Saturday, 6 April 2019

BIOLOGI LAUT KLASIFIAKSI ZOOPNATON DAN RESUME BENTOS


TUGAS BIOLOGI LAUT
KLASIFIAKSI ZOOPNATON DAN  RESUME BENTOS



Disusun Oleh :
Syahirul Alim
2017411019.P



Dosen Pembimbing :
Dr. Syaiful Edddy, M.Si




PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2017
A.  Pengertian Plankton
Plankton merupakan salah satu mikroorganisme yang hidup melayang didalam air, dimana kemampuan renangnya sangatlah terbatas dibandikan dengan mikroorganisme lainnya, yang menyebabkan mikroorganisme tersebut mudah hanyut oleh gerakan atau arus air. Plankton sebagai organisme yang tidak dapat menyebar melawan pergerakan massa air, yang meliputi fitoplankton (plankton nabati), zooplankton (plankton hewani) dan bakterioplankton (bakteri).
Plankton juga merukapan kelompok-kelompok organisme yang hanyut bebas dalam hidup di air laut dan daya renangnya sangat lemah dan terbatas, dari hal tersebut sehingga menyebabkan mikroorganisme ini sama sekali dengan mudah dikuasai oleh gerakan aliran arus air, hal ini berbeda dengan hewan laut lainnya yang demikian gerakan dan daya renangnya cukup kuat dan gesik untuk melawan arus laut. Plankton adalah suatu organisme yang terpenting dalam ekosistem laut karena merupakan sumber makanan pokok ikan dan predato lainnyan, kenapa dikatakan plankton karena merupakan organisme yang berukuran sangat kecil dimana hidupnya terombang-ambing oleh arus perairan laut
B.  Klasifikasi Plankton
1.    Berdasarkan Ukuran Menurut ukurannya, plankton dibagi ke dalam beberapa ukurann kelompok, yaitu makroplankton (lebih besar dari 1 mm), mikroplankton (0,06 mm – 1 mm) dan nanoplankton (kurang dari 0,06mm) meliputi berbagi jenis fitoplankton. Diperkirakan 70% dari semua fitoplankton di laut pada umumnya terdiri nanoplankton dan inilah yang mengakibatkan terdapatnya zooplankton sebagai konsumer primer bagi predator air laut
2.    Berdasarkan siklus hidupnya Berdasarkan siklus hidupnya, plankton terbagi kedalam dua bagian yaitu bagian holoplankton yang merupakan golongan organisme yang bersifat akuatik dimana seluruh dari daur hidupnya bersifat sebagai plankton, golongan organisme yang kedua yaitu meroplankton yang hanya sebahagiaan dari daur hidupnya bersifat plankton
3.    Berdasarkan keadaan biologis Berdasarkan keadaan biologisnya plankton dapat digolongkan sebagai berikut : (a) Fitoplankton yang berbentuk sebagai tumbuhan renik dan (b) Zooplankton yang memiliki bentuk seperti hewan-hewan yang pada dasarnya berbentuk seperti tumbuhan renik.
4.    Penggolongan Plankton Berdasarkan kelasnya yaitu sebagai berikut :
a.       Bacillariophyceae (Diatom) merupakan jenis ganggan yang berwarna kuning, dan ganggan ini juga disebut golden-brown algae karena kandungan pigmen warna kuning lebih banyak dari pada pigmen warna hijau sehingga perairan yang padat diatomnya akan terlihat agak coklat muda. Diatom merupakan salah satu anggota fitoplankton yang terbanyak diperairan air laut, terutama di laut terbuka dan ukurannya berkisar antara 0,01 – 1,00 mm. bentuk diatom ini dapat berupa sel tunggal atau rangkaian sel yang panjang. Setiap selnya dilindunggi oleh dinding dan berbentuk menyerupai kotak. Perkembangbiakan Bacillariophyceae ini dengan cara pembelahan sel secara sederhana yang biasa disebut dengan istilah (binari sel division). Pembelahaan ini yang mengakibatkan sebahagian sel berubah menjadi mengecil dan setelah terjadi beberapa kali membelah sel, dan kemudian sel akan mencapai ukuran yang sangat kecil. Apabila kedua sel kecil itu saling bertemu, maka mereka akan membuang sebagian dindingnya kemudian membentuk auxospora sehingga sel akan menjadi normal kembali. Jenis diatom ini pada umumnya yang biasa kita jumpai diperairan laut dalam antara lain yaitu : Chaetoceros sp, Rhizosolenia sp, Thalassiothrix sp, Bacteriastrum sp, sedangkan pada daerah perairan pantai atau tepi laut dan mulut sungai jenis yang biasanya banyak kita temukan seperti : Skeletonema sp dan Coscinodiscus sp.
