LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN
PENGENALAN ALAT

Disusun Oleh :
Syahirul Alim
2017411019.P
Dosen Pembimbing :
Dr. Syaiful Edddy, M.Si
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2017
BAB
I
PENGENALAN
ALAT
A. Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Ekologi adalah ilmu
tentang hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, makhluk hidup dengan makhluk hidup lain, dan lingkungan dengan
lingkungan lain. Unit utama ekologi adalah ekosistem. Ekosistem merupakan
bagian dari lingkungan, ekosistem memiliki komponen-komponen tertentu yang
memiliki fungsi oleh karena itu disebut sebagai suatu system. Komponen-komponen
tersebut antara lain abiotik, biotik, fisika, kimiawi, dan sebagainya. Contoh
faktor biotik adalah makhluk hidup baik itu manusia, hewan, ataupun tumbuhan.
Contoh faktor abiotik yaitu suhu, kelembaban, iklim, curah hujan, dan
sebagainya. Beberapa contoh faktor abiotik tersebut adalah sesuatu yang harus
diukur oleh karena itu diperlukan alat-alat khusus yang tepat untuk mengukur
faktor-faktor abiotik. Untuk itu penting bahwa kita harus mengenal dan
mengetahui anam alat serta spesifikasi alat tersebut. Bukan hanya itu saja kita
pun harus memahami bagaimana cara kerja alat tersebut dan apa prinsip kerjanya.
Ekologi merupakan
ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya (hubungan
timbal balik). Kehidupan organisme yang ada pada wilayah atau habitat tertentu
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan abiotik maupun biotik. Faktor
lingkungan tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap organisme dalam
proses perkembangannya. Apabila terjadi gangguan terhadap lingkungan maka
secara langsung akan berdampak pada populasi dari organisme tersebut (Odum,
1971).
Lingkungan yang baik
pada sebuah habitat akan menjamin keberlangsungan hidup suatu individu. Tidak
ada organisme yang mampu berdiri sendiri tanpa dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang ada dan harus ada kondisi lingkungan yang ada tertentu yang
berperan terhadapnya dan menentukan kondisi hidupnya. Lingkungan merupakan
kompleks dari berbagai faktor yang saling berinteraksi satu sama lainnya, tidak
hanya antara faktor biotik dan abiotik, akan tetapi antara biotik itu sendiri
dan juga antara abiotik dengan abiotik (Campbell, Reece and Mitchel, 2004).
Alat-alat yang biasa
digunakan dalam praktikum ekologi dalam hal pengukuran data antara lain: alat
pengukur suhu, kelembapan, pH, DO,salinitas, ketinggian, kemiringan tempat,
pengukur kecepatan angin, alat pengukur jarak, tinggi, diameter (penggaris,
meteran, jangka sorong), selainitu ada pula alat pengukur volume, massa jenis,
pengukur berat, pengukur intensitas cahaya, pengukur kecepatan arus air,
pengukur kecerahan air dan pengukur kecepatan. Alat-alat sampling yang biasa
digunakan ketikamelakukan sampling antara lain: jaring plankton, botol sampler,
soil sampler, insect trap, dan lain sebagainya. Ada pula alat yang digunakan
untuk memperoleh data di lapangan yaitu kaca pembesar, kompas dan GPS
(Global Positioning System).
2.
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pengelan alat ekolgi
peraiaran yaitu Untuk mengetahui berbagai macam alat yang ada di laboratorium beserta fungsi
dan cara kerjanya.
B.
Tinjauan
Pustaka
1. Termometer
Termometer berfungsi
untuk mengukur suhu suatu larutan . Termometer
bukan hanya untuk mengukur suhu larutan saja, tapi termometer juga bisa
digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia apakah kita demam atau tidak. Termometer juga digunakan untuk mengetahui suhu kamar,
untuk mengetahui berapa suhu oven untuk memasak dan sebagainya. Termometer
klinis digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Ada dua macam termometer
klinis, yaitu termometer klinis analog dan termometer klinis digital. Hasil
pengukuran termometer analog ditunjukkan dengan angka-angka skala yang tercetak
di samping permukaan raksa dalam pipa kapiler.
Pengukuran
temperatur dapat dilakukan secara kuantitaif dan kualitatif. Pengukuran
kauntitatif dinyatakan dalam satuan kalori, yaitu gram kalori atau kilogram
kalori sedangkan pengukuran kualitatif dinyatak dalam derajat celcius,
fahrenheit, reamur, atau kelvin. Pengukuran bisa dilakukan dengan termometer.
