disebut velamen
c. Kortek Akar
Pada umumnya korteks akar terdiri dari sel-sel
parenkim. Sel-sel korteks akar sering mengandung tepung, kadang-kadang kristal
kalsium oksalat. Pada sejumlah besar monokotil sering membentuk serabut
sklerenkim dan berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat. Lapisan terluar
korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis, dapat mengadakan
differensiasi menjadi hipodermis yang dinding-dindingnya mengandung mengandung
suberin atau lignin yang disebut eksodermis. Eksodermis dapat terdiri dari
selapis sel atau lebih, terdiri dari sel panjang dan sel pendek bergantian atau
hanya semacam saja. Sedangakan lapisan paling dalam korteks akar berkembang dan
berdifferensiasi menjadi endodermis. Endodermis merupakan selapis sel dan
struktur anatominya berbeda dengan jaringan di sebelah luar maupun di sebelah
dalamnya. Sel endodermis selain mengalami penebalan dinding yang tersusun dari
selulose dan lignin. Pada awal perkembangannya, sel-sel endodermis membentuk
pita Caspary, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial dan
tranversal. Ada tiga tipe endodermis, yaitu :1. tipe pertama, selnya berdinding
tipis yang ada pada dinding radial dan tranversialnya mengalami penebalan pita
dari zat gabus. 2. tipe kedua, disampng dinding primer, dinding juga dilapisi
dengan gabus dan selulose. 3. tipe ketiga, penebalan dindingnya yang berlignin.
Pada tipe ketiga, penebalan dinding dapat terjadi pada dinding radial,
tranversal, dan tangensial bagian dalam atau luar. Rambut akar berkembang dari
sel epidermis yang khusus, dan sel tersebut mempunyai ukuran yang berbeda
dengan sel peidermis, dinamakan trikoblas. Rambut akar merupakan sel epidermis
yang memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan membentuk tabung.
Selnya biasa terdapat dekat di belakang apeks akar sepanjang satu sampai
beberapa sentimeter
d. Eksodermis
Pada kebanyakan tumbuhan dinding sel pada lapisan
sel terluar membentuk gabus sehingga terbentuk jaringan pelindung baru yakni
eksodermis yang akan menggantikan epidermis, struktur dan sifat sitokimiawi sel
eksodermis mirip sel endodermis, dinding primer dilapisi oleh suberin yang juga
dilapisi oleh selulosa, ditemukan juga lignin, contoh tanaman yang memiliki
eksodermis adalah smilax
e. Endodermis,
Untuk penyerapan pada daerah akar dinding sel
mengandung selapis suberin didinding antiklinal yakni pada dinding radial dan
melintang, kerampingan lapisan ini menyebabkan disebut pita kaspari, yang
merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer tempat suberin dan
lignin tersimpan. Bila sel terplasmolisis maka protoplas melepaskan diri dari
dinding namun tetap melekat pada pita kaspari
f. Silinder Pembuluh
Silinder pembuluah terdiri dari jaringan pembuluh
dengan satu atau beberapa lapisan sel disebelah luarnya yaitu perisikel. Sel
trakeal terluar paling pendek garis tengahnya namun paling dulu menjadi dewasa,
sel-sel itu merupakan protoxilem dan memiliki dinding skunder berpenebalan
spiral atau cincin (sumardi, 1993).
Pertumbuhan Sekunder pada Akar. Dalam akar yang
mempunyai penebalan sekunder, kambiumnya berasal dari benang-benang meristem
dalam jaringan prokambium atau jaringan parenkimatis yang terletak di antara
kelompok-kelompok floem priem dan pusat stele. Disini dibentuk deretan
tangensial pendek initial kambium yang akan membentuk sel-sel xilem sekunder
dan floem sekunder. Dari batas-batas strip kambium yang terbentuk pertama
ini, satu lapisan initial diperluas ke arah lateral dengan diferensiasi initial
baru dalam parenkima di antara benang-benang xilem dan floem primer sampai
segmen kambium bertemu dalam perisikel di antara xilem dan endodermis. Sehingga
terbentuklah silinder kambium yang utuh (Sutrian, 2004).
BAB III
METEDOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan pada hari kamis , tanggal 1 November 2018 pukul 08.00-09.30 WIB.Bertempat di
laboratorium Terpadu Universitas PGRI
Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan
untuk praktikum yaitu; Bak paravin.
3.2.2 Bahan
Adapun
bahan yang digunakan untuk praktikum yaitu; akar
Pandan (Pandanus Sp), kankung (Ipomia aquatca), Wartel (Daucus corata),dan Sirih ( Piper
batle).
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu:
1. Siapkanlah
bahan-bahan yang akan di gunakan
2. Siapkan
Bak paravin dan letakanlah masing-masing bahan
tersebut di atas Bak paravin.
3. Amatilah
bagian-bagian morfologi dari setiap akar
tumbhan tersebut
4. Gambar
dan tulislah Keteranagan morfologi akar
tersebut
dengan baik dan benar.
4.2 Pembahasan
Pada akar panda yang di amati,akar tanaman ini berserabuatan akar tunjang
yang menopang pada tanaman lainnya, perakran ini memilii panjang mencapai 30-60
cm dan bahkan Lebih, warnah kecoklatan dan juga dapat mencapai Kedalaman tanah
30cm.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Akar adalah bagian pokok
tanaman yang nomor 3 ( disamping batang dan daun). Akar adalah
biasanya 1/3 berat kering seluruh tubuh tumbuhan. Akar juga digunakan
sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas terdapat pada
tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal batangnya.
Pada akar napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain
memiliki akar napas, ada juga akar gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian
batang di atas tanah ke arah tanah. Fungsi akar gantung ketika masih
menggantung adalah untuk menyerap udara.
Keragaman bentuk dan
struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu, dikenal akar udara,
akar penyimpan, akar sekulen, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan
akar yang bersimbiosis dengan jamur ( mikoriza ).
5.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya mengamati dengan teliti agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengamat dan kesalahan dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1991. Anatomi
Tumbuhan edisi ke tiga.
Yogyakarta : UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan
Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Kartasapoetra, Ir. A.G. 1991. Pengantar
Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang
Sel
dan Jaringan). Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nugroho, Hartanto L. Dkk. 2006. Struktur
dan Perkembangan Tumbuhan.
Depok : Penebar Swadaya.
Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid I. Bandung : Penerbit ITB.
Savitri, Evika Sandi. Sp. Mp. Struktur
Perkembangan Tumbuhan (Anatomi
Tumbuhan. Malang : UIN Press.
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur
dan Perkembangan Tumbuhan.
Yogyakarta :
UGM Press.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. Prof.
Dr. Ir. H. 1983. Botani
Umum 1. Bandung
:
Angkasa.
No comments:
Post a Comment