Friday, 5 April 2019

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN AKAR


LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
AKAR











Disusun Oleh :
Nama    : Syahirul Alim
Nim       : 2017411019.P
Dosen   : Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si






PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2018



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar adalah tempat masuknya mineral atau zat-zat hara. Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan. Tumbuhan dikotil dan monokotil ada perbedaan sistem perakaran. Pada akar tumbuhan monokotil terususun sistem akar serabut. Panjang akar dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti porositas tanah, tersedianya air dan mineral, dan kelembaban tanah.
Akar adalah bagian pokok tanaman yang nomor  3 ( disamping batang dan daun). Akar adalah biasanya 1/3 berat kering seluruh tubuh tumbuhan. Akar juga digunakan sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas terdapat pada tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal batangnya. Pada akar napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain memiliki akar napas, ada juga akar gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian batang di atas tanah ke arah tanah. Fungsi akar gantung ketika masih menggantung adalah untuk menyerap udara.
Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu, dikenal akar udara, akar penyimpan, akar sekulen, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar yang bersimbiosis dengan jamur ( mikoriza ).
1.2  Tujuan
      Untuk mengetahui perbedaan  antara akar dikotil dan monokotil
       Untuk mengetahui fungsi akar


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Akar
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. System akar tersebut dinamakan akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau adventif (Fahn, 1991).
Akar tumbuhan memiliki fungsi sebagai penegak tubuh tumbuhan dan sebagai tempat penyerapan (absorbsi) air dan garam-garam mineral yang terlarut di dalamnya. Selain itu, akar juga dapat berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan sebagai alat transportasi. Air dan garam-garam mineral yang diabsorbsi dari tanah diangkut ke batang, daun dan organ-organ lainnya melalui akar. Zat-zat makanan  yang dihasilkan di daun sebagian diangkut melalui akar ke jaringan-jaringan  pertumbuhan yang terdapat pada akar primer, akar sekunder maupun cabang-cabang akar lainnya (Iserep, 1999).
Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu dikenal akar penyimpan, akar sukulen, akar udara, pneumatofur, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar yang hidup bersimbiosis dengang jamur. Kondisi lingkungan sering mempengaruhi sistem akar. Ditanah kering tumbuhan biasanya memiliki sistem akar yang berkembang dengan lebih baik. Banyak tumbuhan yang tumbuh ditanah berpasir menghasilkan akar lateral yang horizontal dan tidak dalam, menyebar dekat dibawah permukaan tanah hingga berpuluh meter panjangnya minsalnya pada tamarix (Savitri dkk, 2008).
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda (Iserep, 1999).
Anatomi akar tanaman ini terdiri atas sel gabus, kortek, perisikel, floem, floem intraselular, sel inti, dan kanal laticiferous. Struktur anatomi akarnya mengikuti garis dan membentuk  dengan floem intrasirkular. Sel gabusnya selalu tumbuh hanya sampai permukaan saja tidak mendalam tapi melebar dan diding selnya tipis. Sel gabus diisi dengan kristal. Kortexnye sangat kuat atau masuk grup sel batu. Perisikel umumnya seperti papan, berwarna putih, seperti getah dan tidak berserat. Floemnya termasuk sel batu (Fahn, 1991).
Menurut Loveless (1991). Susunan Jaringan Akar Primer :
a.    Tudung akar
Tudung akar terdapat diujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu penembusan tanah oleh akar, yang terdiri dari sel hidup yang saling mengandung pati, terkadang selnya tersusun dalam deretan radial yang bera. sal dari pemula tudung akar, pada kebanyakan tumbuhan sel sentral ditudung akar membentuk struktur yang lebih jelas dan disebut kolumela
b.   Epidermis
Lapisan terluar akar tersusun dari sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa antar sel, berdinding tipis. Namun kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Pada akar yang terendah pada udara dan bagian akar dalam tanah yang mempertahankan epidermisnya, dinding luar menebal, dapat berisi lignin dan zat lain. Tebal epidermis biasanya satu lapisan sel, tetapi terdapat perkecualian misalnya akar udara tumbuhan anggota Orchidaceae dan Araceae yang bersifat epifit, epidermisnya berlapis banyak dan terspesialisasi membentuk jaringan khusus disebut velamen
c.    Kortek Akar
Pada umumnya korteks akar terdiri dari sel-sel parenkim. Sel-sel korteks akar sering mengandung tepung, kadang-kadang kristal kalsium oksalat. Pada sejumlah besar monokotil sering membentuk serabut sklerenkim dan berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat. Lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis, dapat mengadakan differensiasi menjadi hipodermis yang dinding-dindingnya mengandung mengandung suberin atau lignin yang disebut eksodermis. Eksodermis dapat terdiri dari selapis sel atau lebih, terdiri dari sel panjang dan sel pendek bergantian atau hanya semacam saja. Sedangakan lapisan paling dalam korteks akar berkembang dan berdifferensiasi menjadi endodermis. Endodermis merupakan selapis sel dan struktur anatominya berbeda dengan jaringan di sebelah luar maupun di sebelah dalamnya. Sel endodermis selain mengalami penebalan dinding yang tersusun dari selulose dan lignin. Pada awal perkembangannya, sel-sel endodermis membentuk pita Caspary, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial dan tranversal. Ada tiga tipe endodermis, yaitu :1. tipe pertama, selnya berdinding tipis yang ada pada dinding radial dan tranversialnya mengalami penebalan pita dari zat gabus. 2. tipe kedua, disampng dinding primer, dinding juga dilapisi dengan gabus dan selulose. 3. tipe ketiga, penebalan dindingnya yang berlignin. Pada tipe ketiga, penebalan dinding dapat terjadi pada dinding radial, tranversal, dan tangensial bagian dalam atau luar. Rambut akar berkembang dari sel epidermis yang khusus, dan sel tersebut mempunyai ukuran yang berbeda dengan sel peidermis, dinamakan trikoblas. Rambut akar merupakan sel epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan membentuk tabung. Selnya biasa terdapat dekat di belakang apeks akar sepanjang satu sampai beberapa sentimeter
d.   Eksodermis
Pada kebanyakan tumbuhan dinding sel pada lapisan sel terluar membentuk gabus sehingga terbentuk jaringan pelindung baru yakni eksodermis yang akan menggantikan epidermis, struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis, dinding primer dilapisi oleh suberin yang juga dilapisi oleh selulosa, ditemukan juga lignin, contoh tanaman yang memiliki eksodermis adalah smilax
e.    Endodermis,
Untuk penyerapan pada daerah akar dinding sel mengandung selapis suberin didinding antiklinal yakni pada dinding radial dan melintang, kerampingan lapisan ini menyebabkan disebut pita kaspari, yang merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer tempat suberin dan lignin tersimpan. Bila sel terplasmolisis maka protoplas melepaskan diri dari dinding namun tetap melekat pada pita kaspari
f.    Silinder Pembuluh
Silinder pembuluah terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan sel disebelah luarnya yaitu perisikel. Sel trakeal terluar paling pendek garis tengahnya namun paling dulu menjadi dewasa, sel-sel itu merupakan protoxilem dan memiliki dinding skunder berpenebalan spiral atau cincin (sumardi, 1993).  
Pertumbuhan Sekunder pada Akar. Dalam akar yang mempunyai penebalan sekunder, kambiumnya berasal dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan parenkimatis yang terletak di antara kelompok-kelompok floem priem dan pusat stele. Disini dibentuk deretan tangensial pendek initial kambium yang akan membentuk sel-sel xilem sekunder dan floem sekunder.  Dari batas-batas strip kambium yang terbentuk pertama ini, satu lapisan initial diperluas ke arah lateral dengan diferensiasi initial baru dalam parenkima di antara benang-benang xilem dan floem primer sampai segmen kambium bertemu dalam perisikel di antara xilem dan endodermis. Sehingga terbentuklah silinder kambium yang utuh (Sutrian, 2004).



BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari kamis , tanggal 1 November  2018 pukul 08.00-09.30 WIB.Bertempat di laboratorium Terpadu Universitas PGRI  Palembang.

3.2  Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan untuk praktikum yaitu; Bak paravin.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk praktikum yaitu; akar Pandan (Pandanus Sp), kankung (Ipomia aquatca), Wartel (Daucus corata),dan  Sirih ( Piper batle).

3.3  Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu:
1.      Siapkanlah bahan-bahan yang akan di gunakan
2.      Siapkan Bak paravin dan letakanlah masing-masing bahan  tersebut di atas Bak paravin.
3.      Amatilah bagian-bagian morfologi dari setiap akar tumbhan  tersebut
4.      Gambar dan tulislah Keteranagan morfologi akar  tersebut dengan baik dan benar.






4.2 Pembahasan
Pada akar panda yang di amati,akar tanaman ini berserabuatan akar tunjang yang menopang pada tanaman lainnya, perakran ini memilii panjang mencapai 30-60 cm dan bahkan Lebih, warnah kecoklatan dan juga dapat mencapai Kedalaman tanah 30cm.




BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Akar adalah bagian pokok tanaman yang nomor  3 ( disamping batang dan daun). Akar adalah biasanya 1/3 berat kering seluruh tubuh tumbuhan. Akar juga digunakan sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas terdapat pada tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal batangnya. Pada akar napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain memiliki akar napas, ada juga akar gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian batang di atas tanah ke arah tanah. Fungsi akar gantung ketika masih menggantung adalah untuk menyerap udara.
Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu, dikenal akar udara, akar penyimpan, akar sekulen, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar yang bersimbiosis dengan jamur ( mikoriza ).

5.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya mengamati dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamat dan kesalahan dalam laboratorium.














DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan edisi ke tiga. Yogyakarta : UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Kartasapoetra, Ir. A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang
Sel dan Jaringan). Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nugroho, Hartanto L. Dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Depok : Penebar Swadaya.
Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : Penerbit ITB.
Savitri, Evika Sandi. Sp. Mp. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi
Tumbuhan. Malang : UIN Press.
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta :
UGM Press.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. Prof. Dr. Ir. H. 1983. Botani Umum 1. Bandung :
Angkasa.









No comments:

Post a Comment

LAPORAN PRAKTIKUM II PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG DAN APERTURA PADA BIJI

LAPORAN PRAKTIKUM II PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG DAN   APERTURA PADA BIJI Oleh : Dimas Lukito Agung   (1522220029) ...