b.      Chlorophyceae  adalah jenis ganggan yang berwana hijau biasa atau hijau carah pada umumnya terdapat di daerah perairan tertutup (eustuaria) dan sangat sedikit sekali terdapat di laut yang terbuka dan dalam. Chlorophyceae memiliki koloni yang sangat banyak di perairan yang sifatnya sangat tenang seperti danau dan tambak. Jenis dari Chlorophyceae ini ada yang memiliki flagel dan ada yang tidak, dan pada umumnya memiliki ukuran nano atau ultraplankton, contohnya seperti Chlorella yang berdiameter kurang lebih 0,005 mm.
c.       Cyanophyceae adalah jenis ganggan yang berwana hijau-biru yang pada umumnya terdapat di perairan tepi pantai dan perairan payau.Trichoesmium  adalah Salah satu jenis yang dapat hidup di perairan yang miskin akan zat hara seperti diperairan Laut Jawa dan Samudra Hindia. Chlorophyceae  adalah jenis ganggan yang bersel tunggal dengan ukuran hanya 0,001 m, dan cukup banyak tersebar luas diperairan laut serta diduga merupakan makanan zooplankton kecil. Selnya sangat lunak dan kaya akan pigmen phycoerytrin sehingga warnanya kemerahan.
d.      Dinophyceae merupakan kelas Plankton yang cukup unik dikarenakan memiliki sifat tumbuhan dan sifat hewan. Sifat tumbuhannya `dinoflagellata  dan ditandai dengan cara menyerap zat unsur hara yang merupakan sumber makanannya, sehingga digolongkan dalam kelompok ganggang, tetapi di sisi lain ia dapat memangsa biota lainnya. Dinoflagellata memperbanyak diri dengan cara pembelahan biasa. Dinophyceae juga melakukan Reproduksi secara seksual juga yang terjadi pada beberapa jenis dinoflagellata. Generasai yang biasa kita jumpai di laut, antara lain : Noctiluca, Ceratium, Peridium, dan Dinophysis.
Fitoplankton
1.      Anabaena sp.
Klasifikasi
Kingdom            : Bacteria
Phylum               : Cyanophyta
Class                  : Cyanophyceae
Ordo                  : Oscillatoriales
Family                : Nostocaceae
Genus                 : Anabaena
Spesies               : Anabaena sp.
Habitat : Perairan Tawar, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik : Sel Anabaena berukuran 6-10 μm (Mizuno, 1969: 118). Anabaena memiliki sel khusus heterosista, yaitu sel yang berukuran lebih besar dari sel biasa yang berperan dalam penambatan nitrogen dari udara, sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman dan seringkali bersimbiosis dengan Pakis Haji (Cycas rumphii) dan paku air (Azolla pinnata) (Tjitrosoepomo, 2005: 26-27). Sel-sel Anabaena sp. berbentuk seperti manik-manik yang tersusun dalam filamen yang lurus, bengkok, atau hampir menggulung.
2. Merismopdedia sp.
Klasifikasi
Kingdom         : Bacteria
Phylum            : Cyanophyta
Class                : Cyanophyceae
Ordo                : Chroococales
Family             : Chroococaceae
Genus              : Merismopedia
Spesies             : Merismopdedia sp.
Habitat : Perairan Tawar dan laut Biasanya ditemukan pada ketinggian 0 sampai 61 meter (0 sampai 200 kaki) , Situ Cikedal, Pandeglang Banten


