TUGAS
BIOLOGI LAUT
KLASIFIAKSI ZOOPNATON DAN RESUME BENTOS

Disusun Oleh :
Syahirul Alim
2017411019.P
Dosen Pembimbing :
Dr. Syaiful Edddy, M.Si
PROGRAM
STUDI BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
PGRI PALEMBANG
2017
A. Pengertian Plankton
Plankton
merupakan salah satu mikroorganisme yang hidup melayang didalam air, dimana
kemampuan renangnya sangatlah terbatas dibandikan dengan mikroorganisme
lainnya, yang menyebabkan mikroorganisme tersebut mudah hanyut oleh gerakan
atau arus air. Plankton sebagai organisme yang tidak dapat menyebar melawan
pergerakan massa air, yang meliputi fitoplankton (plankton nabati), zooplankton
(plankton hewani) dan bakterioplankton (bakteri).
Plankton juga
merukapan kelompok-kelompok organisme yang hanyut bebas dalam hidup di air laut
dan daya renangnya sangat lemah dan terbatas, dari hal tersebut sehingga
menyebabkan mikroorganisme ini sama sekali dengan mudah dikuasai oleh gerakan
aliran arus air, hal ini berbeda dengan hewan laut lainnya yang demikian
gerakan dan daya renangnya cukup kuat dan gesik untuk melawan arus laut.
Plankton adalah suatu organisme yang terpenting dalam ekosistem laut karena
merupakan sumber makanan pokok ikan dan predato lainnyan, kenapa dikatakan
plankton karena merupakan organisme yang berukuran sangat kecil dimana hidupnya
terombang-ambing oleh arus perairan laut
B. Klasifikasi Plankton
1. Berdasarkan
Ukuran Menurut ukurannya, plankton dibagi ke dalam beberapa ukurann kelompok,
yaitu makroplankton (lebih besar dari 1 mm), mikroplankton (0,06 mm – 1 mm) dan
nanoplankton (kurang dari 0,06mm) meliputi berbagi jenis fitoplankton.
Diperkirakan 70% dari semua fitoplankton di laut pada umumnya terdiri
nanoplankton dan inilah yang mengakibatkan terdapatnya zooplankton sebagai
konsumer primer bagi predator air laut
2. Berdasarkan
siklus hidupnya Berdasarkan siklus hidupnya, plankton terbagi kedalam dua
bagian yaitu bagian holoplankton yang merupakan golongan organisme yang
bersifat akuatik dimana seluruh dari daur hidupnya bersifat sebagai plankton,
golongan organisme yang kedua yaitu meroplankton yang hanya sebahagiaan dari
daur hidupnya bersifat plankton
3. Berdasarkan
keadaan biologis Berdasarkan keadaan biologisnya plankton dapat digolongkan
sebagai berikut : (a) Fitoplankton yang berbentuk sebagai tumbuhan renik dan
(b) Zooplankton yang memiliki bentuk seperti hewan-hewan yang pada dasarnya
berbentuk seperti tumbuhan renik.
4. Penggolongan
Plankton Berdasarkan kelasnya yaitu sebagai berikut :
a. Bacillariophyceae
(Diatom) merupakan jenis ganggan yang berwarna kuning, dan ganggan ini juga
disebut golden-brown algae karena kandungan pigmen warna kuning lebih banyak
dari pada pigmen warna hijau sehingga perairan yang padat diatomnya akan
terlihat agak coklat muda. Diatom merupakan salah satu anggota fitoplankton
yang terbanyak diperairan air laut, terutama di laut terbuka dan ukurannya
berkisar antara 0,01 – 1,00 mm. bentuk diatom ini dapat berupa sel tunggal atau
rangkaian sel yang panjang. Setiap selnya dilindunggi oleh dinding dan berbentuk
menyerupai kotak. Perkembangbiakan Bacillariophyceae ini dengan cara pembelahan
sel secara sederhana yang biasa disebut dengan istilah (binari sel division).