Prinsip kerjanya berdasarkan pemuaian dan penerutan suatu zat padat atau cair
akibat pemanasan dan pendinginan (Wirakusumah, 2003).
- Salinomometer
Salinometer
merupakan alat untuk mengukur salinitas (kadar garam yang terkandung didalam
air). Sama halnya dengan refraktometer sebelum penggunaan alat pastikan
terlebih dahulu bahwa alat sudah dikaliberasikan (dinolkan).
- Soil Tester
Soil tester adalah
alat untuk mengukur pH dan kelembapan tanah. Cara pemakaiannya adalah
menancapkan ujung alat ke tanah yang ingin diukur, kemudian tekan tombol dengan
lama untuk mengukur pH tanah dan dengan tidak menekan tombol untuk mengukur
kelembapan tanah. Liat penunjuk pada soil tester. Nilai yang di atas
menunjukkan nilai pH tanah 3-8 dan nilai yang di bawah menunjukkan nilai
kelembapan tanah dalam satuan (x 10%)
- Sechi Disk
Kegunaan untuk
mengukur kecerahan air atau sejauh mana cahaya masuk dalam air dengan satuan
meter
- Water Sample
Deep Water Sampel,
berbentuk tabung transparan untuk dipergunakan secara vertikal, mekanisme
kerjanya, sebuah kait akan menahan tabung tetap terpisah dari tutup atas dan
tutup bawahnya. Kait tersebut terhubung pada tali yang mempunyai penanda dalam
meter. Masukkan alat tersebut dengan kait terpasang kedalam badan air yang akan
diambil sampelnya. Air akan masuk ke dalam tabung dan keluar lewat bagian atas,
terus berganti selama tabung bergerak menuju kedalaman tertentu. Setelah
kedalaman yang diinginkan tercapai, jatuhkan beban yang terpasang pada tali.
Beban akan menghantam kait, dan tutup atas dan tutup bawah tabung akan berberak
mengunci tabung sehingga air yang di dalam tabung tidak akan bertukar lagi.
Naikkan tabung dengan menyeret talunya ke atas. Praktis dan sederhana, dan
sampel air dijamin tidak akan terkontaminasi oleh air lainnya pada kedalaman
yang berbeda.
- Jaring Plankton
Fungsi dari Jaring
Plankton ini adalah untuk menangkap plankton, yaitu sejenis organisme yang
menempel di perairan. Semua jaring plankton berbentuk kerucut, dengan mulut
rasio panjang 1:03-1:05. Jaring kecil (lima sampai delapan inci dan diameter
15-20 inci panjang) cocok untuk amatir.
Cara Kerja Jaring Plankton:
Mulut dipegang terbuka dengan mulut jaring diatasnya, lalu di masukkan kedalam
air agar semua air beserta plankton ikut terbawakedalam jaring ,air disaring
pada jaringnya lalu kerucut dibawah jaring untuk menangkap plankton yang
terjerat.
- GPS
Prinsip penentuan
posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran
jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui
koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang
harus ditentukan 3 parameter koordinat
X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam
osilator di satelit dengan jam di receiver GPS.
Oleh karena
diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit. Beberapa kemampuan
GPS antara lain dapat memberikan
informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah,
dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa
GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam
beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari
GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk
ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya.
Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu
metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode
pengolahan datanya.
Ada 3 macam tipe
alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian (posisi) yang
berbeda-beda. Tipe Navigasi (Handheld, Handy GPS). Tipe nagivasi harganya cukup
murah, sekitar 1 – 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan saat
ini baru dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Tipe geodetik single frekuensi (tipe
pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan pemetaan yang membutuhkan
ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter. Tipe
Geodetik dual frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai
milimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti
pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup mahal,
mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya.
GPS memancarkan dua
sinyal yaitu frekuensi L1 (1575.42 MHz)
dan L2 (1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random
yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya
membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima
(receiver GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat
fitur ”Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya
dikenal sebagai kode P (Y) atau kode Y.
- Pengertian DO, BOD dan COD
Kehidupan
mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak terlepas dari
kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak berbeda dengan manusia dan
mahluk hidup lainnya yang ada di darat yang juga memerlukan oksigen dari udara
agar tetap dapat bertahan hidup, karena air yang tidak mengandung oksigen tidak
dapat memberikan kehidupan bagi mikroorganisme, ikan dan hewan air lainnya.