Karakteristik : Sel-sel Merismopedia berbentuk bulat atau elips dan memiliki panjang 3-6 μm dan lebar 4,5 μm. Sel tersebut umumnya ditemukan dalam bentuk colonial- coenobic, yaitu koloni dengan bentuk organisasi sel yang teratur (John et all.,2002: 613). Koloni berbentuk persegi atau persegi panjang yang terdiri dari selapis sel berwarna hiaju biru pucat, tersusun rapat dalam barisan dan diselimuti oleh matriks berlendir.
3. Oscillatoria sp.
Klasifikasi
Kingdom       : Bacteria
Phylum          : Cyanophyta
Class              : Cyanophyceae
Ordo              : Oscillatoriales
Family           : Oscillatoriaceae
Genus            : Oscillatoria
Spesies          : Oscillatoria sp.
Habitat : Perairan Tawar, Payau dan Laut, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik : Oscillatoria berbentuk filamen tak bercabang yang terdiri atas sel-sel pipih. Lebar sel dapat mencapai 6,8 μm (Wehr & Sheat, 2003: 155). Filamen ada yang terlihat berwarna hijau, biru-hijau, ungu, atau merah dan tidak memiliki heterosista. Filamen tersebut dapat bergerak dengan cara meluncur lambat.
4. Bulbochaete sp.
Klasifikasi
Regnum                : Plantae
Divisio                  : Chlorophyta
Class                     : Chlorophyceae
Ordo                     : Oedogenales
Family                  : Oedogoniaceae
Genus                   : Bulbochaete
Spesies                  : Bulbochaete sp.
Habitat : Perairan Tawar, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik : Bulbochaete berbentuk filamen bercabang, terdiri dari sel-sel yang panjang dengan lebar sel berkisar 10- 40 μm. Setiap sel memiliki kloroplas berbentuk seperti jaring (Pantecost, 1984: 189). Sebagian besar sel membengkak pada bagian dasar dan beberapa bagian ujungnya dilengkapi dengan stuktur seperti rambut.
5. Chlamydomonas sp.
Klasifikasi
Regnum                  : Plantae
Divisio                    : Chlorophyta
Class                       : Chlorophyceae
Ordo                       : Volvocales
Family                     : Chlamydomonadaceae
Genus                      : Chlamydomonas
Spesies                    : Chlamydomonas sp.
Habitat : Perairan Tawar dan laut, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik : Chlamydomonas sp. berbentuk bulat telur dengan panjang 10-15 μm dan lebar sel 8-14 μm. Sel memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, 1– 2 vakuola kontraktil, 1 nukleus serta kloroplas (Pantecost, 1984: 138). Sel dapat bergerak cepat dan memiliki stigma (bintik mata) yang terlihat jelas.