Pembelahaan ini yang mengakibatkan sebahagian sel berubah menjadi mengecil dan
setelah terjadi beberapa kali membelah sel, dan kemudian sel akan mencapai
ukuran yang sangat kecil. Apabila kedua sel kecil itu saling bertemu, maka
mereka akan membuang sebagian dindingnya kemudian membentuk auxospora sehingga
sel akan menjadi normal kembali. Jenis diatom ini pada umumnya yang biasa kita
jumpai diperairan laut dalam antara lain yaitu : Chaetoceros sp, Rhizosolenia
sp, Thalassiothrix sp, Bacteriastrum sp, sedangkan pada daerah perairan pantai
atau tepi laut dan mulut sungai jenis yang biasanya banyak kita temukan seperti
: Skeletonema sp dan Coscinodiscus sp.
b. Chlorophyceae adalah jenis ganggan yang berwana hijau biasa
atau hijau carah pada umumnya terdapat di daerah perairan tertutup (eustuaria)
dan sangat sedikit sekali terdapat di laut yang terbuka dan dalam.
Chlorophyceae memiliki koloni yang sangat banyak di perairan yang sifatnya
sangat tenang seperti danau dan tambak. Jenis dari Chlorophyceae ini ada yang
memiliki flagel dan ada yang tidak, dan pada umumnya memiliki ukuran nano atau
ultraplankton, contohnya seperti Chlorella yang berdiameter kurang lebih 0,005
mm.
c. Cyanophyceae
adalah jenis ganggan yang berwana hijau-biru yang pada umumnya terdapat di
perairan tepi pantai dan perairan payau.Trichoesmium adalah Salah satu jenis yang dapat hidup di perairan
yang miskin akan zat hara seperti diperairan Laut Jawa dan Samudra Hindia.
Chlorophyceae adalah jenis ganggan yang
bersel tunggal dengan ukuran hanya 0,001 m, dan cukup banyak tersebar luas
diperairan laut serta diduga merupakan makanan zooplankton kecil. Selnya sangat
lunak dan kaya akan pigmen phycoerytrin sehingga warnanya kemerahan.
d. Dinophyceae
merupakan kelas Plankton yang cukup unik dikarenakan memiliki sifat tumbuhan
dan sifat hewan. Sifat tumbuhannya `dinoflagellata dan ditandai dengan cara menyerap zat unsur
hara yang merupakan sumber makanannya, sehingga digolongkan dalam kelompok
ganggang, tetapi di sisi lain ia dapat memangsa biota lainnya. Dinoflagellata
memperbanyak diri dengan cara pembelahan biasa. Dinophyceae juga melakukan Reproduksi
secara seksual juga yang terjadi pada beberapa jenis dinoflagellata. Generasai
yang biasa kita jumpai di laut, antara lain : Noctiluca, Ceratium, Peridium,
dan Dinophysis.
Fitoplankton
1. Anabaena sp.
Klasifikasi
Kingdom :
Bacteria
Phylum : Cyanophyta
Class : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Family
: Nostocaceae
Genus :
Anabaena
Spesies : Anabaena sp.
Habitat
: Perairan Tawar, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik
: Sel Anabaena berukuran 6-10 μm (Mizuno, 1969: 118). Anabaena memiliki sel
khusus heterosista, yaitu sel yang berukuran lebih besar dari sel biasa yang
berperan dalam penambatan nitrogen dari udara, sehingga dapat membantu
pertumbuhan tanaman dan seringkali bersimbiosis dengan Pakis Haji (Cycas
rumphii) dan paku air (Azolla pinnata) (Tjitrosoepomo, 2005: 26-27). Sel-sel
Anabaena sp. berbentuk seperti manik-manik yang tersusun dalam filamen yang
lurus, bengkok, atau hampir menggulung.
2.
Merismopdedia sp.
Klasifikasi
Kingdom :
Bacteria
Phylum :
Cyanophyta
Class :
Cyanophyceae
Ordo :
Chroococales
Family :
Chroococaceae
Genus :
Merismopedia
Spesies :
Merismopdedia sp.
Habitat
: Perairan Tawar dan laut Biasanya ditemukan pada ketinggian 0 sampai 61 meter
(0 sampai 200 kaki) , Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik
: Sel-sel Merismopedia berbentuk bulat atau elips dan memiliki panjang 3-6 μm
dan lebar 4,5 μm. Sel tersebut umumnya ditemukan dalam bentuk colonial-
coenobic, yaitu koloni dengan bentuk organisasi sel yang teratur (John et
all.,2002: 613). Koloni berbentuk persegi atau persegi panjang yang terdiri
dari selapis sel berwarna hiaju biru pucat, tersusun rapat dalam barisan dan
diselimuti oleh matriks berlendir.