Untuk memenuhi
kehidupannya, manusia tidak hanya tergantung pada makanan yang berasal dari
daratan saja (beras, gandum, sayuran, buah dan daging), akan tetapi juga
tergantung pada makanan yang berasal dari air (ikan, kerang, cumi-cumi dan
rumput laut). Tanaman yang ada di dalam air, dengan bantuan sinar matahari
melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen dimana oksigen yang dihasilkan
dari akan larut di dalam air. Selain itu, oksigen yang ada di udara dapat masuk
pula ke dalam air melalui proses difusi yang secara lambat menembus permukaan
air. Konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air tergantung pada tingkat
kejenuhan air itu sendiri, kejenuhan air dapat disebabkan oleh koloidal yang melayang
di dalam air oleh jumlah larutan limbah yang terlarut di dalam air, selain itu
suhu air dan tekanan udara juga dapat mempengaruhi konsentrasi oksigen yang
terlarut di dalam air dikarenakan tekanan udara mempengaruhi kecepatan difusi
oksigen dari udara ke dalam air (Rezki. 2010).
Kemajuan industri
dan teknologi seringkali berdampak pula terhadap keadaan air lingkungan, baik
air sungai, air laut, air danau maupun air tanah. Dampak ini disebabkan oleh
adanya pencemaran air yang disebabkan oleh berbagai faktor. Pada umumnya air
lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah, hal
dikarenakan oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme
untuk memecah/ mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang
mudah menguap (yang ditandai dengan bau busuk). Pada umumnya air lingkungan
yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah. Hal itu karena oksigen
yang terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk
memecah/mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah
menguap (yang ditandai dengan bau busuk). Selain dari itu, bahan buangan
organik juga dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air organik
yang ada di dalam air, makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di
dalamnya. Bahan buangan organik biasanya berasal dari industri kertas, industri
penyamakan kulit, industri pengolahan bahan makanan (seperti industri
pemotongan daging, industri pengalengan ikan, industri pembekuan udang,
industri roti, industri susu, industri keju dan mentega), bahan buangan limbah
rumah tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia
dan lain sebagainya (Habib. 2011).
Oksigen terlarut (
DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal darifotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangatberperan
dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Oksigenterlarut
(dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan
kebutuhanoksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam
analisiskualitas air (Ficca. 2009).
Dengan melihat
kandungan oksigen yang terlarut di dalam air dapat ditentukan seberapa jauh
tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi. Dapat diketahui dengan
menggunakan uji COD dan BOD. BOD singkatan dari Biochemical Oxygen Demand, atau
kebutuhan oksigen biologi untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan didalam
air limbah oleh mikroorganisme. Dalam hal ini bungan organik akan dioksidasi
oleh mikroorganisme didalam air limbah, proses ini adalah alamiah yang mudah
terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup. Sedangkan COD
(Chemical Oxygen Demand) atau oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap
bahan buangan didalam air, dalam hal ini bahan buangan organik akan dioksidasi
oleh bahan kimia yang digunakan sebagai sumber oksigen oxidizing agent (Habib.
2011).
- Prinsip Pemeriksaan BOD dan COD
COD (Chemical Oxygen
Demand = Kebutuhan Oksigen Kimia) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat-zat organic yang ada dalam sampel air, dimana
pengoksidasi K2 Cr2 O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent).
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara
alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut dalam air (Habib, 2011).
Oksidi-reduktometri
merupakan salah satu macam titrasi. Oksidi-reduktometri adalah metode
titrimetri berdasarkan reaksi reduksi dan oksidasi dari titran dan titrat.
Oksidi-reduktometri digunakan untuk analisis logam dalam suatu persenyawaan dan
analisis senyawa organik. Oksidimetri adalah teknik titrasi yang menggunakan
titran sebagai suatu oksidator. Salah satu teknik ini adalah permanganometri.
Pada metode ini, titran yang digunakan adalah ion permanganat, khususnya dalam
bentuk garam kalium permanganat. Ion permanganat bertindak sebagai oksidator
dengan hasilreaksi berupa ion Mn 2+ (Rezki, 2010).
Biological Oxygen
Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) adalah suatu analisa empiris
yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang
benar-benar terjadi di dalam air Sedangkan angka BOD adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat
organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam
air. Melalui kedua cara tersebut dapat
ditentukan tingkat pencemaran air lingkungan (Habib, 2011).