6. Closterium lanceolatum
Klasifikasi
Regnum                  : Plantae
Divisio                    : Charophyta
Class                       : Charophyceae
Ordo                       : Zygnemetales
Family                     : Desmidiaceae
Genus                      : Closterium
Spesies                    : Closterium lanceolatum
Habitat : Perairan Tawar dan Payau, Situ Cikedal, Pandeglang Banten
Karakteristik : Sel berbentuk lanset, yaitu berbentuk seperti mata tobak dan tidak berlekuk. Panjang sel 145-260 μm dan lebar 30-32 μm. Bentuk tepi ventral lurus dan tepi dorsal melengkung serta membengkak pada bagian tengah, sedangkan bentuk (apeks) ujung runcing (Rai & Misra. 2008: 47). Pada kloroplasnya terdapat garis longitudinal (ridge) berjumlah 4-5 dan terdapat 6-8 pirenoid.
Zooplakton
1.      Acanthocyclops robustus
Klasifikasi
Kingdom             : Animalia
Phylum                : Arthropoda
Class                    : Maxillopoda
Ordo                    : Cyclopoida
Family                 : Cyclopidae
Genus                  : Acanthocyclops
Spesies                : Acanthocyclops robustus
Habitat        :  Biasanya ditemukan pada ketinggian 0-516 meter (0 sampai 1.693 kaki). Dalam danau yang sangat produktif, A. robustus lebih berhasil di zona litoral dari zona pelagik . A. robustus lebih memilih lapisan lumpur dari zona litoral selama tahap-tahap istirahat . A. robustus mentolerir perairan payau dari muara.
Karakteristik     :  Prosome lebih besar dari urosome, antena Pertama memiliki 17 atau lebih segmen, membran Hyaline tidak ada, Edge of antennules halus dan tanpa membran ekstra memanjang dari antennule, Tidak ada tonjolan pada rami, setae Lateral dimasukkan ¾ sampai akhir rami.
2.      Bythotrephes cederstroemi
Klasifikasi
Kingdom             : Animalia
Phylum                : Arthropoda
Class                    : Branchiopoda
Ordo                    : Diplostraca
Family                 : Cercopagididae
Genus                  : Bythotrephes
Spesies                : Bythotrephes cederstroemi
Habitat        :  Bythotrephes adalah invasif di Amerika Utara dan asli utara Eropa dan Asia. Ini tak sengaja diperkenalkan ke dalam Danau Besar Amerika Serikat pada tahun 1982 dan telah menyebar ke danau yang lebih kecil di wilayah Great Lakes.
Karakteristik     :  Tubuh dan kaki tidak tertutup kerang karapas,   ekor embel (ekor tulang belakang) sangat panjang dengan barbs dipasangkan beberapa, Panjang tubuhnya berkisar 1,5-5 mm plus tulang belakang mm ekor tambahan 5-7,
3.      Ceriodaphnia dubia
Klasifikasi
Kingdom             : Animalia
Phylum                : Arthropoda
Class                    : Branchiopoda
OrdO                   : Diplostraca
Family                 : Daphniidae
Genus                  : Ceriodaphnia
Spesies                : Ceriodaphnia dubia
Habitat        :  Biasanya ditemukan pada ketinggian 0 sampai 747 meter (0 sampai 2.451 kaki). di daerah sirkumpolar . Ditemukan di perairan payau danau dan kolam batu kecil.
Karakteristik     :  Tidak ada rostrum,  Kepala kecil dan tertekan, Terdapat Serviks sinus, Cakar Postabdominal dengan pecten pusat: dua morphotypes pecten telah ditemukan di C. dubia . Sebuah pecten baik morph yang terdiri dari 18-24 gigi sempit dengan sisi hampir paralel dan morph pecten jarang bergigi yang memiliki 7-14 gigi ovately meruncing dekat ditetapkan. Para pecten pada morph baik dapat dibedakan pada kekuatan magnifcation kurang dari 400x.