3. Oscillatoria sp.
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Cyanophyta
Class : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Family : Oscillatoriaceae
Genus :
Oscillatoria
Spesies :
Oscillatoria sp.
Habitat
: Perairan Tawar, Payau dan Laut, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik
: Oscillatoria berbentuk filamen tak
bercabang yang terdiri atas sel-sel pipih. Lebar sel dapat mencapai 6,8 μm
(Wehr & Sheat, 2003: 155). Filamen ada yang terlihat berwarna hijau,
biru-hijau, ungu, atau merah dan tidak memiliki heterosista. Filamen tersebut
dapat bergerak dengan cara meluncur lambat.
4.
Bulbochaete sp.
Klasifikasi
Regnum :
Plantae
Divisio :
Chlorophyta
Class :
Chlorophyceae
Ordo :
Oedogenales
Family :
Oedogoniaceae
Genus :
Bulbochaete
Spesies :
Bulbochaete sp.
Habitat
: Perairan Tawar, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik
: Bulbochaete berbentuk filamen
bercabang, terdiri dari sel-sel yang panjang dengan lebar sel berkisar 10- 40
μm. Setiap sel memiliki kloroplas berbentuk seperti jaring (Pantecost, 1984:
189). Sebagian besar sel membengkak pada bagian dasar dan beberapa bagian
ujungnya dilengkapi dengan stuktur seperti rambut.
5.
Chlamydomonas sp.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Class :
Chlorophyceae
Ordo :
Volvocales
Family :
Chlamydomonadaceae
Genus :
Chlamydomonas
Spesies :
Chlamydomonas sp.
Habitat
: Perairan Tawar dan laut, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik
: Chlamydomonas sp. berbentuk bulat
telur dengan panjang 10-15 μm dan lebar sel 8-14 μm. Sel memiliki 2 flagel
sebagai alat gerak, 1– 2 vakuola kontraktil, 1 nukleus serta kloroplas
(Pantecost, 1984: 138). Sel dapat bergerak cepat dan memiliki stigma (bintik
mata) yang terlihat jelas.
6.
Closterium lanceolatum
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Charophyta
Class : Charophyceae
Ordo : Zygnemetales
Family :
Desmidiaceae
Genus
: Closterium
Spesies :
Closterium lanceolatum
Habitat
: Perairan Tawar dan Payau, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik
: Sel berbentuk lanset, yaitu berbentuk seperti mata tobak dan tidak berlekuk.
Panjang sel 145-260 μm dan lebar 30-32 μm. Bentuk tepi ventral lurus dan tepi
dorsal melengkung serta membengkak pada bagian tengah, sedangkan bentuk (apeks)
ujung runcing (Rai & Misra. 2008: 47). Pada kloroplasnya terdapat garis
longitudinal (ridge) berjumlah 4-5 dan terdapat 6-8 pirenoid.
Zooplakton
1. Acanthocyclops
robustus
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Class :
Maxillopoda
Ordo :
Cyclopoida
Family :
Cyclopidae
Genus :
Acanthocyclops
Spesies :
Acanthocyclops robustus
Habitat : Biasanya ditemukan pada ketinggian 0-516 meter
(0 sampai 1.693 kaki). Dalam danau yang sangat produktif, A. robustus lebih
berhasil di zona litoral dari zona pelagik . A. robustus lebih memilih lapisan
lumpur dari zona litoral selama tahap-tahap istirahat . A. robustus mentolerir
perairan payau dari muara.
Karakteristik : Prosome
lebih besar dari urosome, antena Pertama memiliki 17 atau lebih segmen, membran
Hyaline tidak ada, Edge of antennules halus dan tanpa membran ekstra memanjang
dari antennule, Tidak ada tonjolan pada rami, setae Lateral dimasukkan ¾ sampai
akhir rami.
2. Bythotrephes
cederstroemi
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Class :
Branchiopoda
Ordo :
Diplostraca
Family :
Cercopagididae
Genus :
Bythotrephes
Spesies :
Bythotrephes cederstroemi
Habitat : Bythotrephes adalah invasif di Amerika
Utara dan asli utara Eropa dan Asia. Ini tak sengaja diperkenalkan ke dalam
Danau Besar Amerika Serikat pada tahun 1982 dan telah menyebar ke danau yang
lebih kecil di wilayah Great Lakes.