Pada titrasi
iodometri, analit yang dipakai adalah oksidator yang dapat bereaksi dengan I-
(iodide) untuk menghasilkan iod, iod yang terbentuk secara kuantitatif dapat
dititrasi dengan larutan tiosulfat. Dari pengertian diatas maka titrasi
iodometri adalah dapat dikategorikan sebagai titrasi kembali. Metode titrasi
iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi
dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung
(kadang-kadang dinamakan iodometr i), adalah berkenaan dengan titrasi dari iod
yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Dinda, 2010).
Perbedaan dari kedua
cara uji oksigen terlarut di dalam air secara garis besar yaitu chemical oxygen
demand adalah kapasitas air untuk menggunakan oksigen selama peruraian senyawa
organik terlarut dan mengoksidasi senyawa anorganik seperti amonia dan nitrit. Sedangkan
biological (biochemical) oxygen demand adalah kuantitas oksigen yang diperlukan
oleh mikroorganisme aerob dalam menguraikan senyawa organik terlarut. Jika BOD
suatu air tinggi maka dissolved oxygen (DO) menurun karena oksigen yang
terlarut tersebut digunakan oleh bakteri.
Selain itu kemampuan
air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam
air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter
lain seperti BOD dan COD. Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam
menguraikan komponen-komponen kimia menjadi komponen yang lebih sederhana.
Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida dengan zat pencemar seperti komponen
organik sehinggazat pencemar tersebut tidak membahayakan. Oksigen juga
diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob serta anaerob, dalam
proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin
giat dalam menguraikan kandungan dalam air (Rizki, 2010).
Untuk mengetahui
kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa
parameter kimia seperti aksigen terlarut (DO). Semakin banyak jumlah DO
(dissolved oxygen ) maka kualitas air semakin baik. Jika kadar oksigen terlarut
yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi
anaerobik yang mungkin saja terjadi. Satuan DO dinyatakan dalam persentase
saturasi.Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk
oksidasibahan ± bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama
oksigen. dalam suatu perairan berasal
dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasilfotosintesis organisme yang hidup
dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).
C.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Hasil
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1
|
Termometer
|
|
Untuk Mengukur suhu
atau perubahan suhu
|
2
|
GPS ( Global Plastion
system )
|
|
Untuk Menetukan
Letak, kecepatan, arah, dan Waktu
|
3
|
Soil Tester
|
|
Utuk Mengukur pH dan
kelembapan tanah
|
4
|
pH Meter
|
|
Untuk Mengukur pH (
kadar keasaman atau Basa) suatu cairan
|
5
|
DO Meter
( Dissolve Oxygen)
|
|
Untuk Mengkur kadar
Oksigen terlarut
|
6
|
COD Meter
|
|
Untuk Mengukur Jumlah
Oksigen yang dibutuhkan untuk Memgoksidasi bahan organik yang terdapat dalam
air
|
7
|
BOD Meter
|
|
Untuk Mengkur jumlah Oksigen digunakan Oleh populasi Mikroba yang
terkandung dalam perairan
|
8
|
Solt Meter
|
|
Untuk Mengukur
salinitas atau kadar garam dalam air
|
9
|
TTS
|
|
Untuk Mengukur
padatan yang tersupensi dalam air
|
10
|
Secchi Disk
|
|
Untuk Mengukur
tingkat Kekeruhan ahir
|
11
|
Mikroskop
|
|
Untuk Menlihat dan
mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil.
|
12
|
Planton Net
|
|
untuk menangkap plankton
|
13
|
Water Sampel
|
|
Untuk pengambilan sample di perairan Alat dimasukan kedalam air
|
2.
Pembahasan
Dari praktikum yang
dilakukan untuk pengenalan alat pengukuran suhu udara yaitu dengan menggunakan
suhu udara. Alat ini berbentuk batangan yang memiliki skala pengukuran dalam
satuan calvin atau fahreinhait. Termometer yang sebaiknya digunakan pada
penelitian adalah Termometer maksimum-minimum.
Pengecekkan data dapat dilakukan minimal sekali sehari. Menurut Setiadi (1989),
Termometer raksa tidak bisa digunakan untuk penelitian karena hanya dapat
digunakan pada suatu waktu saja, selain itu termometer raksa membutuhkan biaya
yang cukup besar resta perawatan alat yang rutin.
Menurut Handayanto
dan Hiriah (2009), untuk mengukur suhu tanah
dipergunakan alat weksler. Termometer pada alat ini disimpan dalam tabung kayu
yang ujungnya berupa logam meruncing. Antara logam dengan termometer terdapat
serbuk logam yang menutupi ujung termometer dan terdapat pada bagian atas logam
meruncing tadi. Panas dari tanah akan mempengaruhi logam dan kemudian akan
diinduksikan ke serbuk logam.