C.  Benthos
Benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Benthos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan benthos (Mulyadi, 1999).
Benthos adalah organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh benthos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Sebuah penelitian menjelasakan bahwa bentos yang hidup di daerah estuari memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan ikan di daerah tersebut, karena ikan-ikan muda mengkonsumsi organisme benthos di zona pasang surut. Kehidupan benthos di dasar perairan sudah teradaptasi sedemikian rupa walaupun tekanan lingkungan alamiah sudah cukup menghalangi untuk kehidupan organisme lain (Hendrasarie, 2001).
Pada umumnya aktivitas manusia yang mempengaruhi ekosistem sungai meliputi kegiatan pertanian, perkebunan, pemukiman, industri, dan lain sebagainya, secara langsung atau tidak langsung atau limbah pertanian, pemukiman dan industri yang masuk ke sungai dapat mengakibatkan perubahan terhadap sifat fisika, kimia maupun sifat biologi sungai yang akan berpengaruh terhadap organism, salah satunya adalah benthos (Wargadinata, 1995)
Hewan benthos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Klasifikasi benthos dibedakan berdasarkan ukuran, tempat hidupnya, jenis, cara memperoleh makanan, dan kepekaannya terhadap bahan pencemar organik (Odum, 1993).
Klasifikasi benthos menurut ukurannya:
a.    Mikrofauna Hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Contohnya bakteri, diatom, ciliata, amoeba, dan flagellata.
b.    Meiofauna Merupakan benthos yang mempunyai ukuran antara 0,1 mm sampai 1,0 mm. Contohnya nematoda, cepepoda, dan foraminifera.
c.    Makrofauna Merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih dari 1 mm (0,04 inch). Contohnya cacing, annelida, molusca, sponge, dan crustacea (Ardi, 2002).
Klasifikasi benthos berdasarkan tempat hidupnya:
a.       Epifauna adalah hewan yang hidupnya di atas permukaan dasar lautan. Contohnya, kepiting, siput laut, dan bintang laut.
b.      Infauna  adalah hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar lautan. Contohnya cacing, tiram, macoma, dan remis (Nybakken, 1997).
Klasifikasi benthos berdasarkan jenisnya:
a.       Zoobenthos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan, serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan. Zoobenthos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Berbagai jenis zoobenthos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobenthos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar (bottom feeder) (Pennak, 1978).    Fauna bentik terdiri dari lima kelompok, yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson kecil seperti Sipunculidae (owak-owak), Pogonophora dan lan-lain. Berbagai jenis zoobenthos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan adapula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi (Sri, 2001).
b.      Phytobentos  Merupakan tanaman milik bentos (Sri, 2001). Sumber makanan utama untuk benthos adalah alga dan organik limpasan dari tanah. Di perairan pantai dan tempat-tempat lain di mana cahaya mencapai bagian bawah, hewan bentik seperti diatom yang mampu berfotosintesis dapat berkembang biak. Adapun cara dari setiap benthos untuk memperoleh makanannya adalah sebagai berikut :
1.      Filter feeder (suspension feeder) adalah hewan yang makan dengan menyaring padatan tersuspensi dan partikel makanan dari air, biasanya dengan melewatkan air melalui struktur penyaringan khusus. Contohya seperti spons dan bivalvia yang memiliki tubuh yang keras. Proses ini dapat terjadi pada daerah yang berpasir.
2.      Deposit feeders, adalah binatang atau hewan yang mengkonsumsi sisa-sisa makanan pada substratum di bagian bawah air. Seperti polychaetes yang memiliki permukaan tubuh yang lunak. Ikan, bintang laut, siput, cumi, dan crustacea yang merupakan predator.
Spesies hewan makrobentos berdasarkan kepekaannya terhadap pencemaran karena bahan organik, yaitu kelompok intoleran, fakultatif dan toleran.
a.    Organisme intoleran yaitu organisme yang dapat tumbuh dan berkembang dalam kisaran kondisi lingkungan yang sempit dan jarang dijumpai di perairan yang kaya organik. Organisme ini tidak dapat beradaptasi bila kondisi perairan mengalami penurunan kualitas.
b.    Organisme fakultatif yaitu organisme yang dapat bertahan hidup pada kisaran kondisi lingkungan yang lebih besar bila dibandingkan dengan organisme intoleran.  Walaupun organisme ini dapat bertahan hidup di perairan yang banyak bahan organik, namun tidak dapat mentolerir tekanan lingkungan.
c.    Organisme toleran yaitu organisme yang dapat tumbuh dan berkembang dalam kisaran kondisi lingkungan yang luas, yaitu organisme yang sering dijumpai di perairan yang berkualitas jelek.  Pada umumnya organisme tersebut tidak peka terhadap berbagai tekanan lingkungan dan kelimpahannya dapat bertambah di perairan yang tercemar oleh bahan organik.  Jumlah organisme intoleran, fakultatif, dan toleran dapat menunjukkan derajat pencemaran (Ardi, 2002).
D.      Peranan Benthos
Benthos memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Benthos berfungsi dalam proses rantai makanan. Benthos merupakan bagian penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan. Banyak invertebrata memakan alga dan bakteri, yang berada di ujung bawah rantai makanan. Beberapa dari invertebrata mengalami kerusakan dan memakan daun serta bahan organik lainnya yang terdapat dalam air. Karena kelimpahan mereka dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan air, benthos memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata benthos yang sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang digunakan kembali oleh tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai makanan (Ardi, 2002).
Benthos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairan. Tidak seperti ikan, benthos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu menghindar dari efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh karena itu, benthos dapat memberikan informasi mengenai kualitas air sungai dan kualitas air danau. Siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang dilakukan oleh ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan kualitas lingkungan. Benthos merupakan grup yang sangat beragam hewan air, dan sejumlah besar spesies memiliki berbagai tanggapan terhadap stres seperti polutan organik, sedimen, dan toxicants.  Bentik makroinvertebrata banyak berumur panjang, yang memungkinkan deteksi peristiwa masa lalu seperti pencemaran tumpahan pestisida dan ilegal dumping (Ardi, 2002).


No comments:

Post a Comment

LAPORAN PRAKTIKUM II PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG DAN APERTURA PADA BIJI

LAPORAN PRAKTIKUM II PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG DAN   APERTURA PADA BIJI Oleh : Dimas Lukito Agung   (1522220029) ...