Karakteristik : Tubuh
dan kaki tidak tertutup kerang karapas, ekor embel (ekor tulang belakang) sangat
panjang dengan barbs dipasangkan beberapa, Panjang tubuhnya berkisar 1,5-5 mm
plus tulang belakang mm ekor tambahan 5-7,
3. Ceriodaphnia
dubia
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Class :
Branchiopoda
OrdO :
Diplostraca
Family :
Daphniidae
Genus :
Ceriodaphnia
Spesies :
Ceriodaphnia dubia
Habitat : Biasanya ditemukan pada ketinggian 0 sampai
747 meter (0 sampai 2.451 kaki). di daerah sirkumpolar . Ditemukan di perairan
payau danau dan kolam batu kecil.
Karakteristik : Tidak
ada rostrum, Kepala kecil dan tertekan,
Terdapat Serviks sinus, Cakar Postabdominal dengan pecten pusat: dua
morphotypes pecten telah ditemukan di C. dubia . Sebuah pecten baik morph yang
terdiri dari 18-24 gigi sempit dengan sisi hampir paralel dan morph pecten
jarang bergigi yang memiliki 7-14 gigi ovately meruncing dekat ditetapkan. Para
pecten pada morph baik dapat dibedakan pada kekuatan magnifcation kurang dari
400x.
C. Benthos
Benthos adalah
organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang sesil, merayap
maupun menggali lubang. Benthos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang
atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola
penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal
tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan benthos (Mulyadi,
1999).
Benthos adalah
organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang menempel pada pasir
maupun lumpur. Beberapa contoh benthos antara lain kerang, bulu babi, bintang
laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Sebuah penelitian menjelasakan
bahwa bentos yang hidup di daerah estuari memiliki pengaruh besar terhadap
lingkungan ikan di daerah tersebut, karena ikan-ikan muda mengkonsumsi
organisme benthos di zona pasang surut. Kehidupan benthos di dasar perairan
sudah teradaptasi sedemikian rupa walaupun tekanan lingkungan alamiah sudah
cukup menghalangi untuk kehidupan organisme lain (Hendrasarie, 2001).
Pada umumnya
aktivitas manusia yang mempengaruhi ekosistem sungai meliputi kegiatan
pertanian, perkebunan, pemukiman, industri, dan lain sebagainya, secara
langsung atau tidak langsung atau limbah pertanian, pemukiman dan industri yang
masuk ke sungai dapat mengakibatkan perubahan terhadap sifat fisika, kimia
maupun sifat biologi sungai yang akan berpengaruh terhadap organism, salah
satunya adalah benthos (Wargadinata, 1995)
Hewan benthos,
terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit
akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk
menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Klasifikasi benthos
dibedakan berdasarkan ukuran, tempat hidupnya, jenis, cara memperoleh makanan,
dan kepekaannya terhadap bahan pencemar organik (Odum, 1993).
Klasifikasi benthos menurut ukurannya:
a.
Mikrofauna
Hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Contohnya bakteri, diatom,
ciliata, amoeba, dan flagellata.
b.
Meiofauna
Merupakan benthos yang mempunyai ukuran antara 0,1 mm sampai 1,0 mm. Contohnya
nematoda, cepepoda, dan foraminifera.
c. Makrofauna Merupakan benthos yang memiliki
ukuran lebih dari 1 mm (0,04 inch). Contohnya cacing, annelida, molusca,
sponge, dan crustacea (Ardi, 2002).
Klasifikasi benthos berdasarkan tempat
hidupnya:
a. Epifauna adalah hewan yang hidupnya di atas
permukaan dasar lautan. Contohnya, kepiting, siput laut, dan bintang laut.
b. Infauna adalah hewan yang hidupnya dengan cara
menggali lubang pada dasar lautan. Contohnya cacing, tiram, macoma, dan remis
(Nybakken, 1997).
Klasifikasi benthos berdasarkan jenisnya:
a. Zoobenthos merupakan hewan yang sebagian atau
seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap
maupun menggali lubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam
perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik
yang memasuki perairan, serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai
makanan. Zoobenthos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik.