Prinsip Kerja Jaring
Plankton
Semua jaring plankton berbentuk kerucut,
dengan mulut rasio panjang 1:03-1:05. Jaring kecil (lima sampai delapan inci
dan diameter 15-20 inci panjang) cocok untuk amatir.
Cara Kerja Jaring Plankton
Mulut dipegang terbuka dengan sebuah cincin
melingkar kaku, dan ditarik melalui air pada satu baris yang berakhir pada
‘tali kekang’ sepotong tiga-mana melekat pada cincin mulut. Jaring selalu
terbuat dari ‘Nitex “(merek dagang terdaftar). Ini jaring nilon diobati
sehingga bukaan mesh persegi dimensi yang dikenal tetap konstan apapun yang
Anda lakukan dengan bersih. Ujung runcing bersih telah mengumpulkan botol PVC (atau ‘ember’) yang
mudah dilepas – ini adalah di mana hewan ditangkap berakhir.
Fungsi Jaring Plankton dari Jaring Plankton
ini adalah untuk menangkap bethos, yaitu sejenis organisme yang menempel di
perairan.
Berdasarkan data pengamatan
setiap alat-alat ekologi memiliki fungsi dan operasi kerja yang berbeda.
Pengenalan alat sangat penting dilakukan hal ini dalam pengumpulan data banyak
melibatkan pengukuran dalam Ekologi. Pengukuran cuplikan tersebut biasanya
melibatkan alat-alat tertentu. Supaya alat yang kita gunakan dapat mengukur
dengan benar, sehingga diperoleh data yang representative, maka alat yang
digunakan harus dikenali dan diketahui prosedur operasinya. Alat - alat yang
digunakan dalam ekologi mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda.
Oleh karena itu perlu adanya pengenalan
alat-alat yang meliputi fungsi atau kegunaan alat, cara pemakaian dan prinsip
kerja. Sehingga ketika praktikum di lapangan mahasiswa mampu menggunakan
alat-alat dengan benar dan tepat. Kesesuaian dan cara pemakaian alat akan
sangat berpengaruh pada data yang diambil (Wirakusumah, 2003).
Prosedur operasional
dari alat-alat yang digunakanan sesungguhnya bisa kita pelajari secara manual
yang selalu disertakan dalam alat tersebut. Dengan mempelajari manual tersebut,
diharapkan data yang diperoleh bisa lebih akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan sehingga mencerminkan kondisi yang
akurat sebagai sebuah karya ilmiah yang semestinya.
D.
Kesimpulan
Pengetahuan tentang
alat - alat laboratorium ekologi perlu dipelajari oleh setiap mahasiswa atau
praktikan agar dapat menggunakan alat dengan baik sesuai dengan fungsi dan cara
kerja alat ketika alat tersebut dibutuhkan. Alat dan bahan yang digunakan dalam
kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan
karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan
dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat
dan bahan, serta terjadinya kecelakaan kerja. Cara memperlakukan alat dan bahan
di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran
kegiatan.Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti:
a.
Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan.
b.
Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
c.
Menjaga kebersihan alat
d.
Menyimpan alat
Bila hal-hal di atas tersebut sudah
dapat kita lakukan diharapkan praktikum ekologi yang berlangsung dapat berjalan
dengan baik karena kedisiplinan para praktikan dalam menggunakan alat.
.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A. J. B Reece and L.G Mitchel. 2004. Biologi. Erlangga.
Jakarta.
Habib. 2011. OksigenTerlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen
Biologi
(BOD.http://biarkanakumenulis.blogspot.com/2009/10/oksigen-terlarut-do-dan
-kebutuhan.html. Diakses tanggal 18/01/20114 pukul 08.00 WIB
Michael, P. 1990. Ekologi Untuk Penyediaan
Lahan dan Laboratorium. Jakarta Press.Universitas Indonesia
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B. Saunder Com. Phildelphia 125
Setiadi, D. 1989. Dasar-Dasar Ekologi. IPB Press. Bogor
Salmin. 2000. Kebutuhan Oksigen Telarit (DO).
Didownload dari http://annisanfushie.wordpress.com.kebutuhan-oksigen-terlarut-2000-(DO).
Dikases 21 Oktober 2011
Wirakusumah, Sambas.
2003. Dasar - Dasar Ekologi. Jakarta: UI Press.
No comments:
Post a Comment