Berbagai jenis zoobenthos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada
pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati
tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobenthos merupakan makanan alami bagi
ikan-ikan pemakan di dasar (bottom feeder) (Pennak, 1978). Fauna bentik terdiri dari lima kelompok,
yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan kelompok lain yang
terdiri dari beberapa takson kecil seperti Sipunculidae (owak-owak),
Pogonophora dan lan-lain. Berbagai jenis zoobenthos ada yang berperan sebagai
konsumen primer dan adapula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau
konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi (Sri, 2001).
b. Phytobentos Merupakan tanaman milik bentos (Sri, 2001).
Sumber makanan utama untuk benthos adalah alga dan organik limpasan dari tanah.
Di perairan pantai dan tempat-tempat lain di mana cahaya mencapai bagian bawah,
hewan bentik seperti diatom yang mampu berfotosintesis dapat berkembang biak.
Adapun cara dari setiap benthos untuk memperoleh makanannya adalah sebagai
berikut :
1. Filter feeder (suspension feeder) adalah hewan
yang makan dengan menyaring padatan tersuspensi dan partikel makanan dari air,
biasanya dengan melewatkan air melalui struktur penyaringan khusus. Contohya
seperti spons dan bivalvia yang memiliki tubuh yang keras. Proses ini dapat
terjadi pada daerah yang berpasir.
2. Deposit feeders, adalah binatang atau hewan
yang mengkonsumsi sisa-sisa makanan pada substratum di bagian bawah air.
Seperti polychaetes yang memiliki permukaan tubuh yang lunak. Ikan, bintang
laut, siput, cumi, dan crustacea yang merupakan predator.
Spesies hewan
makrobentos berdasarkan kepekaannya terhadap pencemaran karena bahan organik,
yaitu kelompok intoleran, fakultatif dan toleran.
a. Organisme intoleran yaitu organisme yang dapat
tumbuh dan berkembang dalam kisaran kondisi lingkungan yang sempit dan jarang
dijumpai di perairan yang kaya organik. Organisme ini tidak dapat beradaptasi
bila kondisi perairan mengalami penurunan kualitas.
b. Organisme fakultatif yaitu organisme yang
dapat bertahan hidup pada kisaran kondisi lingkungan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan organisme intoleran.
Walaupun organisme ini dapat bertahan hidup di perairan yang banyak
bahan organik, namun tidak dapat mentolerir tekanan lingkungan.
c. Organisme toleran yaitu organisme yang dapat
tumbuh dan berkembang dalam kisaran kondisi lingkungan yang luas, yaitu
organisme yang sering dijumpai di perairan yang berkualitas jelek. Pada umumnya organisme tersebut tidak peka
terhadap berbagai tekanan lingkungan dan kelimpahannya dapat bertambah di
perairan yang tercemar oleh bahan organik.
Jumlah organisme intoleran, fakultatif, dan toleran dapat menunjukkan
derajat pencemaran (Ardi, 2002).
D.
Peranan Benthos
Benthos memiliki
peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Benthos berfungsi dalam proses
rantai makanan. Benthos merupakan bagian penting dari rantai makanan, terutama
untuk ikan. Banyak invertebrata memakan alga dan bakteri, yang berada di ujung
bawah rantai makanan. Beberapa dari invertebrata mengalami kerusakan dan
memakan daun serta bahan organik lainnya yang terdapat dalam air. Karena
kelimpahan mereka dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan
air, benthos memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi.
Invertebrata benthos yang sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan
nutrisi yang digunakan kembali oleh tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai
makanan (Ardi, 2002).
Benthos dapat
digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairan. Tidak seperti ikan,
benthos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu menghindar dari
efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh karena itu,
benthos dapat memberikan informasi mengenai kualitas air sungai dan kualitas
air danau. Siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang dilakukan oleh
ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan kualitas lingkungan.
Benthos merupakan grup yang sangat beragam hewan air, dan sejumlah besar
spesies memiliki berbagai tanggapan terhadap stres seperti polutan organik,
sedimen, dan toxicants. Bentik
makroinvertebrata banyak berumur panjang, yang memungkinkan deteksi peristiwa
masa lalu seperti pencemaran tumpahan pestisida dan ilegal dumping (Ardi,
2002).
No comments:
Post a Comment